Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Senin, 10 Juli 2023

Tuhan Adalah Gembalaku

Kolose 3:18 - 4:1

Hubungan antara anggota-anggota rumah tangga (Part 1)


Ketika kita mendengar kata “kewajiban.” Berapa banyak orang memikirkan kewajiban itu sebagai sesuatu yang positif? Atau lebih banyak orang berpikir sebagai suatu tuntutan yang membebani?


Kita harus tahu, bahwa kita mempunyai kewajiban itu artinya menerima kepercayaan dari Tuhan, dan hidup kita berharga di mata Tuhan, sehingga apa yang kita kerjakan boleh bernilai di dalam Kristus.


Di dunia ini ada banyak aksi demonstrasi, dan pasti topik, dan dorongannya juga berbeda-beda. Namun, pada umumnya demonstrasi yang kita saksikan lebih menuntut kepada hak-hak mereka.


Apakah kita pernah mendengar sebuah demonstrasi yang menuntut kewajiban mereka? Tentu kita tidak pernah mendengar hal itu.


Pada umumnya orang lebih menuntut haknya, daripada menuntut dirinya melakukan tanggung jawabnya.


Kewajiban itu berbicara tentang pertanggungjawaban, dan pada akhirnya kita bertanggung jawab di hadapan Tuhan, yang artinya apa yang kita perbuat diperhitungkan Tuhan.


Diperhitungkan Tuhan artinya kita berharga di mata Tuhan.


Anak-anak kecil perbuatannya tidak perlu dipertanggungjawabkan, karena dianggap tidak mengerti yang mereka kerjakan, namun orang dewasa karena dianggap berharga, maka pertanggungjawaban itu menjadi penting.


Sebagai orang percaya, kita adalah orang-orang yang berhutang kepada Yesus Kristus. Marilah kita hidup didorong hutang kasih kepada Tuhan, sehingga kita selalu ingat akan panggilan yang Tuhan berikan kepada kita.


Kolose 3:18 - 4:1


18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.


19 Hai suami-suami, kasihilah isteri-isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.


20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.


21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.


22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.


23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia .


24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.


25 Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.


1 Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga.


Saat ini Rasul Paulus berbicara praktek nyata di dalam kehidupan orang Kristen, karena iman Kristen itu, untuk dipraktekkan dalam kehidupan kita.


Praktek nyata itu harus menyatakan bahwa kita memang adalah orang yang telah dikasihi, telah dikuduskan, dan dipilih oleh Tuhan.


Pesan Firman Tuhan bagi kita:

1. Relasi di dalam keluarga atau pun relasi di dalam pekerjaan, yang Tuhan kehendaki ialah bersifat resiprokal atau ketersalingan dan tidak bersyarat.


Kolose 3:18-22 & 4:1

18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.


19 Hai suami-suami, kasihilah isteri-isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.


20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.


21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.


22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.


1 Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga.


Relasi-relasi yang digambarkan di sini adalah relasi-relasi yang intensif, artinya bukan sekali ketemunya, tapi tiap hari yaitu relasi di dalam keluarga dan di dalam pekerjaan.


Relasi yang sifatnya intensif, yang selalu diakses bisa menimbulkan masalah. Kehidupan manusia sebetulnya mempunyai nilai di dalam relasi-relasi dengan sesama manusia.


Perintah Tuhan adalah “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” Sama seperti kita juga mempunyai relasi dengan Tuhan.


Relasi-relasi ini sifatnya resiprokal, tidak pernah satu arah, tidak pernah hanya satu orang yang punya kewajiban, yang lainnya tidak punya, atau hanya satu sisi punya hak, yang lainnya tidak punya hak.


Sifatnya ketersalingan, namun yang indah adalah tidak bersyarat.


Isteri harus tunduk kepada suami, namun suami tidak boleh kasar kepada isteri. Itulah sifatnya resiprokal.


Anak-anak harus taati kepada orang tua, namun sebagai orang tua jangan menyakiti anak-anak. Kita yang bekerja taat kepada pimpinan, namun kita sebagai pimpinan, mari belajar adil dan jujur terhadap saudara-saudara kita yang bekerja.


Ini resiprokal dan tidak bersyarat, disebut sebagai relasi yang satu dengan yang lain. Di situlah yang artinya saling melayani, saling menghargai, dan saling membangun karena kita adalah ciptaan Tuhan.


Kita adalah orang yang setara, namun kita punya bagian masing-masing. Ketika kita menghidupi hidup kita di dalam anugerah Tuhan, maka kita menghargai anugerah Tuhan dengan kita menghargai orang-orang yang di sekitar kita.


Di situ kita diberikan kepercayaan oleh Tuhan di dalam kita memberkati orang lain.



2. Seluruh perbuatan kita sepatutnyalah lahir dari segenap hati kita karena memang motif hidup kita itu adalah kita melakukannya bagi Tuhan.


Kolose 3:23-25

23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia .


24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.


25 Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.


Apa pun yang kita lakukan, baik langsung atau tidak langsung, itu kita lakukan kepada Dia, meskipun berlaku juga kepada orang lain.


Kita harus bertanggung jawab, atas seluruh yang kita kerjakan dalam hidup kita di hadapan Tuhan.


Orang yang bijaksana adalah dia yang melakukan segala sesuatu seturut kehendak Tuhan, dengan segenap hatinya. Di situlah nasehat Firman Tuhan kepada kita, bahwa kita hidup di hadapan Tuhan.


Mungkin orang lain tidak tahu hati kita, tapi Tuhan tahu isi hati kita. Kita tidak bisa hidup dengan sembunyi-sembunyi atau munafik.


Tuhan tahu kita melakukan dengan setengah hati dan kita pada akhirnya harus mempertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.


Satu hal yang harus kita ingat, bahwa kita sedang melayani Kristus.


Dialah Tuhan kita. Dia Tuhan yang sudah mati bagi kita, berkorban bagi kita, menanggung dosa kita, menghapus dosa kita, mengasihi kita, mengangkat kita menjadi anak-anak Nya, dan yang menyelamatkan kita.


Firman Tuhan ini adalah Firman Tuhan yang masuk akal. Mari kita melakukannya dengan segenap hati seperti untuk Tuhan! Itulah kehidupan orang percaya, yang sungguh-sungguh mulia dan berarti.


Doakan dan renungkan


*Sebagai orang percaya, kita adalah orang-orang yang berhutang kepada Yesus Kristus. Marilah kita hidup didorong hutang kasih kepada Tuhan.


*Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.


Hutang kasih kepada Tuhan