Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan adalah Gembalaku
Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Selasa, 25 Mei 2021
Kejadian 34
Dina dan Sikhem
Ketika kita mengenal Tuhan,
kita baru bisa mengenal
siapa diri kita.
Waktu kita mengenal siapa kita,
maka kita baru bisa merespons
dengan tepat apa yang
terjadi dalam kehidupan kita.
Seringkali kita berpikir bahwa
kita mengenal siapa diri kita,
namun kalau kita menelusuri
kehidupan kita,
kita baru sadar bahwa
sesungguhnya kita tidak
terlalu mengenal diri kita sendiri.
Memang biasanya kita lebih
memperhatikan bagaimana sikap orang,
lalu kita mengatakan orang ini
seperti ini atau seperti itu.
Dan kita tahu itu tidak baik.
Namun kalau kita melihat
diri kita sendiri,
apa yang kita katakan yang
tidak baik tentang orang lain,
itu bisa terjadi dengan diri kita.
Bahkan kita seringkali bersikap
yang tidak wajar
dan kita tidak sadar bahwa
ada sesuatu yang tidak baik
dalam batin kita.
Kejadian 34
1) Pada suatu kali pergilah Dina,
anak perempuan Lea yang
dilahirkannya bagi Yakub,
mengunjungi perempuan-perempuan
di negeri itu.
2) Ketika itu terlihatlah ia
oleh Sikhem, anak Hemor,
orang Hewi, raja negeri itu,
lalu Dina itu dilarikannya
dan diperkosanya.
3) Tetapi terikatlah hatinya
kepada Dina, anak Yakub;
ia cinta kepada gadis itu,
lalu menenangkan hati gadis itu.
4) Sebab itu berkatalah Sikhem
kepada Hemor, ayahnya:
"Ambillah bagiku gadis ini
untuk menjadi isteriku."
5) Kedengaranlah kepada Yakub,
bahwa Sikhem mencemari Dina.
Tetapi anak-anaknya ada di padang
menjaga ternaknya,
jadi Yakub mendiamkan soal itu
sampai mereka pulang.
6) Lalu Hemor ayah Sikhem,
pergi mendapatkan Yakub
untuk berbicara dengan dia.
7) Sementara itu anak-anak Yakub
pulang dari padang,
dan sesudah mendengar peristiwa itu
orang-orang ini sakit hati dan
sangat marah karena Sikhem
telah berbuat noda di antara
orang Israel dengan memperkosa
anak perempuan Yakub,
sebab yang demikian itu
tidak patut dilakukan.
8) Berbicaralah Hemor
kepada mereka itu:
"Hati Sikhem anakku
mengingini anakmu;
kiranya kamu memberikan dia
kepadanya menjadi isterinya
9) dan biarlah kita ambil-mengambil:
berikanlah gadis-gadis kamu
kepada kami dan
ambillah gadis-gadis kami.
10) Tinggallah pada kami:
negeri ini terbuka untuk kamu;
tinggallah di sini,
jalanilah negeri ini dengan bebas,
dan menetaplah di sini."
11) Lalu Sikhem berkata
kepada ayah anak itu
dan kepada kakak-kakaknya:
"Biarlah kiranya aku mendapat kasihmu,
aku akan memberikan kepadamu
apa yang kamu minta;
12) walaupun kamu bebankan kepadaku
uang jujuran dan uang mahar
seberapa banyak pun,
aku akan memberikan
apa yang kamu minta;
tetapi berilah gadis itu kepadaku
menjadi isteriku."
13) Lalu anak-anak Yakub menjawab
Sikhem dan Hemor, ayahnya,
dengan tipu muslihat.
Karena Sikhem telah mencemari Dina,
adik mereka itu,
14) berkatalah mereka kepada
kedua orang itu:
"Kami tidak dapat berbuat demikian,
memberikan adik kami kepada
seorang laki-laki yang tidak bersunat,
sebab hal itu aib bagi kami.
15) Hanyalah dengan syarat ini
kami dapat menyetujui permintaanmu:
kamu harus sama seperti kami,
yaitu setiap laki-laki
di antara kamu harus disunat,
16) barulah kami akan memberikan
gadis-gadis kami kepada kamu
dan mengambil gadis-gadis kamu;
maka kami akan tinggal padamu,
dan kita akan menjadi satu bangsa.
17) Tetapi jika kamu tidak mendengarkan
perkataan kami dan kamu tidak disunat,
maka kami akan mengambil kembali
anak itu, lalu pergi."
18) Lalu Hemor dan Sikhem,
anak Hemor, menyetujui usul mereka.
19) Dan orang muda itu
tidak bertangguh melakukannya,
sebab ia suka kepada anak Yakub,
lagipula ia seorang yang
paling dihormati di antara
seluruh kaum keluarganya.
20) Lalu pergilah Hemor dan Sikhem,
anaknya itu,
ke pintu gerbang kota mereka
dan mereka berbicara kepada
penduduk kota itu:
21) "Orang-orang itu mau
hidup damai dengan kita,
biarlah mereka tinggal di negeri ini
dan menjalaninya dengan bebas;
bukankah negeri ini
cukup luas untuk mereka?
Maka kita dapat mengambil
gadis-gadis mereka menjadi isteri kita
dan kita dapat memberikan
gadis-gadis kita kepada mereka.
22) Namun hanya dengan syarat ini
orang-orang itu setuju
tinggal bersama-sama dengan kita,
sehingga kita menjadi satu bangsa,
yaitu setiap laki-laki di antara kita
harus disunat seperti mereka bersunat.
23) Ternak mereka, harta benda mereka
dan segala hewan mereka,
bukankah semuanya itu akan
menjadi milik kita?
Hanya biarlah kita menyetujui
permintaan mereka,
sehingga mereka tetap
tinggal pada kita."
24) Maka usul Hemor dan Sikhem,
anaknya itu, didengarkan oleh
semua orang yang datang
berkumpul di pintu gerbang kota itu,
lalu disunatlah setiap laki-laki,
yakni setiap orang dewasa di kota itu.
25) Pada hari ketiga,
ketika mereka sedang
menderita kesakitan,
datanglah dua orang anak Yakub,
yaitu Simeon dan Lewi,
kakak-kakak Dina,
setelah masing-masing
mengambil pedangnya,
menyerang kota itu dengan
tidak takut-takut serta
membunuh setiap laki-laki.
26) Juga Hemor dan Sikhem,
anaknya, dibunuh mereka
dengan mata pedang,
dan mereka mengambil Dina
dari rumah Sikhem, lalu pergi.
27) Kemudian datanglah
anak-anak Yakub merampasi
orang-orang yang terbunuh itu,
lalu menjarah kota itu,
karena adik mereka telah dicemari.
28) Kambing dombanya
dan lembu sapinya,
keledainya dan segala yang
di dalam dan di luar kota itu
dibawa mereka;
29) segala kekayaannya,
semua anaknya dan perempuannya
ditawan dan dijarah mereka,
juga seluruhnya yang
ada di rumah-rumah.
30) Yakub berkata kepada
Simeon dan Lewi:
"Kamu telah mencelakakan aku
dengan membusukkan namaku
kepada penduduk negeri ini,
kepada orang Kanaan dan orang Feris,
padahal kita ini hanya sedikit jumlahnya;
apabila mereka bersekutu melawan kita,
tentulah mereka akan memukul kita kalah,
dan kita akan dipunahkan,
aku beserta seisi rumahku."
31) Tetapi jawab mereka:
"Mengapa adik kita diperlakukannya
sebagai seorang perempuan sundal!"
Bacaan Firman Tuhan hari ini
merupakan sebuah kisah
yang sangat memprihatinkan.
Anak Yakub yang bernama Dina
diperkosa oleh Sikhem.
Saya percaya peristiwa ini
merupakan bencana yang
sangat besar bagi keluarga Yakub.
Bukankah itu juga yang
kita rasakan sebagai orang tua,
jika anak kita tidak diperlakukan
dengan wajar dan dengan baik?
Bukankah itu sebuah bencana
di dalam sebuah keluarga?
Namun kita melihat bagaimana
Yakub bersikap terhadap peristiwa itu.
1. Belajarlah introspeksi diri saat
kita tidak merespons dengan wajar
Dina, anak perempuan Yakub
dicemari oleh Sikhem.
Yang sangat mengherankan
adalah Yakub mendiamkannya.
Yakub tidak merespons dengan
marah, kesal atau jengkel.
Mengapa Yakub berbuat demikian?
Alkitab tidak menceritakannya.
Apakah mungkin Yakub takut
dengan orang-orang penduduk di sana?
Atau apakah Yakub menggambarkan
seorang yang bersandar kepada Tuhan
sehingga ia tenang saja ketika
ia menghadapi peristiwa yang
sangat mengenaskan itu?
Atau mungkin Dina adalah
anak dari Lea yang merupakan
istri Yakub yang kurang dicintai?
Kita tidak tahu penyebab
Yakub mendiamkan perkara itu.
Namun sikap Yakub ini adalah
sikap yang tidak wajar.
Tidak ada orang tua bisa tenang saja
ketika tahu anak gadisnya
diperkosa orang lain.
Kita bisa mengalami peristiwa
dimana kita tidak memberikan
respons yang wajar
terhadap peristiwa itu.
Terhadap hal-hal seperti ini,
kita harus mengintrospeksi diri kita
dan menyelidiki diri kita.
Apakah ada yang salah
di dalam hati kita?
Apakah ada dosa di dalam hati kita?
Karena bila respons kita tidak wajar
terhadap sebuah peristiwa,
maka pastilah ada sesuatu
yang tersembunyi di dalam batin kita.
Jikalau itu sifatnya dosa,
mari kita bertobat.
Mari kita tinggalkan keberdosaan kita,
supaya kita boleh hidup tulus
dan benar di hadapan Tuhan,
sehingga kita bisa memberi respons
yang wajar terhadap realita-realita
yang terjadi dalam kehidupan kita.
2. Waspadalah dengan amarah kita
karena melaluinya kita dapat
berbuat kejahatan dan
berbuat melampaui batas
Simeon dan Lewi ketika mengetahui
adiknya Dina diperlakukan
dengan tidak patut oleh Sikhem,
mereka berdua marah sekali.
Ini sebuah respons yang wajar.
Mereka marah,
karena Dina adalah adiknya.
Tetapi mungkin juga
kemarahan mereka menjadi besar
karena Dina adalah anak Lea.
Demikian juga dengan
kedua saudara laki-laki ini.
Apapun alasannya,
kemarahan Simeon dan Lewi
merupakan respons yang wajar,
namun kemarahan mereka menjadi
kemarahan yang tidak terkendali.
Itulah respons yang tidak wajar.
Kemarahan mereka membuat
mereka menjadi jahat,
licik bahkan melampaui batas
yang sepatutnya mereka lakukan.
Mereka disebut licik karena
mereka menipu Sikhem.
Mereka disebut jahat karena
mereka membunuh.
Mereka disebut melampaui batas
karena mereka bukan saja
membunuh Sikhem,
tetapi membunuh laki-laki dewasa
dalam keadaan yang tidak berdaya.
Mari kita berjaga-jaga
terhadap emosi amarah kita.
Memang amarah tidak sama
dengan berdosa,
tetapi amarah kita yang
tidak terkendali bisa membuat kita
melakukan sesuatu yang
melampaui batas,
yang tidak patut dikerjakan
sebagai orang percaya.
Mari kita hidup dipenuhi Roh Kudus,
sehingga seluruh yang kita kerjakan
dikendalikan oleh-Nya.
Dengan demikian,
kita tidak berbuat licik, jahat
bahkan melampaui batas-batas
yang seharusnya kita perbuat.
3. Kita dapat mengenal diri kita
melalui respons yang kita berikan
saat menghadapi masalah
Kita cukup mengenal Yakub.
Kalau kita mendengar nama Yakub,
maka kita mengenal dia sebagai
seorang penipu yang ulung.
Dari sikapnya, kita tahu juga
bahwa ia adalah seorang yang cerdas.
Dia tidak bodoh.
Namun melalui kisah hari ini,
kita lebih mengenal siapa Yakub.
Yakub sebetulnya adalah seorang penakut.
Dia bukan saja penakut.
Dari Firman Tuhan hari ini,
kita melihat bahwa Yakub adalah
seorang yang sangat egois.
Segala sesuatu adalah ukurannya
“saya”, “aku”, “diriku”, “kepentinganku”.
Kejadian 34:30
Yakub berkata kepada Simeon dan Lewi:
"Kamu telah mencelakakan aku
dengan membusukkan namaku
kepada penduduk negeri ini,
kepada orang Kanaan dan orang Feris,..."
Ketakutan adalah sesuatu yang wajar.
Namun dari ketakutan itu
bisa memunculkan siapa
diri kita sebenarnya.
Yakub memunculkan dirinya,
yaitu dia hanya mementingkan
dirinya sendiri.
Meskipun kita tahu,
keselamatan keluarga adalah
sesuatu yang sangat penting.
Yakub juga mementingkannya,
tetapi Yakub jauh lebih mementingkan
nama baiknya dan keselamatan dirinya.
Hidup kita penuh dengan
lika liku permasalahan.
Semuanya itu sebetulnya
Tuhan ijinkan supaya kita
lebih mengenal diri kita sendiri.
Apakah saya bertumbuh atau tidak
di dalam karakter saya
sebagai orang Kristen?
Apakah saya seorang
yang egois atau tidak?
Mari kita belajar melalui
seluruh peristiwa hidup kita,
kita semakin mengenal diri kita
dan dari sana kita boleh
bertumbuh di dalam Tuhan.
Doakan dan Renungkan
• Mari kita introspeksi diri
dan mengenal diri lebih dalam.
Seperti apakah karaktermu
dan apa yang perlu diperbaiki
dari karaktermu agar
kau bisa bertumbuh dalam Kristus?
• Manusia cenderung hanya
berpikir dari sisi kita sendiri.
Sebagai orang percaya,
maukah kau membuka diri,
mendengarkan dan mengerti
keadaan orang lain?
• Mari kita belajar melalui
seluruh peristiwa hidup kita,
kita semakin mengenal diri kita
dan dari sana kita boleh
bertumbuh di dalam Tuhan.
Mari kita terus belajar dan
bertumbuh dalam Kristus