Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Minggu, 21 Mei 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku 

RENUNGAN HARIAN 

GKY MANGGA BESAR 

Minggu, 21 Mei 2023 


Galatia 4:21-31

Hagar dan Sara


Sebagai manusia, kita memiliki banyak kemampuan yang bisa kita lakukan. Namun, kita juga harus menyadari bahwa ada banyak hal yang di luar kemampuan kita, terutama dalam hal-hal yang bersifat lahiriah.


Namun, dalam hal-hal yang bersifat rohani, manusia tidak mampu mencapai hal-hal tersebut. Hal-hal rohani hanya bisa diberikan oleh Tuhan melalui Yesus Kristus.


Oleh karena itu, kita harus membuka hati kita kepada Yesus Kristus agar kita bisa hidup di dalam hidup rohani yang telah disediakan oleh Tuhan.


Pernahkah Anda mendengar tentang lumpur hisap? Lumpur hisap sangat berbahaya bagi mereka yang terjatuh ke dalamnya karena mereka akan kesulitan untuk keluar dari lumpur tersebut.


Sebaliknya, semakin mereka berusaha melepaskan diri, semakin mereka terhisap ke dalamnya hingga akhirnya binasa. Ini adalah gambaran secara lahiriah mencerminkan kenyataan rohani.


Bahwa ketika kita mencoba melepaskan diri dari perhambaan hukum dengan kekuatan lahiriah, kita justru semakin terjerat dalam dosa karena kita adalah hamba dosa yang tidak mampu melepaskan diri dari kutuk hukum tersebut.


Inilah mengapa kita membutuhkan Kristus dan karya-Nya di kayu salib, di mana Ia menanggung dosa kita, menanggung kutukan hukum Taurat, dan melepaskan kita dari perhambaan hukum dan dosa.


Upaya manusia untuk membebaskan diri dari dosa dan hukum Tuhan hanyalah sia-sia.


Galatia 4:21-31


21 Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat?


22 Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka?


23 Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji.


24 Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar --


25 Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab — dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya.


26 Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.


27 Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami."


28 Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji.


29 Tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini.


30 Tetapi apa kata nas Kitab Suci? "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu."


31 Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka.

Rasul Paulus menjelaskan hubungan antara hukum Taurat dan iman kepada Kristus melalui kisah Abraham dan Sarah dalam Perjanjian Lama.


Saat Abraham mencoba memiliki keturunan melalui Hagar, maka putranya: Ismail, tetap menjadi hamba karena berasal dari usaha manusia.


Namun, Ishak, putra dari janji Allah melalui Sarah, adalah anak yang merdeka.


Hal ini menunjukkan bahwa ketika kita hidup dengan mengandalkan janji Allah, kita menjadi anak-anak Allah yang merdeka, bukan lagi hamba.


Namun, jika kita mencoba untuk merdeka melalui usaha manusia dengan hidup berdasarkan hukum-hukum Allah, kita tetap berada dalam perhambaan dosa.


Sebab, manusia berdosa dan tidak mampu menyelamatkan diri sendiri.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Usaha manusia untuk mendapatkan berkat yang kekal dari Tuhan berdasarkan usaha manusia dengan melakukan Hukum Taurat itu adalah kesia-siaan, sebab berkat kekal dari Tuhan adalah atas mereka yang berpegang kepada janji Tuhan.

Galatia 4:22-23


22 Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka?


23 Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji.


Bukankah ada tertulis bahwa Abraham memiliki dua anak, satu dari seorang perempuan yang menjadi hambanya dan satu lagi dari seorang perempuan yang merdeka?


Namun, anak dari perempuan yang menjadi hambanya tersebut lahir menurut daging, sementara anak dari perempuan yang merdeka tersebut lahir karena janji Allah.


Kita tahu bahwa Sarah tidak bisa memiliki anak, sehingga ia menyarankan kepada Abraham untuk mengambil hambanya, Hagar, sebagai istri kedua untuk memperanakkan seorang anak bagi mereka.


Ini adalah usaha manusia dan tidak didasarkan pada janji Allah. Janji Allah adalah keturunan dari Sarah, bukan dari hamba.


Keturunan dari Hagar, yaitu Ismail, tetaplah seorang hamba dan bukan anak dari Abraham yang akan mewarisi janji Allah.


Hanya Ishak, yang diberikan kepada Abraham berdasarkan janji Allah, yang dapat mewarisi janji Allah tersebut.


Oleh karena itu, rasul Paulus memberitahukan kepada kita bahwa hanya melalui Kristus kita bisa mendapatkan hidup yang kekal.


Tanpa Kristus, jika kita mencoba hidup dengan kekuatan kita sendiri, melakukan perbuatan baik dan ritual-ritual serta mencoba hidup berdasarkan hukum-hukum Allah, kita tetap akan berada di bawah perhambaan.


Karena sebenarnya kita adalah hamba dosa dan tidak sanggup melepaskan diri dari perhambaan hukum itu. Kita hanya bisa menjadi anak-anak Allah ketika Kristus menjadikan kita demikian.


2. Berkat surgawi adalah bagi setiap orang yang sadar ketidakberdayaannya dan datang percaya kepada Yesus Kristus.

Galatia 4:26-28


26 Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.


27 Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami."


28 Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji.


Menarik sekali apa yang dikatakan oleh firman Tuhan bahwa, "Bersukacitalah hai si mandul yang tidak pernah melahirkan, bergembira dan bersorak-sorailah hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin, sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak daripada yang bersuami."


Pada zaman lalu, yaitu pada zaman Abraham, tidak memiliki anak atau menjadi seorang istri yang mandul merupakan hal yang sangat memalukan. Tetapi Alkitab berbicara yang berbeda.


Apa maksud firman Tuhan? Maksud firman Tuhan adalah untuk menyadarkan kita bahwa kita membutuhkan kasih karunia Tuhan.


Kasih karunia Tuhan itulah yang memungkinkan manusia bisa diselamatkan.


Bagi orang-orang yang disadarkan bahwa dirinya tidak berdaya dan hanya dapat berkata, "Tuhan tolong saya", maka kasih karunia Tuhan mereka alami.


Untuk itulah, mereka harus dicerahkan mata rohaninya oleh pertolongan dari Roh Kudus, sehingga dapat menyadari bahwa diri mereka adalah binasa. Keselamatan hanya melalui percaya kepada Yesus Kristus.


Orang yang menganggap bahwa Kristus tidak cukup, sehingga harus melakukan hukum Allah, ritual-ritual, dan berbuat baik untuk mendapatkan diri dibenarkan, sesungguhnya dia tidak dalam keadaan menyadari betapa dia tidak berdaya.


Dia tetap merasa sanggup. Sebenarnya orang seperti ini jauh dari kasih karunia Allah.


Kasih karunia Allah adalah bagi mereka yang sadar siapakah diri mereka dan mereka berseru hanya kepada Tuhan, mohon Tuhan tolong supaya menyelamatkannya.


Berkat rohani tidak bisa digapai oleh kekuatan manusia, dan tidak pernah bisa digapai dengan ritual-ritual.


Berkat rohani tidak pernah bisa digapai dengan segala usaha manusia, karena hal rohani berbeda dengan hal jasmani.


Hal rohani itu adalah kita membutuhkan karya Tuhan di dalam Kristus, ketika Dia mati bagi kita dan kita percaya kepada Dia, dan Dia memberikan kita Roh Kudus, sehingga kita boleh menikmati hal-hal rohani yang Tuhan karuniakan kepada kita.



Doakan dan renungkan.


* Orang yang menganggap bahwa Yesus tidak cukup, sehingga harus melakukan berbagai ritual, dan perbuatan baik untuk dibenarkan, sesungguhnya tidak menyadari betapa dia tidak layak dan jauh dari kasih karunia Allah.


* Kasih karunia Allah adalah bagi mereka yang menyadari siapakah diri mereka dan menyerima Yesus sebagai Juruslamatnya.


Yesus itu Cukup