Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Sabtu, 30 September 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Ibrani 11:17-19

Saksi-saksi Iman.


Kita menjadi orang yang beriman kepada Yesus Kristus, memiliki iman itu adalah kasih karunia Tuhan semata-mata.


Dengan iman itu, maka hati kita berubah, pikiran dan kemauan kita berubah, sehingga kita menjadi orang-orang yang rindu memperkenankan hati Tuhan.


Itulah iman yang Tuhan berikan kepada kita. Iman dan ketaatan seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Iman tanpa ketaatan, menjadi iman yang palsu.


Ketika kita beriman kepada Tuhan, sesungguhnya Tuhan yang taat kepada kita atau kita yang taat kepada Tuhan?


Bukankah sering kali dalam pemahaman umum berkata jika orang berdoa kepada Tuhan, lalu Tuhan mengabulkan, maka orang itu adalah orang yang beriman.


Tetapi jika seseorang berdoa dan tidak dikabulkan, maka ada orang berkata orang itu kurang beriman.


Apakah pengertian beriman seperti itu? Jika itu adalah implikasi dari iman, maka Tuhan yang harus taat kepada orang beriman bukan sebaliknya bukan?


Beriman dan rela taat karena beriman itu adalah meletakkan diri kita dalam tangan Tuhan, bukan menaruh Tuhan di dalam tangan kita.


Ibrani 11:17-19


17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,


18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."


19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.


Iman dari Abraham memberikan kepada kita pelajaran penting apa artinya beriman kepada Tuhan.


Abraham mengalami ujian iman dimana ujian iman terakhir adalah ketika Tuhan memerintahkan Abraham untuk mengorbankan Ishak kepada Tuhan.


Kita tahu bahwa Ishak adalah anak perjanjian, anak yang Allah janjikan kepada Abraham.


Apa yang dimaksudkan Tuhan dengan menguji Abraham seperti itu?


Pesan firman Tuhan bagi kita:


1. Iman membuat kita rela melakukan apapun juga yang Tuhan perintahkan kepada kita.


Ibrani 11:17


17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,


Ujian iman Abraham bukan ujian yang mudah tetapi tersulit. Tersulit karena Tuhan memerintahkan Ishak untuk dikorbankan, Ishak adalah anak satu-satunya dari Abraham dan Sarah.


Sulit karena Ishak adalah anak perjanjian, Allah menjanjikannya kepada Abraham. Dua hal ini menjadi kesulitan yang amat besar dari ujian ini.


Mengorbankan anak itu lebih dari mengorbankan apapun juga. Orang tua lebih rela mengorbankan dirinya daripada anaknya.


Abraham dan Sarah lebih dari itu, karena mereka menerima janji bahwa dari Ishak-lah Allah akan menggenapi seluruh janjiNya kepada Abraham.


Dari iman Abraham, ia tidak sedikitpun keberatan dengan perintah Tuhan untuk mengorbankan Ishak, maka kita belajar bahwa iman itu haruslah membuat kita menjadi rela melakukan apapun juga yang Tuhan perintahkan kepada kita.


Itulah iman. Itulah yang Tuhan inginkan dari kita.


Itulah yang Tuhan inginkan dari Abraham ketika Abraham rela menyerahkan anaknya untuk dikorbankan, maka Allah mengkonfirmasi bahwa Abraham takut akan Tuhan.


Iman membuat kita rela melakukan apapun juga yang Tuhan perintahkan kepada kita.


Apakah hal ini berlebihan? Tidak, sebab iman adalah pencelikkan mata rohani kita mengenal siapakah Tuhan.


Ketika kita mengenal siapa Tuhan dengan celik mata rohani, maka kita tidak perlu dipaksa untuk melakukan apapun yang Tuhan minta kepada kita.


Kita akan melakukan dengan sukacita karena Dia adalah Tuhan, Tuhan yang Maha Besar, ajaib, baik dan penuh kemurahan dan anugerah.


Ketika kita melakukan apapun yang Tuhan perintahkan kepada kita, kita tidak melakukannya dengan terpaksa karena kasih Kritus yang menguasai kita sehingga kita rela melakukannya bagi Tuhan.


2. Iman membuat kita paham bahwa pada Tuhan tidak ada yang kontradiksi karena Tuhan itu Maha Sempurna adanya.


Ibrani 11:18-19


18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."


19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.


Di satu sisi Tuhan berjanji memberikan Ishak kepada Abraham, tetapi di sisi lain Tuhan memerintahkan Abraham mengorbankan Ishak kepada-Nya.


Bukankah dua hal ini bersifat kontradiksi? Bagi Tuhan tidak ada yang sifatnya kontradiksi karena Tuhan itu Maha Sempurna.


Disitulah iman Abraham kepada Tuhan, meskipun kelihatannya kontradiksi dimana Abraham bisa bertanya “Mengapa Tuhan mau mengambil Ishak padahal dia anak perjanjian?”


Abraham tidak pernah bertanya seperti itu, karena Abraham mengenal Tuhan itu sempurna dan di dalam diri Tuhan tidak ada yang bersifat kontradiksi. Meskipun ketika kita berjalan bersama Tuhan, kita merasa seperti kontradiksi.


Abraham percaya jikalau Allah yang menjanjikan Ishak dan memerintahkan Ishak dikorbankan, maka Allah juga yang akan membangkitkan orang mati untuk menggenapkan janji-Nya.


Ketika kita hidup berjalan bersama Tuhan lalu kita menemukan hal-hal yang sifatnya kontradiktif, percayalah di dalam Tuhan tidak ada yang sifatnya kontradiktif, hanya kita belum sampai kepada pemahaman daripada jalan Tuhan.


Sebagaimana Firman Tuhan berkata, “Jalan Tuhan bukan jalan kita, rancangan Tuhan bukan rancangan kita,” seperti langit dan bumi jauhnya.


Yang diperlukan adalah iman, iman itu membuat kita paham bahwa pada Tuhan tidak ada yang sifatnya kontradiktif karena Ia adalah Allah yang sempurna.


Jikalau kita sedang berjalan dalam hidup ini dan merasa ada kontradiksi, ingatlah bagi Tuhan tidak ada yang kontradiksi, Dia tahu apa yang hendak Dia lakukan.


Doakan dan renungkan.


* Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang Tunggal.


* Iman membuat Abraham paham bahwa pada Tuhan tidak ada yang kontradiksi karena Tuhan itu Maha Sempurna.


Tuhan tidak plin plan