Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Selasa, 18 Mei 2021

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Selasa, 18 Mei 2021

Kejadian 30 : 1-24

Tuhan tahu segala kebutuhan kita
dan Tuhan menyediakan berkat
sesuai dengan waktu yang
Tuhan ingin berikan pada kita.

Persaingan adalah kata yang tepat
untuk mewarnai apa yang terjadi
di dalam dunia ini.
Persaingan bisnis,
persaingan jabatan,
persaingan popularitas,
persaingan mendapat warisan,
persaingan merebut wilayah,
persaingan antar negara.
Persaingan ini membuat dunia
dipenuhi dengan hingar bingar.
Saling mengganggu,
saling merusak,
bahkan saling membinasakan.

Ketika persaingan ini meliputi
raksasa-raksasa dunia,
maka terjadilah seperti peribahasa
"Gajah bertarung dengan gajah,
pelanduk mati ditengah-tengah."

Bagaimanakah orang percaya harus
bersikap di tengah-tengah atmosfir
dunia yang seperti ini?

Kejadian 30:1-24

1) Ketika dilihat Rahel,
bahwa ia tidak melahirkan
anak bagi Yakub,
cemburulah ia kepada kakaknya itu,
lalu berkata kepada Yakub:
"Berikanlah kepadaku anak;
kalau tidak, aku akan mati."

2) Maka bangkitlah amarah Yakub
terhadap Rahel dan ia berkata:
"Akukah pengganti Allah,
yang telah menghalangi
engkau mengandung?"

3).Kata Rahel:
"Ini Bilha, budakku perempuan,
hampirilah dia, supaya ia melahirkan
anak di pangkuanku,
dan supaya oleh dia akupun
mempunyai keturunan."

4).Maka diberikannyalah Bilha,
budaknya itu,
kepada Yakub menjadi isterinya
dan Yakub menghampiri budak itu.

5).Bilha mengandung,
lalu melahirkan seorang
anak laki-laki bagi Yakub.

6) Berkatalah Rahel:
"Allah telah memberikan
keadilan kepadaku,
juga telah didengarkan-Nya
permohonanku dan diberikan-Nya
kepadaku seorang anak laki-laki."
Itulah sebabnya ia
menamai anak itu Dan.

7) Mengandung pulalah Bilha,
budak perempuan Rahel,
lalu melahirkan anak laki-laki
yang kedua bagi Yakub.

8) Berkatalah Rahel:
"Aku telah sangat hebat
bergulat dengan kakakku,
dan akupun menang."
Maka ia menamai anak itu Naftali.

9) Ketika dilihat Lea,
bahwa ia tidak melahirkan lagi,
diambilnyalah Zilpa,
budaknya perempuan,
dan diberikannya kepada Yakub
menjadi isterinya.

10) Dan Zilpa, budak perempuan Lea,

melahirkan seorang
anak laki-laki bagi Yakub.

11) Berkatalah Lea:
"Mujur telah datang."
Maka ia menamai anak itu Gad.

12) Dan Zilpa, budak perempuan Lea,

melahirkan anak laki-laki
yang kedua bagi Yakub.

13) Berkatalah Lea:
"Aku ini berbahagia!
Tentulah perempuan-perempuan
akan menyebutkan aku berbahagia."
Maka ia menamai anak itu Asyer.

14) Ketika Ruben pada musim
menuai gandum pergi berjalan-jalan,

didapatinyalah di padang buah dudaim,
lalu dibawanya kepada Lea, ibunya.
Kata Rahel kepada Lea:
"Berilah aku beberapa buah dudaim
yang didapat oleh anakmu itu."

15) Jawab Lea kepadanya:
"Apakah belum cukup bagimu
mengambil suamiku?
Sekarang pula mau mengambil lagi
buah dudaim anakku?"
Kata Rahel:
"Kalau begitu biarlah ia tidur
dengan engkau pada malam ini
sebagai ganti buah dudaim anakmu itu."

16) Ketika Yakub pada waktu petang
datang dari padang,
pergilah Lea mendapatkannya,
sambil berkata:
"Engkau harus singgah
kepadaku malam ini,
sebab memang engkau telah
kusewa dengan buah dudaim anakku."
Sebab itu tidurlah Yakub
dengan Lea pada malam itu.

17) Lalu Allah mendengarkan
permohonan Lea.
Lea mengandung dan melahirkan
anak laki-laki yang kelima bagi Yakub.

18) Lalu kata Lea:
"Allah telah memberi upahku,
karena aku telah memberi
budakku perempuan kepada suamiku."
Maka ia menamai anak itu Isakhar.

19) Kemudian Lea mengandung pula
dan melahirkan anak laki-laki
yang keenam bagi Yakub.

20) Berkatalah Lea:
"Allah telah memberikan hadiah
yang indah kepadaku;
sekali ini suamiku akan tinggal
bersama-sama dengan aku,
karena aku telah melahirkan
enam orang anak laki-laki baginya."
Maka ia menamai anak itu Zebulon.

21) Sesudah itu ia melahirkan
seorang anak perempuan dan
menamai anak itu Dina.

22) Lalu ingatlah Allah akan Rahel;
Allah mendengarkan permohonannya
serta membuka kandungannya.

23) Maka mengandunglah Rahel
dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Berkatalah ia:
"Allah telah menghapuskan aibku."

24) Maka ia menamai anak itu Yusuf,
sambil berkata:
"Mudah-mudahan TUHAN menambah
seorang anak laki-laki lagi bagiku."

Lea dan Rahel bersaing ketat
untuk mendapatkan perhatian
dan rasa dihargai
oleh Yakub, suaminya.

Tidak heran kalau Rahel complain
kepada Yakub bahwa ia tidak
mendapatkan anak dari Yakub.
Yakub juga jengkel karena
itu bukanlah kemauan dia.

Tuhan tidak mengajarkan
sejak semula untuk berpoligami.
Kasih suami istri tidak dapat dibagi.
Kasih yang dibagi akan dirasakan
sebagai pengkhianatan.

Pesan Firman Tuhan Pada Hari Ini

1. Perasaan persaingan yang kuat
akan menghalalkan segala cara
untuk merasa dipuaskan

Itulah yang dialami oleh Rahel.
Rahel tahu ia lebih dikasihi Yakub
daripada Lea.
Ketika Rahel melihat
Lea memperoleh anak dari Yakub,
Ia merasa dikalahkan oleh Lea
karena Rahel tidak dapat
memberikan anak untuk Yakub.

Rahel menyuruh Bilha, budaknya,
untuk menjadi istri Yakub supaya
melalui Bilha, anak yang dilahirkannya
dapat menjadi anak Rahel.

Tindakan ini merupakan budaya
pada jaman itu.
Ketika seorang nyonya tidak dapat
memberikan anak pada suaminya,
ia boleh memberikan budaknya
pada suaminya.
Anak dari budaknya akan
menjadi anaknya.

Ini bukanlah hal yang Tuhan inginkan.
Persaingan akan membuat
orang menghalalkan segala cara
untuk mengalahkan pesaingnya.
Ketika kita memiliki rasa persaingan
dalam segala hal,
kita tidak bisa mengendalikan diri.

Kita akan melakukan apa saja
untuk memuaskan hasrat dalam
mengalahkan pesaing kita.
Disitulah diperlukan untuk kita
belajar beriman kepada Tuhan.

Jika iman kita dikalahkan oleh
rasa persaingan maka kita akan
memimpin diri kita sendiri dan
kita tidak mau dipimpin oleh Tuhan.
Kita akan memakai jalan sendiri
dan tidak lagi peduli dengan jalan Tuhan.

Mari kita waspada supaya kita tahu
ada kedaulatan Tuhan dalam
hidup kita.
Tuhanlah yang mengatur berkat
yang Ia mau sediakan bagi kita
dan bagi orang lain.

Dengan demikian,
kita boleh berjalan bukan
dengan semangat persaingan,
tapi semangat untuk menjadi
berkat bagi orang lain.

Janganlah kita
menghalalkan segala cara
Melainkan tunduklah
kepada kehendak Tuhan.

2. Persaingan menimbulkan
semangat yang transaksional
Meskipun dalam hal-hal yang sepele.

Kita dapat menemukannya dalam
pembacaan Firman Tuhan hari ini.
Ketika Ruben menuai buah dudaim
yang lalu diberikan pada ibunya, Lea,
Rahel melihat kejadian itu dan
Rahel memintanya.

Perhatikan bagaimana 2 saudara ini
melakukan semangat transaksional.
Ketidakrelaan Lea untuk berbagi
buah dudaim kepada Rahel,
dan keinginan Rahel untuk
merebut buah dudaim dengan
cara transaksional.

Semangat transaksional bisa terjadi
dalam bisnis kita.
Namun, ketika kita berbicara keluarga,
semangat transaksional adalah
sebuah semangat yang tidak sehat.

Take and Give.
Sebuah semangat kalau kamu
memberikan saya sesuatu,
maka saya baru akan memberi.
Itu adalah suatu semangat
yang sifatnya bersyarat.

Kasih Tuhan sifatnya tidak bersyarat.
Kasih Tuhan selalu ingin
memberkati kita.
Ketika kita memiliki semangat injil,
maka sikap kita terhadap orang lain
akan bersifat tidak transaksional.
Kita akan selalu ingin untuk
berbagi bersama orang lain
dan ingin untuk bisa menjadi
berkat bagi orang lain.

Berkat yang kita terima adalah
titipan Tuhan supaya melaluiNya
kita dimampukan untuk dapat
memberkati orang lain.

Mari kita belajar untuk mengasihi
dengan tanpa syarat.
Sehingga kita tidak dibebani
dengan syarat - syarat kita.
Karena syarat - syarat itulah
yang akan membuat hati kita
menjadi berat untuk berbuat baik
pada orang lain.

3. Tuhan sanggup memberikan
dengan caraNya sendiri

Bukan dengan cara-cara dunia
atau budaya dunia ini yang
tidak sesuai dengan kebenaran
Firman Tuhan.

Perhatikan di ayat 17
bagaimana Allah mendengar
permohonan Lea.
17) Lalu Allah mendengarkan
permohonan Lea.
Lea mengandung dan melahirkan
anak laki-laki yang kelima bagi Yakub.

Lalu pada ayat 22,
22) Lalu ingatlah Allah akan Rahel;
Allah mendengarkan permohonannya
serta membuka kandungannya.

Tuhan bisa melakukan segala sesuatu
yang melampaui akal budi manusia.
Bagi manusia hal tersebut mungkin
tampak sangat sulit atau tidak mungkin.
Lea melihat bahwa ia tidak mungkin lagi
memberikan anak pada Yakub.
Maka ia memberikan budaknya
pada Yakub.

Demikian juga dengan Rahel.
Ia tidak optimis bisa memberikan
anak pada Yakub.
Maka ia juga memberikan budaknya
pada Yakub.

Kenyataannya,
Lea dan Rahel masih bisa
memberikan anak pada Yakub
atas campur tangan Tuhan.

Kita selalu berkata,
"Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan."
Namun ketika kita berjumpa
dengan kemustahilan,
apakah kita mau datang kepada Tuhan,
menghampiri Tuhan dengan iman,
bersandar kepadaNya dan
menantikan Tuhan?

Kita tidak perlu melakukan cara-cara
yang dunia ajarkan kepada kita.
Kita punya Tuhan.
Dia sanggup melakukan perkara-perkara
yang melampaui akal budi kita.
Ketika Tuhan mau memberi,
tidak ada yang bisa menahanNya.

Mari kita belajar berjalan dengan iman
bukan bersandar pada hikmat duniawi
di dalam menjalankan hidup kita.

Doakan dan Renungkan

• Bagaimana orang percaya harus
bersikap di tengah-tengah dunia
yang penuh dengan persaingan?

• Apa yang kau lakukan ketika
kau dihadapkan dengan masalah
yang mustahil untuk diselesaikan?

• Mari kita belajar untuk
berjalan dengan iman.
Jangan bersandar pada
hikmat duniawi di dalam
menjalankan hidup kita.

Mari kita terus belajar dan
bertumbuh dalam Kristus