Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Minggu, 10 September 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Ibrani 4:1-13

Hari Perhentian Yang Disediakan Allah


Dalam hidup ini betapa pentingnya mempunyai rasa aman, karena dengan rasa aman kita baru bisa efektif di dalam kehidupan.


Namun satu peringatan bahwa rasa aman yang palsu justru sangat berbahaya bagi hidup kita.


Aman hanya ada di dalam Yesus Kristus, karena Dia adalah batu karang yang teguh, Juruselamat dan Dialah Tuhan dari segala sesuatu.


Kehidupan manusia memiliki satu karakteristik yaitu dalam bahasa Inggrisnya iturestlessatau dalam bahasa Indonesia gelisah.


Gelisah atau kegelisahan bisa tidak nyata terlihat secara lahiriah, namun bisa nyata dimana manusia mencari sesuatu yang dapat memuaskan dirinya dan pencarian itu dapat bermuara pada hal-hal yang berbeda.


Sebenarnya hal itu bukan semata-mata perkara lahiriah melainkan ekspresi dari perkara batiniah. Alkitab membukakan kepada kita bahwa hanya Tuhanlah tempat perhentian sesungguhnya.



Matius 11:28

Ajakan Juruselamat


Tuhan Yesus sendiri mengajak kita, dengan mengatakan:


28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.


Kelegaan yang dimaksud Tuhan Yesus adalah perhentian bagi batin kita. Itulah yang Yesus katakan bahwa Ia memberikan damai sejahtera yang tidak dapat diberikan dunia kepada kita.

Ibrani 4:1-13


1 Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.


2 Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.


3 Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan.


4 Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya."


5 Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."


6 Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka.


7 Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,

janganlah keraskan hatimu!"


8 Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain.


9 Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.


10 Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.


11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.


12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.


13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.


Perhentian merupakan topik dari firman Tuhan yang kita baca. Ternyata bangsa Israel itu keluar dari Mesir tidak sampai kepada tanah perjanjian yang disebut suatu tempat perhentian.


Namun mereka yang sudah di tanah perjanjian, Allah mengatakan bahwa Tuhan menyediakan perhentian.


Hal itu berarti peristiwa Israel masuk ke tanah perjanjian merupakan sebuah tipologi dari tanah perjanjian sesungguhnya yaitu sorga atau hidup yang kekal.


Hidup itu tidak bisa didapat dari dunia ini melainkan dari sang hidup yaitu Yesus Kristus.

Pesan Firman Tuhan bagi kita:

1.
Perhentian sesungguhnya yang Tuhan berikan kepada kita adalah di dalam Kristus di mana Kristus sudah selesai melaksanakan karya penebusan-Nya di atas kayu salib.

Ibrani 4:1-5


1 Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.


2 Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.


3 Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan.


4 Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya."


5 Dan dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."


Menarik sekali firman Tuhan yang kita baca berulang-ulang. Firman Tuhan berkata mereka tidak akan masuk ke dalam perhentian-Ku.


Bukan perhentian mereka tapi perhentian-Ku, artinya perhentian itu bukan perhentian manusia tetapi itu pekerjaan Tuhan.


Bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir tidak masuk ke dalam tanah perjanjian, mereka tidak masuk ke dalam perhentian-Ku.


Tuhan katakan tetapi mereka yang sudah di dalam tanah perjanjian, masih ada kesempatan untuk masuk ke dalam perhentian-Ku.


Perhentian di dalam perjanjian lama menjadi sebuah tipologi akan perhentian yang sesungguhnya yang sifatnya kekal yaitu sorga atau hidup yang kekal.


Bagaimanakah seorang bisa masuk ke dalam perhentian Tuhan? Yaitu ketika seorang itu beriman.


Ketika seorang beriman kepada Yesus Kristus, maka dia masuk ke dalam perhentian di dalam Yesus Kristus. Mengapa demikian? Karena Yesus Kristus berkata, “Sudah selesai”.


Ketika kita ingin mengalami perhentian, maka bukan perhentian dari apa yang bisa kita kerjakan, tetapi perhentian yang dianugerahkan kepada kita yaitu melalui karya Tuhan Yesus di atas kayu salib.


Ketika kita menerima karya itu, kita masuk ke dalam perhentian Tuhan. Yang dimaksud perhentian itu adalah bahwa kita menerima hidup yang berkelimpahan atau yang kekal.


Sehingga kita tidak lagi menjadi orang-orang yang merasa tidak aman, takut atau di bawah bayang-bayang maut. Tetapi kita adalah orang-orang yang melihat pengharapan dan kemuliaan di dalam Tuhan.


Kita tidak lagi diperbudak oleh kuasa gelap atau kuasa dosa, melainkan kita mendapat damai sejahtera Tuhan yaitu dengan iman kepada Yesus Kristus yang sudah menyelesaikan karya penebusan di atas kayu salib.


Perhentian tidak pernah dicapai dengan usaha manusia, tetapi dari perhentian yang sejati yaitu karya Tuhan semata.


Termasuk dalam Perjanjian Lama ketika Allah berbicara perhentian, Allah berhenti pada hari ketujuh dan manusia hanya dapat mengalami perhentian itu ketika dia percaya kepada Allah.


Dan dalam perjanjian baru ketika Kristus di atas kayu salib berkata “Sudah selesai”, maka kita akan menerima perhentian itu, ketika kita percaya kepada Dia.

2. Kita masuk ke dalam perhentian ketika kita menerima dan hidup di dalam anugerah Yesus Kristus yang nyata dari dorongan kasih menaati firman Tuhan.


Ibrani 4:10-12


10 Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.


11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.


12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.


Kita masuk ke dalam perhentian Tuhan ketika kita menerima anugerah di dalam Yesus Kristus dan hidup di dalam-Nya.


Alkitab mengatakan bahwa, “Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.”


Berhenti dari pekerjaan-Nya adalah kita menerima anugerah bukan karena pekerjaan baik kita, bukan karena pekerjaan religius, peribadatan atau korban-korban yang kita berikan kepada Tuhan, bukan juga karena perbuatan-perbuatan baik kita.


Itulah yang dimaksud kita berhenti dari segala pekerjaan dan usaha kita.


Kita akan masuk ke dalam perhentian Tuhan, ketika kita menerima anugerah yang seratus persen dari Tuhan kepada kita di dalam Yesus Kristus.


Oleh karena itu firman Allah berkata,“Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu….


Maksudnya adalah kita sungguh-sungguh intropeksi diri, apakah saya sudah berada di dalam anugerah itu.


Ketika kita berada di dalam anugerah itu hanya melalui iman maka kita menjadi orang percaya yang memiliki kasih Kristus yang mendorong kita untuk mengasihi Dia.


Sehingga setiap firman yang kita dengar, begitu berbicara kepada kita, sehingga kita rela menaati-Nya.


Ketika kita percaya dan mengasihi Dia, maka firman itu menjadi terang, sehingga kita bisa melihat siapa diri kita di hadapan Tuhan.


Kita yang tidak lagi di bawah kuasa dosa atau kegelapan, dimana mata hati kita telah diterangi oleh Roh Kudus.


Kita menjadi orang-orang yang melihat terang Tuhan dari Firman itu. Sehingga oleh dorongan kasih kita rela melakukannya.


Menerima anugerah di dalam Yesus Kristus membuat jiwamu tidakrestlessatau tidak gelisah, melainkan memiliki rasa aman yang sesungguhnya, aman di dalam naungan salib Yesus Kristus.


Karena anugerah yang Dia berikan kepada kita melindungi, memelihara dan memberikan jaminan akan kepastian kemuliaan yang Tuhan berikan bersama-sama dengan Dia.


Doakan dan renungkan.


* Barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.


* Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.


Perhentian kekal usai kehidupan fana