Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Jumat, 01 September 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Filemon 1:8-16

Permintaan Paulus kepada Filemon mengenai Onesimus


Di dalam hukum rohani, kebaikan akan mengalahkan kejahatan dan anugerah akan mengalahkan dosa.


Itulah yang kita saksikan di dalam pernyataan Yesus Kristus ketika Dia menyerahkan nyawaNya bagi kita.


Perubahan batiniah seseorang akan mengubah perilaku secara tetap, sebab perliaku lahiriah dari dirinya sudah diubahkan dari dalam.


Itulah yang Yesus kerjakan dalam diri seseorang ketika orang itu percaya kepada Kristus, yakni melalui kelahiran baru dan pekerjaan Roh Kudus.


Sebagai orang percaya, kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Kita memang tidak bisa mencapainya secara sempurna, namun keserupaan kita dengan Kristus bukan suatu hal yang mustahil.


Hal itu karena Yesus telah mengubah batin kita dan memberikan Roh Kudus untuk bekerja di dalam hati kita.


Walaupun demikian, mengapa masih ada orang Kristen yang masih hidup dalam manusia lama? Hal itu karena dia tidak memberikan tempat bagi Kristus untuk bertakhta di dalam dirinya.


Meskipun dia adalah manusia baru, dia tetap mengendalikan dirinya sendiri, bukanlah Kristus yang hidup di dalam dirinya.


Ketika kita menempatkan Tuhan pada takhta dalam hati kita, maka kita percaya pada Kristus bukan saja menjadikan-Nya sebagai juru selamat kita, tetapi juga Dia sebagai Tuhan kita.


Kita tidak saja diselamatkan oleh Dia, tetapi Dia mau bekerja di dalam hidup kita agar kita serupa dengan Dia.


Filemon 1:8-16


8 Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan,


9 tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus,


10 mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus


11 –dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku.


12 Dia kusuruh kembali kepadamu –dia, yaitu buah hatiku –.


13 Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil,


14 tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela.


15 Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,


16 bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.


Surat Filemon ini bukanlah surat yang mudah untuk dituliskan oleh Rasul Paulus. Pada saat itu, Rasul Paulus sedang mengurus relasi dua orang yang sedang rusak, yakni relasi Filemon dan

Onesimus.


Pada bagian ini, kita tahu bahwa Rasul Paulus begitu mengenal baik Filemon yang hidup sebagaimana orang percaya yang patut, yaitu iman yang nyata dalam kasih.


Surat Rasul Paulus ini juga menunjukan dua pribadi yang menampakkan keindahan Kristus di dalam diri mereka, yakni Rasul Paulus dan Filemon.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:


1. Kekuatan kasih melampaui kekuatan perintah, sehingga orang yang mengasihi akan melakukan lebih dari sekadar melakukan perintah.


Filemon 1:8-10


8 Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan,


9 tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus,


10 mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus


Kalimat yang ditulis oleh Rasul Paulus ini adalah sebuah kalimat yang berharga bagi kita.


Paulus adalah seorang rasul yang mempunyai otoritas menyampaikan Firman Allah. Dia bukan hanya seorang rasul biasa, tetapi dia juga rasul yang menderita.


Dia bukan hanya rasul yang telah menderita, tetapi juga rasul yang sudah tua dan Filemon adalah buah dari pelayanannya.


Apa yang dituliskan oleh Rasul Paulus adalah masuk akal bahwa Paulus memiliki kebebasan penuh untuk memberikan printah kepada Filemon.


Dia adalah seorang rasul, seorang rasul yang rela bagi Kristus, seorang rasul yang sudah tua, dan Filemon adalah buah pelayanannya.


Namun Rasul Paulus tidak menggunakannya untuk memerintah Filemon. Paulus lebih memilih untuk memohon kepada Filemon. Bukankah ini adalah gambaran dari keindahan kasih Kristus?

Kristus memiliki otoritas yang sangat kuat dan Dia berhak penuh atas hidup manusia. Namun dia merendahkan diri untuk mati di atas kayu salib agar kita diselamatkan. Apa sebenarnya yang tersirat dalam kata-kata Rasul Paulus ini adalah tentang kasih.


Filemon dan Rasul Paulus sudah mengalami kasih Kristus. Filemon juga sudah mengalami kasih Rasul Paulus, sementara Rasul Paulus mengenal Filemon akan kasihnya yang luar biasa.


Di situlah mengapa Filemon tidak perlu diperintahkan, karena Filemon akan melakukannya meski tidak diperintahkan, bahkan dia akan melakukan lebih dari hanya sekadar perintah.


Itu adalah kekuatan kasih. Kekuatan kasih lebih besar dari kekuatan perintah. Mungkin ada orang ketika diperintahkan akan langsung taat, tetapi hatinya menolak.


Ketika kasih itu dinyatakan, orang itu bukan sekadar taat, namun juga dengan kerelaan dan kesengajaan bahkan akan melakukan lebih dari apa yang diminta.”




Itulah kasih Kristus yang bekerja di dalam diri orang percaya. Orang percaya bukan saja rela melakukan perintah Tuhan, namun juga rela melakukan apa pun yang Tuhan minta karena ia telah mengalami kasih Kristus itu.


Oleh karena itu, mari kita hidup dalam kasih yang memiliki kekuatan untuk mengubahkan orang, khususnya ketika kasih Kristus dinyatakan.


2. Kristus mendamaikan kita dengan Allah dan Ia juga mendamaikan kita dengan sesama kita.


Filemon 1:11-16


11 –dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku.


12 Dia kusuruh kembali kepadamu –dia, yaitu buah hatiku –.


13 Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil,


14 tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela.


15 Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,


16 bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.


Apa yang Rasul Paulus sampaikan pada Filemon adalah mengenai Onesimus. Onesimus adalah hamba atau budak. Budak bukan tentang pekerjaan, tapi terkait dengan status seseorang.


Pada zaman itu seorang budak bagaikan sebuah properti dan tidak lagi dianggap sebagai manusia.


Saat itu Onesimus melarikan diri dari rumah Filemon. Tidak diketahui apa perbuatan Onesimus, namun akhirnya dia berjumpa dengan Paulus di penjara dan dia percaya Yesus serta melayani Tuhan.


Oleh karena itu Paulus mengatakan bahwa dia adalah orang yang berguna.


Budak yang lari dari tuannya adalah budak yang tidak berguna, namun Rasul Paulus berkata bahwa Onesimus di dalam Kristus itu berguna, karena dia adalah seorang yang dilahirkan kembali menjadi manusia baru.


Hatinya bukan lagi hati yang melarikan diri, namun hati yang bertanggung jawab dan mau melayani.


Rasul Paulus meminta kepada Filemon untuk menerima Onesimus bukan lagi sebagai budak, melainkan sebagai saudara seiman, saudara yang dikasihi selamanya, baik secara manusia (status budaknya) dan di dalam persekutuan di dalam Tuhan.


Apa yang Rasul Paulus sampaikan itu senada dan senapas dengan apa yang menjadi berita Injil bagi setiap orang.


Hendaklah engkau diperdamaikan dengan Kristus.” Kristus datang untuk memperdamaikan kita dengan Allah. Kristus ingin menyatakan kepada kita untuk berdamai dengan Allah di dalam Dia.


Namun Kristus bukan hanya memperdamaikan kita dengan Allah. Kita yang diperdamaikan dengan Allah juga diperdamaikan dengan orang-orang di sekitar kita. Itulah karya Kristus yang ajaib.


Ketika kita mengalami damai sejahtera dari Allah, maka kita telah berdamai dengan Dia. Karena itu juga kita bisa berdamai dengan diri kita sendiri dan berdamai dengan orang lain.


Masalah berelasi dengan orang lain bukan karena masalah pada diri orang lain, namun mungkin karena masalah pada diri kita sendiri.


Kristus mendamaikan kita dengan Allah, Kristus juga yang mendamaikan kita dengan orang lain.


Oleh karena itu marilah kita belajar berdamai dengan orang lain sebagaimana yang dirancangkan Tuhan di dalam hidup kita.


Kita menjadi orang-orang yang membawa damai karena kita adalah anak-anak Allah.


Doakan dan renungkan.


* Kekuatan kasih melampaui kekuatan perintah, sehingga orang yang mengasihi akan melakukan lebih dari sekadar melakukan perintah.



* Ketika kita mengalami damai sejahtera dari Allah, maka kita bisa berdamai dengan diri kita dan dengan orang lain.


The power of God’s love