Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Senin, 14 Agustus 2023

Tuhan adalah Gembalaku

2 Timotius 1:1-5

Salam; Ucapan syukur dan nasihat untuk bertekun


Tanpa Kristus datang ke dalam dunia menjadi manusia, kita sesungguhnya tidak pernah tahu, manusia yang sesungguhnya yang Tuhan inginkan seperti apa.


Tetapi dengan kedatangan Yesus Kristus menjadi manusia yang sejati, maka kita dapat melihat bagaimana sesungguhnya kita harus hidup sebagai manusia.


Kristus datang sebagai manusia untuk menanggung dosa kita, tetapi bukan itu saja, Dia datang untuk memberikan teladan kehidupan bagi kita.


Apa yang diwariskan oleh Alkitab kepada kita, yaitu rencana keselamatan Allah yang kekal dan agung itu.


Dimulai dari perjanjian lama sampai perjanjian baru dan Allah yang merencanakan, Dia Allah yang berdaulat menggenapi seluruh rencana-Nya.


Namun bukan itu saja, alkitab juga mewariskan kepada kita teladan-teladan yang mulia, teladan-teladan yang agung dan yang teragung itu adalah Yesus Kristus.


Kita tidak pernah bisa melihat Allah dengan kasat mata, karena Allah begitu dahsyat dan Dia begitu misteri.


Alkitab memberitahukan kepada kita, Allah yang dahsyat dan misteri itu begitu mencintai kita, dan bukti kecintaan Dia pada kita adalah Dia menyatakan diri dengan datang ke dalam dunia. Firman menjadi manusia yaitu Yesus Kristus.


Yesus Kristus memberikan nyawa-Nya dan juga memberikan keteladanan-Nya untuk diwariskan kepada kita, dan kita harus belajar untuk mewariskan ke generasi selanjutnya, sebagai tongkat estafet orang-orang kudus untuk memberitakan injil dan menjadi kesaksian bagi dunia ini.

2 Timotius 1:1-5


1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus,


2 kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.


3 Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni dan seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.


4 Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kau curahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku.


5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.


Hari ini kita memulai perjalanan iman kita bersama surat 2 Timotius. Surat ini ditulis oleh Rasul Paulus dikirim kepada anaknya yang kekasih, anak rohani yaitu Timotius yang menggembalakan gereja di kota Efesus.


Surat ini kemungkinan ditulis tahun 64 atau 65 masehi. Rasul Paulus menulis surat ini ketika dia berada di tahanan untuk kedua kalinya, yang pertama kali dicatat di dalam kisah para rasul bagian terakhir.


Surat ini adalah surat terakhir sebelum Rasul Paulus akhirnya meninggal sebagai martir dari Yesus Kristus. Tentu surat ini sangat berharga bagi kita sebagai orang-orang percaya yang hidup di jaman akhir.


Dalam surat ini Rasul Paulus telah bersedia menjadi martir Kristus, meskipun demikian dia tetap menggunakan waktunya untuk memberitakan berita hidup yang ada di dalam Yesus Kristus.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:


1. Tuhan memanggil kita sebagai orang percaya untuk memberitakan janji tentang hidup di dalam Yesus Kristus.


2 Timotius 1:1-2

1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus,


2 kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.


Panggilan Allah di dalam Kristus bagi kita adalah panggilan yang sangat istimewa. Di mana istimewanya, kita dipanggil memberitakan akan hidup yang kekal itu, yang ada di dalam Yesus Kristus.


Janji yang istimewa yang Tuhan sudah genapi dengan mati di atas kayu salib.


Kita bukan memberitakan tentang peraturan-peraturan yang harus dilalui oleh orang untuk mendapatkan sesuatu.


Kita bukan memberitakan tentang peribadatan-peribadatan tertentu yang harus dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, kita tidak memberitakan tentang korban-korban apa yang perlu kita berikan kepada Tuhan agar kita berkenan kepada Tuhan.


Tetapi kita dipanggil untuk menjadi pemberita akan hidup yang kekal yang ada di dalam Yesus Kristus. Menjadi pemberita akan hidup yang kekal di dalam Yesus Kristus adalah pekerjaan yang penting, yang signifikan, yang berarti dan bernilai kekal.


Sadarkah kita sebagai orang percaya adalah orang-orang yang sangat penting bagi orang lain. Karena setiap manusia dia hanya sementara hidup di dunia ini. Satu kali dia harus meninggalkan dunia ini.


Jikalau mereka tidak mendapatkan hidup yang kekal di dalam Kristus, mereka ada di dalam kebinasaan. Betapa panggilan Tuhan ini, sebuah panggilan yang tidak main-main.


Mari kita menjadi seperti Rasul Paulus, menjadi pemberita akan janji tentang hidup yang ada di dalam Kristus. Ketika orang menerimanya, dia pasti bersyukur atas pelayanan kita semua.


2. Mari kita mewariskan pelayanan sebagai orang percaya dengan penuh kemurnian.


2 Timotius 1:3 & 1:5

3 Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni dan seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.


5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.


Apa yang kita wariskan sebagai orang percaya kepada generasi selanjutnya? Tentu yang kita wariskan adalah iman di dalam Yesus Kristus.


Namun iman yang seperti apa? Alkitab mengatakan Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah, di mana dia melayani dengan hati nurani yang murni sebagaimana yang dilakukan nenek moyangnya.


Lalu dia ingat akan Timotius yang memiliki iman yang tulus ikhlas seperti neneknya Lois dan seperti ibunya Eunke. Betapa berharga warisan ini, jaman akhir sulit mendapatkan orang yang memiliki hati nurani yang murni.


Sulit untuk hidup tulus dan ikhlas di dalam hidup ini. Karena dunia mengajar kita untuk tidak pernah tulus, dunia mengajar kita untuk selalu dimanipulasi, terdistorsi dengan kepentingan-kepentingan dunia ini.


Orang Kristen terpanggil untuk mewariskan keteladanan iman yang tulus ikhlas dan murni kepada generasi selanjutnya.


Generasi selanjutnya yang memegang tongkat estafet injil, dia harus belajar daripada kita. Bagaimana kita punya iman yang tulus ikhlas, iman yang murni di hadapan Tuhan.


Sehingga dengan demikian kita bisa menyaksikan pekerjaan Tuhan, injil terus dikobarkan dari jaman ke jaman, dari desa ke kota dan dari kota ke desa.


Di berbagai pelosok dunia ini ada orang-orang Kristen yang murni di hadapan Kristus, yang hidup bagi Kristus, yang rela menyerahkan hidupnya bagi Dia.


Betapa pentingnya kehadiran kita untuk mewarisi iman yang tulus ikhlas, iman yang murni di hadapan Kristus di tengah- tengah dunia yang bengkok ini.


Doakan dan renungkan.


* Apa yang kita wariskan sebagai orang percaya kepada generasi setelah kita?


* Paulus teringat akan iman Timotius yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam neneknya Lois dan di dalam ibunya Eunike dan yang ia yakin hidup juga di dalam diri Timotius.


Warisan dan estafet iman