Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Rabu, 27 September 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Ibrani 11:7-10

Saksi-Saksi Iman.


Tuhan tidak ditentukan berdasarkan apa yang kita pikirkan, tetapi kitalah yang harus hidup sebagaimana apa yang Tuhan pikirkan tentang kita.


Itulah kebenaran iman, Alkitab memberitahukan bahwa iman bukan didasarkan keyakinan subjektif seseorang, melainkan berdasarkan objektivitas dari pernyataan Tuhan melalui firman-Nya.


Iman tidak dapat menjadi semau keyakinan kita, tetapi menuruti apa yang Tuhan nyatakan.


Alkitab memberitahukan bahwa iman itu adalah bukti dari segala sesuatu yang kita harapkan karena didasarkan kepada Tuhan yang menyatakan sehingga bisa menjadi bukti dari sesuatu yang kita harapkan.


Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang tidak kita lihat, sebab Tuhan sanggup mengadakan apa yang tidak dapat kita lihat. Iman tidak menentukan siapa yang kita sembah, tetapi siapa yang kita sembah menentukan iman kita.


Iman yang menentukan siapa yang kita sembah tidak pernah menjadi iman yang sejati, tetapi Tuhan yang kita sembahlah yang menentukan iman kita. Oleh karena itu, iman kita adalah iman yang sesungguhnya.


Ibrani 11:7-10


7 Karena iman, maka Nuh — dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan — dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.


8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.


9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.


10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.


Ada orang yang beranggapan bahwa ekspresi nyata dari iman adalah kuasa ilahi. Namun, Tuhanlah yang menjadikan iman itu sebagai iman yang sejati.


Iman bukan berbicara mengenai apa yang kita kehendaki, melainkan berbicara mengenai apa yang Tuhan kehendaki.


Pesan firman Tuhan bagi kita:

1. Iman itu nyata melalui ketaatan kita sepenuhnya kepada Tuhan.


Ibrani 11:7-8


7 Karena iman, maka Nuh — dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan — dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.


8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.


Hal yang sangat mendasar daripada ekspresi dari iman itu adalah ketaatan. Iman tanpa ketaatan bukanlah iman.


Iman yang dimaksud di dalam Alkitab bukanlah iman yang didasarkan pada sebuah keyakinan subjektif, tetapi iman itu diletakkan kepada Tuhan yang menyatakan diri-Nya.


Ketika seseorang mengenal Tuhan yang luar biasa dan pengasih itu, maka ia akan selalu taat dan tunduk kepada-Nya sebab ia tahu bahwa inilah Tuhan yang sanggup menggenapkan apa yang dikatakan.


Itulah yang terjadi dengan Nuh, Tuhan memerintahkannya membangun bahtera di tanah yang kering diatas gunung, dan Nuh melakukannya dengan taat.


Nuh belum melihat angin badai dan bahtera yang akan datang itu, juga Abraham yang tidak tahu ke mana ia harus pergi padahal ia adalah seorang yang kaya di tempat asalnya.


Namun, Tuhan memerintahkannya Abraham keluar dari tanah Ur-Kasdim itu dan Abraham menaati-Nya.


Abraham tidak menaruh harapannya kepada lingkungan atau harta bendanya, tetapi ia menaruhnya kepada Tuhan itu sendiri.


Ketika iman itu ditaruh dengan benar kepada Tuhan yang menyatakan diri, maka iman itu menjadi iman yang penuh kekuatan untuk taat sepenuhnya kepada Tuhan.


Jika kita tidak mau taat kepada Tuhan, maka kita tidak beriman kepada Tuhan. Iman itu nyata dengan ketaatan kita kepada Tuhan.


2. Iman membawa kita masuk ke dalam anugrah Tuhan.


Ibrani 11:7-10


7 Karena iman, maka Nuh — dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan — dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.


8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.


9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.


10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.


Alkitab memberitakan dua contoh tokoh iman, yaitu Nuh dan Abraham. Dua tokoh iman ini mengalami anugerah Tuhan melalui iman.


Nuh diselamatkan Tuhan karena ia percaya kepada Tuhan yang menyatakan diri, maka Tuhan menyelamatkan seluruh keluarganya.


Abraham bisa masuk ke dalam anugerah Tuhan karena imannya.


Abraham bisa menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar yang direncanakan dan dibangun oleh Allah, yaitu yang sifatnya kekal karena imannya.


Roma 5:1-4


1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.


2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.


3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan menimbulkan ketekunan,


4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.


Pasal ini menggambarkan sikap Abraham dan Nuh. Mereka tekun di dalam menantikan Tuhan karena mereka sudah mempercayai kasih karunia Tuhan. Nuh dan Abraham berdiri di dalam kasih karunia karena iman mereka.


Iman itulah yang membawa masuk kita ke dalam kasih karunia. Ketika kita boleh memiliki iman, maka ingatlah iman tidak bisa timbul dengan sendirinya, tetapi timbul dari pendengaran akan firman Tuhan.


Allah yang memberikan kita iman untuk kita masuk ke dalam kasih karunia itu. Di dalam kasih karunia itu, kita menjadi orang-orang yang sanggup bertekun karena iman dan menantikan Tuhan di dalam hidup kita.


Hidup kita memang tidak mudah, tetapi iman itu adalah pencelikan rohani supaya kita dapat melihat kasih karunia itu.


Oleh karena itu, kita bisa menjadi seperti Nuh meski dalam situasi yang sulit ia tetap bisa membangun bahtera dan juga Abraham yang keluar dari tanah Ur-Kasdim ke tanah perjanjian yang belum diketahui.


Mereka bisa melakukannya dengan sungguh-sungguh karena mereka sudah masuk ke dalam kasih karunia Allah itu melalui iman.


Iman adalah mata rohani kita untuk mengenal siapa Tuhan yang berjanji, sehingga kita sanggup bertekun di dalam iman kita.


Oleh karena itu, kita dapat berdiri di atas anugerah Tuhan yang ajaib itu.


Doakan dan renungkan.


* Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.


* Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.


Trust and Obey