Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Jumat, 23 Juni 2023

Tuhan Adalah Gembalaku


Tuhan Adalah Gembalaku 

RENUNGAN HARIAN  

GKY MANGGA BESAR 

Jumat, 23 Juni 2023 


Filipi 3:1-11

Kebenaran yang Sejati


Setiap hari Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk hidup menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Yesus.


Namun, bagaimana kita menghidupi itu semua? Apakah kita sudah hidup seperti yang Tuhan inginkan?


Sebagai orang Kristen, kita harus selalu mengintrospeksi diri di hadapan Tuhan melalui renungan Firman Tuhan dan kehidupan doa.


Kehidupan orang Kristen adalah kehidupan rohani yang dieskpresikan secara nyata, seperti mengikuti ibadah, melayani, memberitakan kabar baik, dan lain sebagainya.


Pada kenyataannya tidak seluruh ekspresi tersebut mencerminkan isi hati kita. Seringkali ekspresi rohani dan isi hati kita justru tidak ada kaitannya sama sekali.


Namun orang Kristen yang sejati pasti akan rajin beribadah kepada Tuhan.


Kita juga tidak boleh berpikir bahwa orang-orang Kristen yang rohani, tidak perlu mempraktikan seluruh kegiatan-kegiatan rohani secara lahiriah.


Alkitab berkata, “Persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan di hadapan Allah.”


Filipi 3:1-11


1 Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.

2 Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,

3 karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.

4 Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.

Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:

5 disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,

6 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.

7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,

11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.


Pada zaman dahulu, kegiatan rohani secara lahiriah yang paling nyata untuk mencerminkan orang percaya adalah sunat.


Hal itu karena sunat dilakukan kepada tubuh seseorang dan diperintahkan langsung oleh Tuhan di Perjanjian Lama sejak Abraham.


Namun, mengapa kini orang Kristen tidak perlu disunat? Bahkan pada bagian lain di dalam Alkitab disebutkan, “Bersunat atau tidak bersunat tidak memberikan faedah apa-apa ketika di dalam Kristus.”


Isu ini menjadi pembahasan yang kuat pada masa gereja mula-mula.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini:


1. Orang percaya adalah orang yang bersunat, namun bukan sunat lahiriah, melainkan sunat di dalam hati oleh Roh Kudus.


Filipi 3:3


3 karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.


Pada Perjanjian Lama, sunat adalah tanda orang yang sudah percaya Tuhan.


Seseorang harus percaya kepada Tuhan terlebih dahulu, baru dilakukan sunat, sehingga sunat menjadi ciri-ciri orang percaya yang tampak secara lahiriah.


Masalah besar pada zaman itu adalah banyak orang yang meskipun sudah disunat, namun hidup mereka tidak mencerminkan hidup orang percaya, karena seharusnya seseorang percaya dan menghidupi Tuhan terlebih dahulu, baru mereka disunat.


Oleh karena itu, Tuhan kemudian menjanjikan sunat secara batiniah oleh Roh Kudus, bukan lagi secara lahiriah.


Peristiwa ini terjadi pada peristiwa Pentakosta, di mana Roh Kudus dari Tuhan yang menyunat batin kita.


Sunat secara batiniah atau sunat di dalam hati oleh Roh Kudus adalah Roh Kudus memampukan kita untuk taat, mencintai Tuhan, dan rela bertobat di hadapan Tuhan.


Orang Kristen tidak perlu lagi bersunat secara lahiriah, karena sebagai orang percaya seharusnya sudah disunat secara batiniah atau di dalam hati kita melalui pekerjaan Roh Kudus.


Sunat secara batiniah membuat kehidupan kita sebagai orang percaya dapat menampakkan apa yang terjadi di dalam batiniah kita.


Hidup seperti itulah hidup yang memiliki integritas, yakni hidup yang dapat mencerminkan isi hati kita dan kehidupan kita sehari-hari.


2. Ketika kita percaya kepada Kristus, maka kebenaran yang diusahakan bergantung pada diri kita sendiri akan menjadi sampah dan tidak berguna bagi kita.


Filipi 3:7-11


7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.


8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.


9 dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.


10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.


11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.


Tuhan ingin berkata kepada kita melalui peristiwa Rasul Paulus, bahwa kita tidak lebih dahulu membuang usaha-usaha kita dalam mendapat kebenaran dan keselamatan, melainkan ketika kita telah mendapatkan Kristus barulah kita tahu bahwa segala sesuatu itu adalah sampah.


Jika kita tidak rela membuang segala usaha kita dalam memperoleh kebenaran, artinya kita tidak terlalu mengenal Yesus.


Ketika kita mengenal Yesus dan apa yang dikerjakan Yesus secara utuh, maka kita sadar bahwa seluruh usaha kita untuk dibenarkan Tuhan adalah sia-sia.


Hal ini yang juga disaksikan Rasul Paulus pada bagian Alkitab di atas.


Paulus tidak membuang segala usahanya terlebih dahulu untuk memperoleh Kristus, namun Paulus terlebih dahulu mendapatkan Kristus baru mata rohaninya terbuka bahwa apa yang dikerjakannya dahulu itu sia-sia.


Saat kita belum mengenal Kristus, ada banyak hal yang kita anggap dapat membenarkan diri, seperti hidup dermawan, banyak menolong orang, rajin beribadah, melakukan persembahan, dan lainnya.


Namun setelah kita mengenal Kristus, semua usaha-usaha tersebut menjadi tidak lebih dari sampah dan sama sekali tidak berdampak untuk membenarkan dan menyelamatkan diri kita dari kebinasaan.


Ketika kita mengenal Kristus dan kasih-Nya, maka hidup kita akan berarti. Sebaliknya, jika kita tidak mengenal Kristus maka hidup kita tidak berguna dan binasa.


Oleh karena itu, mari kita nikmati hidup kita sebagai anak-anak Tuhan dengan merindukan pengenalan akan Kristus, sama seperti yang Paulus rindukan.


Doakan dan renungkan.


* Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya.


* Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.


kepemilikan bukan lagi segalanya