Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Sabtu, 28 Oktober 2023

Tuhan adalah Gembalaku

1 Petrus 1:13-16

Kekudusan dan Kasih Persaudaraan


Firman Tuhan mengajarkan kita untuk bersukacita dalam pengharapan, bersabar dalam kesesakan dan bertekun dalam doa.


Bagaimana kita sebagai orang Kristen memandang penderitaan dalam hidup kita? Ada orang mengajarkan bahwa orang Kristen akan diluputkan dari penderitaan.


Mereka yang mengajarkan seperti itu, tidak begitu mau mengajarkan teologis salib dan mengatakan, “Masakan orang Kristen selalu berteologi salib?”


Namun, Tuhan Yesus mengajarkan kita, jikalau kita mau mengikut Dia, kita harus menyangkal diri dan memikul salib setiap hari, dan mengikut Dia.


Apakah dengan demikian orang-orang Kristen itu mencari-cari penderitaan? Apakah orang-orang Kristen disuruh suka akan penderitaan? Tidak demikian.


Memikul salib artinya rela membayar harga. Bukankah di dalam segala hal, seseorang itu harus sedia membayar harga?


Jika tidak, ia tidak siap di dalam apa yang sedang ia jalani. Tuhan Yesus mengajarkan kita, bahwa mengikut Dia ada harga yang harus dibayar, salah satunya harga itu adalah penderitaan.


1 Petrus 1:13-16


13 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.


14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,


15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,


16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.


Nasihat ini sesuai dengan situasi dan kondisi orang-orang Kristen yang saat itu berada di perantauan.


Mereka menjalankan kehidupan yang tidak mudah, bahkan di depan mereka sudah terpampang penderitaan yang akan mereka hadapi.


Rasul Petrus adalah saksi mata dalam penderitaan Kristus. Dia adalah seorang murid Kristus, yang mendengar langsung apa yang Tuhan Yesus katakan mengenai hidup murid-muridNya.


Dengan semangat yang sama, dia memberikan nasihat kepada orang-orang Kristen termasuk kepada kita di zaman ini.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Dalam menghadapi penderitaan, kita sebagai orang percaya senantiasa menyiapkan dan menguasai diri serta meletakkan seluruh pengharapan di bawah kasih karunia Tuhan.


1 Petrus 1:13


Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.


Firman Tuhan ini menyadarkan kita, bagaimana kita menghadapi situasi sulit bahkan sampai pada penderitaan.


Kita bukannya mengabaikan, menganggap enteng, lalu kita bermimpi seakan orang Kristen tidak pernah mengalami kesusahan dan Tuhan akan mengangkat seluruh kesusahan kita. Firman Tuhan tidak mengajar demikian.


Firman Tuhan mengajarkan, “Siapkanlah akal budimu.” Artinya siapkan diri kita. Mari kita berpikir bahwa kita tidak steril dari kesusahan, penderitaan, dan mungkin penganiayaan.


Jika kita tidak pernah berpikir bahwa kita mungkin mengalami itu, maka kita akan terkejut dan tidak siap ketika menghadapi hal itu.

Oleh karena itu, Alkitab mengajar kita untuk menjadi orang dewasa, tidak menjadi kanak-kanak. Mari kita memiliki pikiran yang siap menghadapi semua itu.


Alkitab juga mengatakan, “Waspadalah.” Artinya kita harus menguasai diri.


Orang-orang yang kalah dalam peperangan adalah orang-orang yang tidak dapat menguasai diri, bukan karena dia kurang kompetensi, pintar, atau strategi, tetapi kuncinya adalah bagaimana dia mengendalikan dirinya.


Di dalam menghadapi situasi yang sulit, kunci yang paling penting adalah bagaimana kita mengendalikan diri kita.


Acapkali ketika kita menghadapi semua kesulitan itu, kita ingin buru-buru melepaskan diri. Pada saat seperti itu, kita cenderung menjadi orang yang tidak menguasai diri.


Ketika kita tidak menguasai diri, kita menambah masalah demi masalah baru.


Alkitab lalu mengatakan, “letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia.” Bukan sebagian pengharapan kita, melainkan seluruhnya.


Kekuatan orang Kristen jika didasarkan pada kekuatan diri sendiri, sangat terbatas. Jika didasarkan pada kekuatan orang lain, sifatnya tidak pasti.


Jika bergantung pada situasi dan kondisi, kita menjadi terombang ambing bagaikan di laut lepas dan tidak tahu ke mana arah hidup kita.


Kekuatan orang Kristen adalah pada kasih karunia Tuhan. Artinya di bawah otoritas, kebaikan Tuhan, dan kesetiaan Tuhan yang sifatnya pasti. Tuhan tidak pernah mencelakakan kita.


Alkitab mengatakan, “yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.”Kita akan melihat anugerah yang sempurna itu dalam kemuliaan ketika Tuhan datang kedua kali. Tuhan memberikan seluruh karunianya secara sempurna kepada kita.


Itulah pengharapan orang percaya, yaitu kedatangan Tuhan yang kedua kali. Otoritas ada di dalam tangan Tuhan, keselamatan ada di dalam Kristus, dan kasih karunia demi kasih karunia dilimpahkan kepada orang-orang percaya.


Dari zaman ke zaman, itulah kekuatan orang-orang percaya saat mengalami penganiayaan dan penderitaan, bahkan mereka menjadi martir. Mereka tidak berharap pada dunia ini, melainkan pada kedatangan Tuhan.


Biarlah kita sebagai orang Kristen, mempunyai pengharapan bukan pada apa di dunia ini, tetapi kepada kedatangan Tuhan yang kedua kali.


2. Dalam menghadapi penderitaan, berlakulah sebagai anak-anak Tuhan yang taat, yang menjaga kehidupan dan seluruh perilaku di dalam kekudusan, sebab kita dipanggil oleh Tuhan yang Maha Kudus.

1 Petrus 1:14-16


14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,


15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,


16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.


Kita diselamatkan dengan satu tujuan yang tertinggi adalah supaya kita menjadi serupa dengan Dia.


Menjadi serupa dengan Dia merupakan hak istimewa dan kehormatan. Kita percaya Yesus maka kita diangkat menjadi anak-anak Allah.


Salah satu ciri anak adalah ketaatan. Anak-anak harus belajar taat kepada orang tuanya. Ini juga diajarkan dalam Perjanjian Lama.


Hari ini kita bukan hanya anak jasmani dari orang tua kita, tetapi kita ini anak dari Bapa kita yang di sorga.


Firman Tuhan berkata, “sebagai anak-anak yang taat.” Sebagai anak-anak Allah, kita harus belajar taat kepada Tuhan dan ketaatan itu berbuahkan kekudusan.


Kekudusan itu adalah atribut Allah yang mencirikan seluruh sifat-sifat Allah yang lain.


Allah yang kasih, kasih dalam kekudusan. Allah yang adil, adil dalam kekudusan. Allah yang penuh kemurahan, kemurahan dalam kekudusan.


Allah yang murka, murka dalam kekudusan. Seluruh sifat dan atribut Allah yang lain diberikan indeks kekudusan.


Kekudusan merupakan indeks yang paling penting dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Allah, karena kita dipanggil keluar dari kegelapan, masuk ke dalam terang yang begitu cemerlang, oleh Tuhan Allah yang kudus.


Maka Alkitab berkata, “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”


Mengapa firman Tuhan mengajar demikian kepada orang-orang Kristen yang saat itu mengalami penderitaan?


Manusia pada umumnya saat menghadapi apa yang tidak diharapkan, cenderung mengambil jalan pintas, termasuk kita, orang-orang percaya.


Kita bisa mengambil jalan pintas, yaitu melanggar kekudusan Tuhan.


Ketika kita menghadapi semua itu, firman Tuhan mengatakan, “Ingatlah, kamu adalah anak-anak yang taat. Jagalah hidupmu di dalam kekudusan, karena Tuhan yang memanggil kamu, Dia kudus.”


Dia tidak menghendaki kita ke kiri atau ke kanan, tetapi kita ikut Dia dengan sungguh-sungguh. Itu rahasia kemenangan di dalam kita menghadapi segala kesulitan dan penderitaan.


Doakan dan renungkan


*Hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.


* Dalam menghadapi penderitaan, berlakulah sebagai anak-anak Tuhan yang taat, yang menjaga kehidupan dan seluruh perilaku di dalam kekudusan, sebab kita dipanggil oleh Tuhan yang Maha Kudus.

Kuduslah, sebab Allah kudus