Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Selasa, 26 September 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Ibrani 11:5-6

Saksi-Saksi Iman (Part 2)


Beriman adalah ketika Tuhan mencelikan mata rohani kita, Tuhan yang mencelikan mata rohani kita itulah yang disebut kita beriman kepada Tuhan, karena iman adalah penerobosan masuk untuk boleh mengenal Tuhan.


Beriman adalah melepaskan ikatan tentang pemahaman kita mengenai Allah dan mempercayakan diri kepada apa yang Tuhan nyatakan kepada kita.


Iman harus selalu melepaskan keakuan saya dan membuka diri kepada Tuhan untuk bertahta di dalam kehidupan saya.


Ketika kita tetap memegang persepsi dan perspektif sendiri mengenai Tuhan dan apa yang Ia kehendaki, maka sebenarnya kita bukan mempunyai iman, tetapi mempunyai keyakinan pada diri sendiri, sehingga yang menjadi Allah di dalam keyakinan itu adalah diri kita sendiri.


Iman harus membuat kita tunduk kepada penyataan Tuhan, meski kenyataan itu melampaui akal budi kita yang tidak mudah untuk kita pahami, sebab melalui iman barulah kita dapat mengerti, dan bukan sebaliknya.


Beriman pada dasarnya adalah kerinduan untuk memperkenankan Tuhan, bukan kerinduan untuk memperkenankan diri kita sendiri.


Ibrani 11:5-6


5 Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.


6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.


Adakah orang yang memperkenankan Allah tanpa iman?


Jika dalam tataran pengertian iman yang sesungguhnya, maka jawabannya tidak ada.


Namun jika iman dimengerti sebagai sesuatu yang berpusat pada diri manusia, sebagai persepsi atau perspektif tentang Allah, maka manusia bisa berusaha memperkenankan Tuhan tanpa iman, karena hal itu sebenarnya bukan iman, melainkan persepsi dan perspektif manusia tentang Allah.


Hal inilah yang hendak diterangkan oleh surat Ibrani, pada dasarnya iman harus berpusat pada Tuhan, bukan berpusat pada manusia.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:


1. Tanpa iman, tidak mungkin seseorang itu berkenan kepada Tuhan.


Ibrani 11:6


6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.


Firman Allah berkata “tidak mungkin ada orang yang dapat berkenan kepada Allah tanpa iman”, firman Allah tidak berkata “tanpa iman sangat sulit memperkenankan Allah”.


Artinya bukan mengenai tingkat kesulitan, tapi kemustahilan untuk berkenan kepada Allah tanpa iman.


Firman Tuhan berkata, “barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah itu ada”, artinya Allah yang berinisiatif membuat seseorang bisa berpaling mengenal Dia.


Seseorang tidak mungkin berpaling kepada Allah jika Allah tidak menyatakan diri-Nya.


Iman bukan berdasarkan inisiatif manusia, tetapi inisiatif Allah, karena Allah itu Allah yang ada, sehingga Ia adalah Allah yang hidup.


Dia berinisiatif sehingga seseorang bisa berpaling kepada Allah, itulah iman yang sejati.


Iman yang tidak sejati adalah iman yang berasal dari inisiatif dalam diri manusia, yang memikirkan sesuatu yang kuasa.


Oleh karena itu di dunia ini ada banyak orang yang percaya kepada ilah-ilah tertentu.


Tidak mungkin seseorang bisa berkenan kepada Allah tanpa iman, sebab untuk kita berkenan kepada Allah maka kita harus mengenal Allah, tidak bisa dengan pikiran kita sendiri.


Allah yang eksis itu, Dia adalah Allah yang menyatakan diri, barulah kita bisa berpaling kepada-Nya.


Alkitab menekankan kepada kita, beriman itu berpusat kepada Allah. Alkitab mengatakan, “Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”


Firman Allah berkata “beriman”, artinya berpusat kepada Allah.


Tuhanlah yang berinisiatif memberikan upah itu, bukan manusia dengan caranya sendiri untuk meraih upah itu.


Tuhan seperti ini yang kita kenal, yaitu Tuhan yang menyatakan diri di dalam Yesus Kristus sehingga Dia berkata, “Barang siapa percaya kepada Ku, dia akan menerima hidup yang kekal”.


Allah yang kita kenal adalah Allah yang berinisiatif, sehingga kita bisa berpaling kepada dia karena Allah itu ada, dan kita bisa selamat karena Allah yang berjanji, Dia menepati janji-Nya di dalam Yesus Kristus.


Sehingga, tanpa iman tidak mungkin kita dapat berkenan kepada Tuhan.


2. Beriman kepada Tuhan menjadikan seseorang bergaul dengan Tuhan dan menyatakan bahwa memang ia adalah milik Tuhan.


Ibrani 11:5


5 Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.


Alkitab memberikan contoh pahlawan iman yaitu Henokh, maka Alkitab mencatat bahwa Henokh di dalam hidupnya adalah orang yang bergaul dengan Allah, atau hidup berjalan bersama-sama dengan Allah.


Orang yang hidup berjalan bersama-sama dengan Allah adalah orang beriman dan orang yang mengenal Allah.


Henokh tidak mati, tetapi ia diangkat, hal ini memberitahukan pesan yang penting di firman Allah, bahwa orang yang mengenal Allah adalah milik Tuhan.


Tuhan Yesus pernah berkata, “Inilah hidup yang kekal, yaitu mengenal Allah yang satu-satunya dan mengenal Yesus Kristus”.


Keselamatan bukan hanya berbicara masa yang akan datang, tetapi tentang mengenal Tuhan, karena Tuhan lebih dahulu menyatakan diri-Nya kepada kita di dalam Kristus, sehingga kita bisa berjalan bersama Dia karena Dia berjalan bersama dengan kita.


Kita bisa mengenal Allah karena Dia menyatakan diri kepada kita. Ketika kita disebut orang beriman, maka kita adalah orang yang mengenal Tuhan, karena kita percaya kepada Firman-Nya dan percaya kepada Yesus Kristus yang dinyatakan oleh Injil.


Ketika kita disebut orang mengenal Tuhan, kita ini adalah milik Tuhan. Yesus berkata, “Akulah kebangkitan hidup, kalaupun dia sudah mati dia akan hidup kembali”.


Alkitab menggambarkan dari Henokh, seorang yang harusnya mati tetapi Tuhan mengangkat dia. Orang yang bergaul dengan Allah dan yang mengenal Allah, dia adalah milik Allah.


Apakah kita sudah mengenal Allah? mengenal Allah adalah beriman dan percaya kepada Allah. Firman-Nya berkata, kita harus percaya kepada yang diutus oleh Allah, yaitu Yesus Kristus Anak Allah itu sendiri.


Sehingga saat kita mengenal Yesus, kita mengenal Bapa dan itulah hidup yang kekal.


Marilah kita membuka hati untuk menerima kebenaran firman Tuhan dan Injil, yaitu Yesus Kristus, Dialah juruselamat dan Tuhan kita.


Doakan dan renungkan.


* Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.


* Beriman kepada Tuhan menjadikan seseorang bergaul dengan Tuhan dan menyatakan bahwa ia adalah milik Tuhan.


Tanpa iman = mustahil