Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Minggu, 15 Oktober 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Yakobus 1:19-27

Pendengar Atau Pelaku Firman


Tuhan menghendaki tutur kata kita bisa menjadi sumber air kehidupan bagi orang lain.


Karena sebagai orang percaya kita harus menjadi pembagi berkat Tuhan dan penyalur pengharapan yang ada di dalam Yesus Kristus.


Salah satu hal yang mudah untuk kita lakukan adalah berbicara. Semakin kita banyak berbicara maka kemungkinan untuk salah juga semakin besar.


Yang mengendalikan kita dalam berbicara adalah kualitas batiniah. Karena apa yang keluar dari mulut lahir dari dalam batin. Namun bisa juga dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan kita.


Kita harus menyadari betapa pentingnya kualitas batiniah dan betapa pentingnya kebiasaan-kebiasaan baik yang kita kembangkan terkait dengan tutur kata kita.

Yakobus 1:19-27


19 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;


20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.


21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.


22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.


23 Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.


24 Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.


25 Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.


26 Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.


27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.


Salah satu permasalahan dalam kehidupan manusia yang seringkali menjadi pergolakan yaitu perkataan manusia itu sendiri.


Perkataan manusia sepertinya begitu sederhana dengan mudah dituturkan, namun efeknya bisa luar biasa.


Bukan hanya tutur kata yang memberikan dampak yang bisa merusak, namun juga amarah kita. Amarah kita bisa saja tidak menyelesaikan, namun menimbulkan masalah yang baru.


Disitulah penulis surat Ibrani mengingatkan orang-orang Kristen untuk berjaga-jaga di dalam tutur kata dan di dalam amarah.


Kita boleh berkata-kata dan bisa juga marah, namun kita harus waspada akan kedua hal ini yang mudah kita lakukan, tetapi bisa saja tidak memperkenankan hati Tuhan.


Bagaimana sebenarnya kita harus hidup sebagai orang percaya?

Pesan Firman Tuhan bagi kita:

1.
Jadilah orang percaya yang cepat mendengar, lambat berkata-kata, dan juga lambat menjadi marah.

Yakobus 1:19-21


19 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;


20 sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.


21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.


Firman Tuhan hari ini sangat berharga bagi kita, karena firman Tuhan hari ini menasehatkan kita supaya lambat untuk berkata-kata.


Ketika kita berkata-kata, hendaknya dipikirkan terlebih dahulu. Jadi lambat untuk berbicara, bukan hanya lambat untuk berbicara tapi lambat untuk marah juga.


Bukan berarti kita tidak boleh marah, tetapi harus berpikir terlebih dahulu kalau kita mau marah. Misalnya apa dampaknya dan apa gunanya.


Namun tidak berhenti di sana, Alkitab mengatakan :


21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.


Firman Tuhan mau memberitahukan kepada kita akar masalah dari kata-kata yang tidak menjadi berkat dan amarah yang sifatnya tidak berkenan kepada Tuhan, yaitu segala sesuatu yang kotor, yang jahat yang ada dalam batin kita.


Itulah yang membuat amarah kita tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Yang membuat tutur kata kita menjadi rusak dan tidak berkenan kepada Tuhan.


Justru Alkitab mengatakan, kita buang hal-hal yang kotor dan jahat dalam batin kita, tetapi kita terima dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hati.


Itulah yang dimaksud dengan firman Tuhan, setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar.


Mengenai mendengar ada banyak yang bisa kita dengar. Namun salah satu yang perlu dan sangat penting kita dengar yaitu firman kebenaran.


Kita harus terima dengan lemah lembut, dengan sikap yang beriman, yang tunduk, hormat dan rendah hati.


Karena firman itu adalah benih yang hidup maka Alkitab tertanam di dalam hati. Ketika tertanam maka memiliki kuasa, bisa betumbuh dan berbuah.


Itulah yang membuat orang Kristen yang bijaksana di dalam tutur kata, maupun ketika kita mengalami sesuatu sehingga emosi kita dapat dikendalikan karena firman itu yang berbuah, yang menyegarkan jiwa kita.


Membuat kita sanggup menghadapi situasi yang sangat pelik. Mari kita pahami dan hayati apa yang dinasehatkan firman Tuhan. Mari kita cepat mendengar, yaitu mendengar firman Tuhan.


Bisa juga cepat mendengar dalam memahami orang lain ketika mereka sharing kepada kita.


Mendengar merupakan hal yang sangat penting karena dengan mendengar kita menerima inputan, oleh karena itu kita sangat perlu dengan rendah hati mendengar firman Tuhan.


Sehingga dengan firman Tuhan itu kita menata kata-kata yang baik dan mengendalikan emosi kita.


2. Menjadi pendengar dan pelaku firman Tuhan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, jikalau tidak maka kita menjadi seorang yang menipu diri kita sendiri.


Yakobus 1:22, 26-27


22 Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.


26 Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.


27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.


Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa pendengar dan pelaku firman itu satu kesatuan. Jikalau kita tidak melakukannya, maka kita menipu diri kita sendiri.


Maksudnya adalah bahwa kita ini merasa bahwa kita menghormati Tuhan. Tapi pada saat yang sama sesungguhnya kita tidak menghormati Tuhan.


Kita merasa bahwa kita sangat menghormati Tuhan, padahal kita hanya mendengar tapi kalau kita mendengar saja dan kita tidak melakukannya, sesungguhnya kita sedang tidak menghormati Tuhan yang sedang berbicara kepada kita.


Janganlah kita berpikir terbalik, kalau kita sudah mendengarkan Tuhan, berarti kita sudah menghormati Tuhan. Jangan lupa ketika kita tidak melakukannya sama saja tidak menghormati Tuhan.


Ketika kita mendengar firman, maka salah satu ekspresi kita dikendalikan oleh firman Tuhan dalam hal kita menguasai tutur kata kita.


Alkitab berkata jikalau seorang menganggap dirinya beribadah atau menganggap dirinya saleh atau takut akan Tuhan atau menghormati Tuhan, tetapi jikalau tidak mengekang lidah, maka menipu diri sendiri.


Sia-sialah yang disebut kesalehan itu. Karena tutur kata yang tidak dikekang dengan baik, sesungguhnya tidak menghormati Tuhan.


Ibadah murni dan tidak bercacat yaitu kesalehan yang sungguh-sungguh di hadapan Tuhan ketika kita hidup di dalam kasih.


Memperhatikan orang-orang yang lemah yang disebut sebagai yatim piatu, janda-janda yang dalam kesusahan mereka. Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan.


ketika kita memiliki hati yang seperti itu, maka Tuhan berkenan dan kita menjadi orang yang berbahagia.


Kita tidak bisa hanya berusaha untuk mengekang lidah kita, namun kita tidak melakukan hukum kasih. Sebab jikalau hanya mengekang lidah, kita akan terjebak di dalamnya dan kita berbuat yang salah.


Mari kita menghidupi kasih itu, maka secara tidak langsung kita sedang mengekang atau menguasai lidah kita, karena kasih itu akan muncul di dalam tutur kata kita.




Doakan dan renungkan.


* Hendaklah kita menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kita menipu diri sendiri.


* Jangan berpikir kalau kita sudah mendengar firman Tuhan berarti kita sudah menghormati Tuhan. Karena ketika kita tidak melakukannya sama saja tidak menghormati Tuhan.


Hanya mendengar? tidaklah berguna