Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Jumat, 20 Oktober 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Yakobus 4:1-12

Hawa Nafsu dan Persahabatan dengan Dunia; Jangan Memfitnah Orang


Sebagai orang percaya seharusnya apa yang tampak secara lahiriah, harus sejalan dengan apa yang ada di dalam batin kita. Hal itu bisa terjadi jika batin kita disucikan dan digerakan oleh Roh Kudus.


Banyak orang menilai kualitas batin seseorang dengan perilaku-perilaku secara lahiriah. Hal itu tidak sepenuhnya salah, namun sebenarnya perilaku lahiriah tidak selalu menggambarkan apa yang terjadi di dalam batin seseorang.


Bukan saja kita menilai orang seperti itu, namun seringkali kita menilai diri kita dengan cara yang sama.


Misalnya, kita merasa kalau kita sudah ke gereja di hari Minggu, artinya sudah rohani dan hidup menjadi lebih tenang.


Padahal ke gereja di hari Minggu tidak bisa menjadi satu-satunya indikator bahwa kita adalah orang yang rohani.


Indikator yang paling penting dalam kerohanian kita adalah bagaimana Tuhan mengubah batin kita sehingga batin yang telah disucikan Tuhan berbuah dalam perilaku kehidupan sehari-hari kita.


Ada saatnya antara kerohanian dan keduniawian bisa berpadu di dalam diri kita, sehingga kita sulit untuk membedakannya.


Seharusnya kita yang rohani menjadi alat Tuhan. Tapi kadang kita yang merasa rohani lebih sering memperalat Tuhan untuk menggenapi apa yang kita inginkan, bukan menjadi alat Tuhan untuk menggenapi yang Tuhan inginkan.


Oleh karena itu, mari kita selalu introspeksi diri, lihat ke dalam batin kita. Kita tidak bisa memeriksa batin dengan kekuatan dan hikmat kita, namun melalui perenungan Firman Tuhan.


Yakobus 4:1-12


1 Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?


2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.


3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.


4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.


5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: ”Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!”


6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: ”Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”


7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!


8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!


9 Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.


10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.


11 Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.


12 Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?


Peristiwa ini terjadi di jemaat kepada siapa surat Yakobus dikirimkan, maka terjadi perselisihan di antara mereka.


Perselisihan terjadi karena orang-orang percaya mulai hidup mencari kepentingan sendiri.


Betapa pun orang-orang dalam surat Yakobus ini berbahasa rohani, namun jika kita melihat buah yang buruk maka Firman Tuhan berkata, “mereka hidup dalam kedagingan dan hidup duniawi”.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:


1. Berdoa bukanlah jaminan kita adalah sahabat Allah.


Yakobus 4:3-4


3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.


4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.


Seringkali kita berpikir kalau kita menjadi seorang yang suka berdoa, maka kita menjadi seorang yang rohani.


Seorang yang rohani maka pasti akan menjadi seorang yang suka berdoa. Namun seorang yang berdoa, belum tentu menjadi seorang yang rohani.


Seorang yang menjadi sahabat Allah, maka dia menjadi orang yang suka berdoa. Tetapi orang yang berdoa belum tentu memiliki semangat menjadi sahabat Allah. Mengapa demikian?


Pada bagian ini menjelaskan bahwa ternyata hal tersebut sangat tergantung dengan apa yang menjadi prioritas dan kecenderungan dari seseorang yang berdoa itu.


Jika seseorang berdua hanya untuk memuaskan kedagingan dan keduniawiannya, sesungguhnya doa yang disampaikannya bukan lahir dari kehidupan rohani yang baik, namun lahir dari kedagingan.


Alkitab berkata, “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?


Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.” Firman Tuhan mengingatkan kita agar kita jangan tertipu dengan perilaku lahiriah kita.


Bukan berarti doa tidak penting, doa adalah napas kehidupan orang-orang percaya. Namun yang harus kita waspadai adalah motivasi di balik doa kita.


Apakah motivasi kita berdoa adalah supaya kita boleh menghidupi dan melakukan kehendak Allah atau supaya kita bisa dipuaskan secara kedagingan dan keduniawian.


Firman Tuhan berkata meskipun kita suka berdoa, namun jika kita ingin bersahabat dengan dunia, maka kita menjadi musuh Allah.


Jika hati kita cenderung pada dunia ini, maka kita malah lebih menjadi sahabat dunia ini.


Marilah sebagai orang yang dikasihi dan sudah diperdamaikan dengan Allah janganlah menjadikan diri kita sebagai musuh Allah, yakni mendukakan Roh Kudus.


Karena hawa nafsu, kedagingan, dan keduniawian kita yang diekspresikan dalam perilaku rohani yang sesungguhnya tidak mencerminkan diri kita yang rohani.


2. Marilah kita hidup dalam kasih karunia Tuhan.


Yakobus 4:5-10


5 Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: ”Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!”


6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: ”Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”


7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!


8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!


9 Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.


10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.


Allah kita adalah Allah yang cemburu. Cemburu di sini artinya bahwa Allah bisa murka kepada kita.


Namun Alkitab berkata, “Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu.


Karena itu Ia katakan: ”Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”


Firman Tuhan ingin mengingatkan kita bahwa kita harus hidup di dalam kasih karunia Tuhan.


Orang yang hidup di dalam kasih karunia Tuhan adalah orang yang merendahkan diri di hadapan Tuhan dan beroleh belas kasihan;


tunduk kepada Allah sehingga iblis lari dari orang itu; selalu mendekat kepada Tuhan; tau bertobat atas dosa-dosanya; dan Tuhan yang akan meninggikan dia.


Itulah kehidupan orang percaya yang sesungguhnya. Orang percaya adalah orang yang hidup di dalam kasih karunia Tuhan.


Betapa pun sulit, berat, dan menderita hidup kita, namun Tuhan menyediakan kemuliaan yang tidak dapat dibandingkan dengan segala penderitaan kita. Itulah kasih karunia Tuhan.


Di dalam hidup kita di dunia ini, marilah kita hidup di dalam kasih karunia Tuhan.


Karena di situlah Tuhan menyinari kita dengan terang wajah-Nya, menyinari hidup kita dengan kasih karunia-Nya, dan menyatakan kebaikan-Nya kepada kita.


Kita yang hidup dari kasih karunia Tuhan marilah kita menjalani hidup ini di bawah kasih karunia Tuhan, sehingga kita bisa mengalami Tuhan yang baik dan ajaib di hidup kita.


Kita juga menjadi orang yang percaya dan tahu bersyukur kepada Tuhan.


Doakan dan renungkan.


* Jika kita berdoa tetapi tidak menerima apa-apa, mungkin karena kita salah berdoa, sebab yang kita minta itu hendak kita habiskan untuk memuaskan hawa nafsu kita.


* Seharusnya kita yang rohani menjadi alat Tuhan. Tapi kadang kita lebih sering memperalat Tuhan untuk menggenapi apa yang kita inginkan.


Doa bukan untuk memperalat Tuhan