Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Jumat, 29 September 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Ibrani 11:13-16

Saksi-Saksi Iman (Part 5)


Tuhan menghendaki bahwa kita peduli kepada hal-hal yang bersifat kekal. Oleh karena itu Tuhan memberikan Yesus Kristus datang ke dalam dunia untuk menyadarkan manusia, bahwa manusia membutuhkan hidup yang kekal.


Yesus juga berkata, “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.”


Manusia yang tidak peduli dengan kekekalan akan kehilangan segalanya. Semakin banyak yang dia dapatkan, maka semakin banyak yang ia tinggalkan.


Berapa pun banyaknya hal-hal yang kita miliki, maka suatu kali kita akan jatuh miskin karena semua itu harus kita tinggalkan dan tidak berbekas.


Lalu sebenarnya apa nilai hidup kita sebagai manusia? Apakah yang sementara tidak berguna? Apakah kita tidak memerlukan yang sementara? Tentu saja bukan itu maksudnya.


Sebagaimana kita memandang alam semesta yang luar biasa, Tuhan maksudkan agar kita menyadari ada sosok yang kekal, yaitu Tuhan yang menciptakannya.


Alam semesta yang bersifat sementara itu sebagai tanda bahwa Tuhan itu ada.


Ketika kita menikmati berkat yang sementara, kita harus sadar bahwa ada Tuhan yang menjadikan semua itu.


Ketika Tuhan memelihara kita di hidup kita di dunia yang sementara ini dengan limpahnya, Dia sebenarnya sedang menyediakan kekekalan bagi manusia dengan jauh lebih limpah. Manusia kemudian menjadi makhluk yang berharga.


Firman Tuhan menyatakan kepada kita dalam Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.






Ibrani 11:13-16


13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.


14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.


15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.


16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.


Apa yang diuraikan dari bagian Firman Tuhan di atas memberitahukan kepada kita bahwa janji Tuhan di dalam Perjanjian Lama merupakan gambaran akan apa yang Tuhan sediakan bagi umatnya di dalam kekekalan.


Apa yang di dunia sekarang ini tidak bersifat kekal, namun Tuhan yang kekal akan memberikan hal yang bersifat kekal, yaitu sorgawi.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:


1. Janji Tuhan kepada kita sesungguhnya ada di dalam kekekalan, karena seberapa pun bernilainya sesuatu ketika hal itu sementara dan fana maka ia akan kehilangan nilainya, tetapi yang Tuhan berikan memiliki nilai selama-lamanya.


Ibrani 11:16


16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.


Firman Tuhan pada hari ini memberitahukan pada penerima surat Ibrani bahwa mereka yang menerima janji Tuhan telah meninggal.


Kematian mereka seolah-olah menyatakan bahwa mereka tidak mendapatkan apa yang telah Tuhan janjikan.


Namun Firman Tuhan memberitahukan pada kita bahwa mereka sebenarnya menantikan janji Tuhan yang bersifat kekal itu.


Karena apa yang dijanjikan Tuhan pada Perjanjian Lama adalah sebuah gambaran bahwa Tuhan akan memberikan yang kekal kepada kita.


Alkitab mengatakan, “Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.


Hal tersebut menunjukan bahwa dia adalah Allah yang setia, tetap menggenapi janjinya. Janjinya bukan untuk hal-hal sementara, tetapi kepada hal-hal yang bersifat kekal.


Seberapa pun besar janji Allah kepada kita, namun jika hanya terkait hal-hal yang bersifat sementara, maka nilainya sangat terbatas dan akan berhenti.


Namun Allah yang kita kenal bukan allah yang demikian. Allah kita memberikan janji di dalam kekekalan.


Kehidupan kita yang sementara ini menjadi bernilai karena kita telah menerima hidup yang kekal. Hidup yang kekal adalah hidup yang berkelimpahan.


Di dalam kita memiliki hidup yang kekal, maka hal yang bersifat sementara menjadi berharga di mata Tuhan.


Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mengikuti apa yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita. Kita mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semua yang lain yang bersifat sementara akan ditambahkan kepada kita.


2. Iman kita sebagai orang percaya mempunyai kebutuhan yang bersifat sementara, namun kita mempunyai kerinduan untuk hal-hal yang kekal.


Ibrani 11:13-16


13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.


14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.


15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.


16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.


Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa orang yang menerima janji Tuhan pada Perjanjian Lama tetap menjadi orang asing di muka bumi ini, karena tempat tinggal yang sejati bukan di muka bumi ini, melainkan di surga.


Kita sebagai orang percaya tetap masih membutuhkan hal-hal yang bersifat sementara, misalnya makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya.


Tetapi kita sebagai orang percaya juga harus memiliki kerinduan untuk hal-hal yang bersifat kekal.


Jika kita memiliki kerinduan seperti itu, maka kita akan sadar bahwa kita ini hanya pendatang atau orang asing di muka bumi ini. Karena kewarganegaraan kita adalah di surga.


Oleh karena itu kita menaruh harap hidup kita bukan kepada perkara di dunia ini, namun kepada perkara di sorgawi.


Ketika kita memiliki kerinduan atas hal-hal sorgawi, maka hidup kita akan menjadi sorgawi, tidak lagi terguncang oleh hal-hal di dunia ini.


Kita telah percaya bahwa Tuhan yang menyediakan perkara yang kekal, maka Tuhan juga yang akan menyediakan perkara yang sementara itu.


Perkara yang kekal jauh lebih bernilai dari perkara yang sementara.


Jika Tuhan menyediakan hal-hal yang kekal, maka Tuhan pasti menyediakan hal-hal yang kita butuhkan ketika kita hidup di dunia ini.


Doakan dan renungkan.


* Sebagai orang percaya, kita tetap membutuhkan hal-hal yang bersifat sementara, seperti: makanan, minuman, pakaian, dan lainnya, tetapi kita juga harus memiliki kerinduan untuk hal-hal yang bersifat kekal.


* Seberapa pun bernilainya sesuatu yang sementara/fana maka suatu saat akan kehilangan nilainya, tetapi janji Tuhan kepada kita memiliki nilai kekekalan.


Fana ku perlu, Kekal ku tuju