Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Minggu, 14 Mei 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku 

RENUNGAN HARIAN 

GKY MANGGA BESAR 

Minggu, 14 Mei 2023 


Galatia 2:11-14

Paulus Bertentangan dengan Petrus


Budaya diciptakan oleh manusia, dan manusia dibentuk oleh budaya yang diciptakannya.


Dengan kata lain, manusia yang telah dibentuk oleh budaya sulit untuk lepas dari pengaruh budaya tersebut.


Sebagai contoh, manusia yang telah jatuh dalam dosa sulit untuk melepaskan diri dari ikatan dosa.


Namun, Allah mengutus Yesus Kristus untuk menyelamatkan dan menyucikan manusia dari dosa, dan kita diangkat menjadi anak-anak Allah melalui iman pada Yesus Kristus yang telah bangkit.


Sebagai orang percaya, kita lahir dari latar belakang budaya yang berbeda-beda dan budaya itu berbeda dengan ajaran Kristen.


Oleh karena itu, kita harus menanggalkan manusia lama dan ditransformasi oleh pekerjaan Roh Kudus agar semakin serupa dengan Kristus.

Galatia 2:11-14


11 Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah.


12 Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat.


13 Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.


14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?"

Orang Kristen sekaliber Rasul Petrus juga tidak mudah menghidupi Injil yang dia imani sungguh-sungguh. Ketika dia menghadapi kekhawatiran atau pandangan negatif dari orang-orang bersunat.


Kita harus mengakui bahwa menerapkan iman kita di ruang hampa mudah, tetapi ketika hidup di tengah-tengah berbagai macam orang dalam kehidupan kita, kita perlu memiliki keberanian untuk menghidupi Injil itu.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Injil yang kita percaya juga harus nyata di dalam perilaku kehidupan kita sehari-hari sebagai orang percaya.

Galatia 2:14


14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?"


Pergumulan untuk menghidupi Injil bukanlah hal yang baru saja muncul, tetapi sudah ada sejak abad pertama di antara para rasul.


Para rasul berasal dari orang Yahudi yang sangat kuat dalam keagamaan mereka.


Seperti contohnya Rasul Petrus, ia pun sulit melepaskan diri dari budaya Yahudi yang sudah terbiasa di dalam komunitas mereka.


Bergaul dengan orang tidak bersunat atau makan bersama dengan mereka dianggap hal yang tidak lazim bagi orang Yahudi.


Oleh karena itu, ketika Petrus makan bersama dengan orang tidak bersunat, ia langsung menyingkir karena pikiran orang Yahudi pada saat itu menganggap tidak boleh makan bersama dengan orang tidak bersunat atau bersekutu dengan mereka.


Namun, Rasul Paulus melihat bahwa Petrus tidak lagi menghidupi Injil yang ia percayai dan menegurnya dengan berkata bahwa jika ia sebagai seorang Yahudi hidup secara kafir, bagaimana ia dapat memaksa orang tidak bersunat untuk hidup seperti orang Yahudi.


Padahal, orang non Yahudi melihat bahwa ia sebagai orang Yahudi tetap bergaul dengan orang Yahudi yang tidak melakukan hal yang sama.


Dari sini kita bisa melihat bahwa hidup sesuai dengan Injil yang kita imani bukanlah hal yang mudah, terutama ketika Injil tersebut terkait dengan hubungan kita dengan orang lain.


Tuhan menginginkan hidup kita untuk berpadanan dengan Injil, artinya hidup kita harus sesuai dengan Injil bukan hanya dalam kepercayaan kita.


Tetapi juga dalam perbuatan kita sehingga orang lain dapat melihat Injil dalam hidup kita.


Injil harus mempengaruhi seluruh aspek hidup kita. Misalnya, jika Injil berbicara tentang pengampunan, maka orang yang menghidupi Injil tersebut harus siap untuk mengampuni orang lain.


Jika Injil berbicara tentang kasih tidak bersyarat, maka orang yang menghidupkan Injil tersebut harus memiliki kasih yang besar dan tidak terbatas. Dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya.


Ketika kita membaca Injil, kita tidak hanya percaya kepada Injil tersebut, tetapi kita juga harus mengimplementasikan Injil dalam hidup kita.


Kita harus hidup sesuai dengan Injil yang kita imani sehingga orang lain dapat melihat Injil dalam hidup kita.

2. Ketika kita lebih memperhitungkan pandangan orang kepada kita daripada kehendak Tuhan bagi kita, kita cenderung dapat jatuh ke dalam kemunafikan di dalam menjalankan kehidupan kita sebagai orang percaya

Galatia 2:11-13

11 Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah.


12 Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat.


13 Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.


Jika kita ingin berterus terang, maka kita lebih cenderung menghargai pandangan orang daripada pandangan Tuhan.


Kita seharusnya mencari penghargaan dari Tuhan, bukan dari manusia.


Seperti contohnya Petrus, yang menjadi munafik dalam imannya karena terlalu mempertimbangkan pandangan orang daripada kebenaran Injil.


Kita juga berisiko menjadi seperti Petrus, jika kita lebih mengutamakan pendapat orang tentang kita daripada apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita.


Kita seharusnya lebih memprioritaskan Injil Yesus Kristus daripada disukai oleh orang.


Ketika kita khawatir tentang pandangan orang terhadap kita, kita cenderung hidup sebagai orang Kristen munafik.


Oleh karena itu, ada peringatan dalam Alkitab untuk mencari terlebih dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.


Rasul Paulus juga menyatakan bahwa ia tidak mencari kesenangan manusia, melainkan menyenangkan Tuhan.


Jika kita hidup hanya untuk menyenangkan manusia dan tidak mempertimbangkan sungguh-sungguh untuk menyenangkan Tuhan,


kita tidak dapat melayani atau memuliakan Tuhan serta menjadi kabar baik bagi orang lain.


Mari kita memiliki satu motivasi saja dalam hidup, yaitu hanya ingin menyenangkan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan.


Doakan dan renungkan.


* Sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, Petrus makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat.


* Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.


Terbawa arus munafik