Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis, 1 Juni 2023

Tuhan Adalah Gembalaku


Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Kamis, 1 Juni 2023


Efesus2:11-22

Dipersatukan di dalam Kristus


Apakah sampai hari ini kita masih memusuhi orang lain? Kristus yang memberikan damai sejahtera dalam hidup kita agar kita boleh berdamai dengan Allah.


Ketika kedamaian Allah tinggal di dalam hati kita, maka Tuhan ingin kita berdamai dengan semua orang agar Kristus dipermuliakan.


Mari kita belajar berdamai dengan orang lain dan membawa damai sejahtera bagi sesama.


Salah satu ekspresi keberdosaan manusia adalah keangkuhan hidup selain keinginan daging dan mata.


Keangkuhan hidup, keinginan daging, keinginan mata, semuanya itu Alkitab katakan akan lenyap dan binasa.


Kita sering menjumpai perseteruan antar manusia baik secara individu atau secara kelompok.


Ada orang-orang yang kita harap tidak akan berlaku demikian karena latar belakangnya, tetapi mereka juga bersikap demikian walau mereka tidak mengakuinya.


Kita tidak bisa memungkiri kenyataan dari perbuatan-perbuatan itu. Seringkali akar dari masalahnya adalah orang selalu merasa lebih baik dari orang lain dan lebih benar.


Allah menyatakan di dalam Kristus bahwa segala sesuatu di dalam hidup manusia berada di dalam kasih karunia Tuhan semata-mata.


Tidak boleh ada seorangpun yang bermegah atas dirinya atau kelompoknya.


Efesus 2:11-22


11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu — sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, —


12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.


13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.


14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,


15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,


16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.


17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",


18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.


19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,


20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.


21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.


22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.


Tuhan memilih bangsa Israel menjadi umat-Nya bukan berarti Tuhan tidak memilih bangsa lain.


Tuhan hendak menjadikan bangsa Israel menjadi saksi Tuhan di tengah dunia ini, tetapi mereka malah merasa lebih dari bangsa lain karena memiliki hukum taurat.


Mereka merasa lebih religius dan menjadi bangsa yang lebih berkenan kepada Tuhan sehingga mereka membangun perseteruan dengan bangsa lain.


Ketika orang-orang Yahudi Kristen melihat orang non Yahudi, mereka memaksakan sunat karena menganggap sunat itulah yang membuat seseorang layak menjadi umat Tuhan.


Disini kita bisa melihat bagaimana keangkuhan dari orang-orang yang religius dan memandang rendah orang lain.


Pesan firman Tuhan bagi kita:

1. Perseteruan sering kali lahir dari keangkuhan hidup kita dan sebagai orang percaya yang menerima kasih karunia Allah di dalam Kristus Yesus, kita patut merendahkan diri satu dengan yang lain dan saling melayani di dalam kasih Kristus.


Efesus 2:14-16


14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,


15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,


16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.


Kelebihan orang-orang Yahudi adalah mereka menerima hukum taurat yang baik, benar, dan kudus.


Apa yang baik bisa menjadi tidak baik di tangan manusia. Apa yang benar juga bisa menjadikan manusia hidup tidak benar, dan meski manusia menerima apa yang kudus tetapi ia tetap bisa tidak hidup kudus.


Demikian juga orang Yahudi dengan hukum taurat yang baik, benar, dan kudus.


Namun, keangkuhan manusia menjadikan hukum taurat itu sesuatu yang diperseterukan dengan orang lain karena merasa diri jauh lebih baik.


Kristus datang ke dalam dunia untuk merobohkan tembok-tembok itu, yaitu perseteruan dengan menggenapi tuntutan hukum taurat.


Manusia tidak pernah dibenarkan dengan melakukan tuntutan hukum taurat, karena manusia memang tidak dapat memenuhinya.


Tuhan Yesus datang bukan untuk mencari orang benar sebab tidak ada orang yang benar di dunia ini. Namun, ada banyak orang yang merasa dirinya paling benar dan paling suci serta religius.


Hal itu menimbulkan perseteruan satu sama lain karena di dalamnya ada keangkuhan hidup.


Alkitab mengatakan Kristus adalah damai sejahtera itu, maka sebagai orang percaya marilah kita buang keangkuhan hidup itu karena hidup kita ada semata-mata karena kasih karunia Tuhan.


Tidak ada sedikitpun jasa atau prestasi kita yang bisa menyelamatkan kita, hanya Kristus dengan damai sejahtera-Nya yang mampu memerintah dalam hidup kita. Kita akan merendahkan diri dan menjadi seorang yang rela melayani karena kebutuhan orang lain. Oleh karena cinta kasih Tuhan kita bisa melihat betapa orang lain juga dikasihi oleh Tuhan.


Tuhan Yesus berkata bahwa kasihilah musuh kita. Kita sebenarnya juga adalah musuh Allah, tetapi Kristus telah mati bagi kita dan itulah kasih karunia bagi kita.


Kita harus berbuat hal yang sama seperti Kristus yang telah memberikan contoh kepada kita. Mari kita hidup dalam damai sejahtera dengan semua orang agar bukan hanya kita yang bisa mengalami damai sejahtera, tetapi orang lain juga boleh mengalaminya.


2. Apa pun latar belakang seorang percaya, sesungguhnya Tuhan menjadikan semua orang percaya menjadi keluarga Allah di dalam Yesus Kristus.


Efesus 2:17-22


17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",


18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.


19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,


20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.


21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.


22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.


Siapapun dan bagaimanapun latar belakang kita, Tuhan ingin kita tetap bisa memperoleh jalan masuk melalui Bapa dan mengalami hangatnya kasih Tuhan.


Hal ini tidak bergantung kepada kekuatan fisik atau akal budi kita, sebab ketika kita menerima kasih karunia di dalam Kristus maka kita menerima Roh Kudus di dalam hati kita.


Kita sebagai percaya adalah keluarga Allah dan kawan sewarga di dalam tubuh. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa kita ini dibangun menjadi tempat kediaman Allah.


Orang Yahudi yang sangat familiar dengan nama Tuhan dan orang yang jauh yang tidak mengetahui siapakah Tuhan itu sama-sama memerlukan Tuhan.


Ketika Kristus diberitakan dan orang itu datang kepada Kristus, maka kedua belah pihak yang jauh dan dekat menjadi bersatu di dalam Tuhan dan keluarga Allah.


Kita memiliki Bapa di surga yang sama dan belajar mengasihi satu sama lain.


Ketika kita berbicara keluarga, maka kita sedang berbicara mengenai kasih yang tidak bersyarat, tentang salib yang melayani dan mementingkan satu sama lain.


Hal itu berbicara mengenai kesatuan, kasih, memberi, dan pertumbuhan seseorang. Tuhan ingin membangun kehidupan orang percaya bukan untuk dirinya sendiri, tetapi agar menjadi berkat bagi orang lain.


Marilah kita bergereja dengan kesadaran kita di dalam satu keluarga ini.


Doakan dan renungkan.


* Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.


* Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,


Kita bukan lagi orang asing