Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Sabtu, 16 September 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Ibrani 6 : 13-20

Berpegang Teguh Pada Pengharapan (Part 2)


Iman kepada Tuhan bukan dilandaskan oleh apa yang kita pikir tentang Tuhan, tetapi apa yang Tuhan nyatakan kepada kita, itulah iman yang sejati.


Oleh karena itu, iman timbul dari pendengaran akan firman Allah. Di dalam Alkitab, Tuhan menyatakan diri-Nya.


Ketika Tuhan menyatakan diri-Nya melalui Alkitab maka kita mendapatkan bahwa Tuhan mengerti segala kelemahan-kelemahan kita untuk kita beriman kepada Tuhan.


Ada banyak orang yang begitu yakin dengan sesuatu yang belum jelas bahkan tidak pasti.


Bagaimana dengan orang Kristen dengan imannya kepada Tuhan? Orang Kristen bisa ragu kepada sesuatu yang pasti yang Tuhan sediakan bagi kita.


Mengapa ada orang-orang yang begitu yakin pada apa yang belum pasti dan belum jelas?


Keyakinan ini terjadi karena pada umumnya di dunia ini manusia harus bertanggung jawab untuk dirinya sendiri dan pada saat yang sama, manusia meyakini bahwa pada dasarnya manusia adalah baik.


Ketika manusia melihat sesuatu yang belum pasti dan manusia memiliki tanggung jawab untuk memastikan semuanya, maka manusia itu merasa dia yakin, keyakinan itu berdasarkan pada dirinya sendiri.


Bagaimana dengan iman Kristen? Iman kristen menekankan bahwa kita harus menaruh keyakinan kita pada Tuhan, karena kita percaya bahwa keselamatan itu semata-mata adalah pemberian Tuhan.


Disitulah ada banyak orang yang mempertanyakan apakah dengan begitu mudah manusia bisa diselamatkan hanya dengan percaya.


Jika kita mengerti dan mengenal Tuhan, maka kita pasti tidak ragu keselamatan hanya karena pemberian Tuhan, bukan karena pencapaian manusia.




Ibrani 6 : 13-20


13 Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,


14 kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak."


15 Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.


16 Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.


17 Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,


18 supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.


19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,


20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.


Bagian firman Tuhan yang kita baca, penulis surat Ibrani ingin mengajarkan kepada orang-orang Kristen, bahwa ketika Allah berjanji, Ia tidak bermain-main dengan janji-Nya.


Untuk meyakinkan bahwa Dia tidak main-main dengan janji-Nya, maka Allah perlu bersumpah.


Mengapa Allah perlu bersumpah padahal Allah adalah Allah yang benar dan setia dan tidak pernah berdusta?


Secara hakekat, Allah tidak perlu bersumpah, namun mengapa Allah perlu bersumpah ketika Dia berjanji kepada Abraham, semata-mata karena kelemahan-kelemahan manusia yang sulit untuk percaya.


Bagian dari firman Tuhan ini memberitahukan kepada kita bahwa Tuhan kita bukan sekedar Tuhan yang memberikan janji tetapi Tuhan yang mengikatkan diri-Nya kepada janji-Nya.


Janji Tuhan melekat pada diri Tuhan itu sendiri sehingga kita tidak perlu ragu kepada janji-Nya.


Pesan firman Tuhan bagi kita:


1. Tuhan bukan sekedar memberikan janji-Nya, tetapi Ia memberikan diri-Nya sebagai kenyataan daripada janji yang Ia telah sampaikan kepada kita.


Ibrani 6 : 13-18


13 Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,


14 kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak."


15 Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.


16 Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.


17 Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,


18 supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.


Ketika Allah menyatakan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri.


Ketika orang bersumpah, ia bersumpah demi sesuatu yang lebih tinggi daripadanya.


Bagaimana dengan Allah? Tidak ada yang lebih tinggi daripada Allah, maka ketika Allah bersumpah, Allah bersumpah demi diri-Nya sendiri.


Ketika berbicara bersumpah, di situ seseorang mengikatkan dirinya terhadap apa yang dia janjikan.


Allah berbuat demikian karena kelemahan manusia.


Allah adalah Allah yang setia, namun agar manusia percaya pada janji Allah, maka Allah mengikatkan diri-Nya pada sumpah itu.


Hal ini menjadi nyata bahwa Allah yang berjanji, Allah yang menyerahkan diri-Nya untuk menyatakan janji-Nya adalah janji yang pasti.


Itu nyata ketika Yesus Kristus menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, mati bagi kita, dan pada hari ketiga bangkit dari antara orang-orang mati dan Dia hidup selama-lamanya naik ke sorga.


Betapa ajaibnya Tuhan kita, Dia bukan sekedar memberikan janji tentang hidup yang kekal, janji tentang hidup yang berkelimpahan, tetapi Dia sendiri menyerahkan diri-Nya untuk menggenapi janji itu.


Disitu Alkitab ingin memberitahukan kepada kita agar kita tidak menjadi tidak percaya kepada janji-janji Tuhan di dalam Alkitab.


Firman Tuhan berkata, di dalam Kristus maka iya dan amin untuk seluruh janji Allah.


Mengapa demikian? Kristus telah memberikan diri-Nya sepenuhnya sebagai bukti bahwa yang berjanji tidak pernah mengingkari janji.



2. Pengharapan di dalam Kristus sangat meyakinkan karena pengharapan itu dilandasi oleh diri Yesus Kristus sendiri dimana Dia sudah masuk ke sorga sebagai perintis bagi kita dan di dalam sorga, Dia adalah pembela kita yaitu Imam Besar Agung kita dihadapan Allah Bapa.


Ibrani 6 : 19-20


19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,


20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.


Siapakah manusia yang dapat memberikan pengharapan yang sejati akan kehidupan yang kekal itu? Tidak ada.


Tidak ada seorang pun yang pernah masuk ke sorga dengan dirinya sendiri atau dengan kebenarannya sendiri.


Berbeda dengan Yesus Kristus, Dia memberikan janji akan hidup yang kekal.


Dia berjanji akan hidup setelah kematian dan Dia mengkonfirmasi bahwa Dia sendiri telah mengalahkan maut itu dengan bangkit dari antara orang mati dan Dia sendiri memberitahukan bahwa Dia telah masuk ke sorga.


Konfirmasi itu ketika Dia memberikan Roh Kudus, apabila Dia tidak sampai kepada Bapa, Dia tidak diberikan Roh Kudus, tetapi Dia sampai kepada Bapa maka Dia memberikan Roh Kudus.


Pencurahan Roh Kudus sudah terjadi pada hari Pentakosta 2000 tahun yang lalu.


Yesus Kristus sudah masuk ke sorga karena Dia berasal dari sorga, sehingga Alkitab berkata Dia menjadi perintis bagi kita yang mengikut Yesus, kita suatu kali akan masuk ke dalam sorga.


Bukan itu saja, Kristus di sorga menjadi Pembela kita, Dia adalah Imam Besar Agung kita di hadapan Allah.


Sehingga di dalam segala kelemahan dan kekurangan kita ada Kristus yang membela kita karena Dia telah melakukan karya penebusan kita.


Tidak ada seorang manusia bisa memberikan pengharapan yang meyakinkan, karena tidak ada seorang manusia bisa dengan kebenaran sendiri masuk ke sorga, semua bergantung pada karya Kristus.


Oleh karena itu, jika Kristus telah begitu meyakinkan akan keselamatan akan hidup yang kekal, akan hidup yang berkelimpahan bagi kita, maka apakah lagi yang jauh lebih besar daripada itu yang Kristus tidak dapat tolong? Tidak ada.


Segala sesuatu Tuhan sudah berikan kepada Yesus Kristus sehingga seluruh berkat dan kebaikan, seluruh pertolong hanya ada di dalam Penebus kita, yaitu Yesus Kristus.


Oleh karena itu, mari kita bergantung kepada-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari, mari kita berseru kepada-Nya dalam kelemahan kita.


Mari memohon pertolongan pada saat pergumulan kita, dan kita tahu ketika menghampiri takhta kasih karunia itu kita mendapat pertolongan pada waktu-Nya yang tepat.



Doakan dan renungkan.


* Ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri.


* Secara hakekat, Allah tidak perlu bersumpah karena Ia tidak mungkin berdusta, namun Allah bersumpah semata-mata karena kelemahan manusia yang sulit untuk percaya.


Demi manusia, Allah bersumpah