Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Senin, 10 Mei 2021

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Senin, 10 Mei 2021

Kejadian 23
Sara Mati dan Dikuburkan

Marilah kita sebagai
anak-anak Tuhan selalu
mengikuti pimpinan Tuhan
supaya kita boleh berjalan
di dalam terang dan kasih Tuhan.
Di situlah kita dapat
mengalami sukacita dan
hidup yang berkelimpahan.

Kata penyesalan adalah
kata yang bisa dimengerti
dari sisi positif,
juga dari sisi negatif.

Celakalah kita jika
kita berbuat dosa dan
tidak pernah menyesal
atas perbuatan kita.

Sisi negatifnya adalah
ketika seseorang tidak
menggunakan kesempatan
dengan baik.
Lalu kesempatan itu
tidak muncul kembali.
Dia pasti menyesal.

Penyesalan seperti ini bisa
menjadi penyesalan seumur hidup.
Karena kesempatan itu
tidak muncul kembali.
Oleh karena itu,
ketika Tuhan memberikan
kesempatan kepada kita,
mari kita gunakan sebaik-baiknya.

Kejadian 23

1) Sara hidup
seratus dua puluh tujuh
tahun lamanya;
itulah umur Sara.

2) Kemudian matilah Sara
di Kiryat-Arba,
yaitu Hebron, di tanah Kanaan,
lalu Abraham datang meratapi
dan menangisinya.

3) Sesudah itu Abraham bangkit
dan meninggalkan isterinya
yang mati itu,
lalu berkata kepada bani Het:

4) "Aku ini orang asing
dan pendatang di antara kamu;
berikanlah kiranya kuburan
milik kepadaku di tanah kamu ini,
supaya kiranya aku dapat
mengantarkan dan menguburkan
isteriku yang mati itu."

5) Bani Het menjawab Abraham:

6) "Dengarlah kepada kami, tuanku.
Tuanku ini seorang raja agung
di tengah-tengah kami;
jadi kuburkanlah isterimu
yang mati itu dalam
kuburan kami yang terpilih,
tidak akan ada seorang pun
dari kami yang menolak
menyediakan kuburannya bagimu
untuk menguburkan isterimu
yang mati itu."

7) Kemudian bangunlah Abraham
lalu sujud kepada bani Het,
penduduk negeri itu,

8) serta berkata kepada mereka:
"Jika kamu setuju,
bahwa aku mengantarkan
dan menguburkan
isteriku yang mati itu,
maka dengarkanlah aku
dan tolonglah mintakan
dengan sangat kepada
Efron bin Zohar,

9) supaya ia memberikan kepadaku
gua Makhpela miliknya itu,
yang terletak di ujung ladangnya;
baiklah itu diberikannya kepadaku
dengan harga penuh
untuk menjadi kuburan milikku
di tengah-tengah kamu."

10) Pada waktu itu Efron hadir
di tengah-tengah bani Het.
Maka jawab Efron, orang Het itu,
kepada Abraham dengan
didengar oleh bani Het,
oleh semua orang yang datang
di pintu gerbang kota:

11) "Tidak, tuanku, dengarkanlah aku;
ladang itu kuberikan kepadamu
dan gua yang di sana pun
kuberikan kepadamu;
di depan mata
orang-orang sebangsaku
kuberikan itu kepadamu;
kuburkanlah isterimu yang mati itu."

12) Lalu sujudlah Abraham
di depan penduduk negeri itu

13) serta berkata kepada Efron
dengan didengar oleh mereka:
"Sesungguhnya, jika engkau suka,
dengarkanlah aku:
aku membayar harga ladang itu;
terimalah itu dari padaku,
supaya aku dapat menguburkan
isteriku yang mati itu di sana."

14) Jawab Efron kepada Abraham:

15) "Tuanku, dengarkanlah aku:
sebidang tanah dengan
harga empat ratus syikal perak,
apa artinya itu bagi kita?
Kuburkan sajalah isterimu
yang mati itu."

16) Lalu Abraham menerima
usul Efron,
maka ditimbangnyalah
perak untuk Efron,
sebanyak yang dimintanya
dengan didengar oleh
bani Het itu,
empat ratus syikal perak,
seperti yang berlaku
di antara para saudagar.

17) Demikianlah ladang Efron,
yang letaknya di Makhpela
di sebelah timur Mamre,
ladang dan gua yang di sana,
serta segala pohon di ladang itu,
bahkan di seluruh tanah itu
sampai ke tepi-tepinya,

18) diserahkan kepada Abraham
menjadi tanah belian,
di depan mata bani Het itu,
di depan semua orang
yang datang di pintu gerbang kota.

19) Sesudah itu Abraham
menguburkan Sara, isterinya,
di dalam gua ladang Makhpela itu,
di sebelah timur Mamre,
yaitu Hebron di tanah Kanaan.

20) Demikianlah dari
pihak bani Het
ladang dengan gua
yang ada di sana
diserahkan kepada Abraham
menjadi kuburan miliknya.

Dalam bacaan hari ini,
tidak mudah bagi Abraham
karena dia kehilangan istri
yang sangat ia kasihi.
Sara meninggal di usia 127 tahun.
Tidak mudah bagi Abraham
karena dia sudah puluhan tahun
bersama-sama dengan Sara
dalam suka dan duka,
ketika dia masih ada di Haran,
maupun dalam perjalanan
menuju tanah perjanjian.

Kehadiran Sara pasti sangat
menopang iman Abraham.
Karena itu,
ketika Sara meninggal,
Alkitab mencatat bahwa
Abraham meratapinya.
Abraham bahkan berusaha
untuk mengubur Sara
dengan sebaik-baiknya.

Pesan Firman Tuhan Pada Hari Ini

1. Mari kita gunakan
kesempatan sebaik-baiknya,
karena orang yang kita kasihi
tidak selalu ada
bersama dengan kita

Berapa lama pun kebersamaan
Abraham dengan Sara,
waktu berlalu dengan sangat cepat.
Puluhan tahun mereka
menjalani kehidupan pernikahan
namun ketika tiba waktunya
Sara harus meninggal,
Abraham pasti merasa
belum terlalu lama
mereka bersama-sama.

Demikian juga dengan hidup kita.
Kita seringkali mengabaikan
orang-orang yang sangat
dekat dengan kita.

Kita mengabaikan orang-orang
yang mengasihi kita
juga orang yang kita kasihi.
Perkataan yang sering kita katakan,
“Saya tidak ada waktu.
Tidakkah engkau mengerti?
Saya begitu sibuk.
Ada banyak pekerjaan yang
harus saya kerjakan.
Ada banyak janji
dengan orang lain.”

Berada bersama-sama dengan
orang yang kita kasihi adalah
kesempatan emas yang
Tuhan sediakan bagi kita.
Satu kali nanti,
kita akan tidak punya
kesempatan itu lagi.

Ketika hari masih siang,
masih ada waktu bagi kita
untuk menunjukkan kasih,
kebaikan dan perhatian
kepada orang-orang
yang mengasihi kita
dan juga kita kasihi.

Marilah kita melakukan itu.
Jangan ditunda!
Karena yang kita miliki
hanya ada sekarang.
Hari ini dan hari esok,
tidak ada yang tahu.

2. Jangan lagi kita menginginkan
kehidupan yang lama,
namun tetaplah dalam
hidup yang baru dan
maju di dalam Kristus

Kalau kita membaca kisah ini,
kita akan beranggapan bahwa
Abraham adalah orang
yang sangat rumit.

Bukankah dengan mudah
dia bisa mendapatkan kuburan?
Bahkan Efron pemimpin orang Het itu
akan memberikan kuburan
yang terbaik bagi Sara.

Namun Abraham berkali-kali
menawar dan membeli tanah ladang
dan kuburan Makhpela itu.
Mengapa Abraham berbuat
hal yang sangat rumit untuk
sesuatu yang sangat sederhana?

Abraham berada di tanah Het
sebagai orang asing.
Menjadi orang asing
di tengah-tengah satu bangsa
bukanlah perkara yang nyaman.
Sebenarnya,
ada satu tarikan yang
bisa mendorong Abraham
untuk keluar dari tanah itu
dan kembali ke Haran
atau Ur-Kasdim.
Untuk kembali ke tempat
yang nyaman yaitu
kehidupan masa lalunya.

Mengapa Abraham bertahan
untuk membeli ladang Efron
dan gua Makhpela itu?
Abraham sudah berketetapan hati.
Ia tidak akan kembali
ke tanah masa lalunya.
Ia akan tinggal di sana karena
di sanalah tanah yang ia beli.

Adakalanya sebagai orang percaya,
ketika kita merasa tidak nyaman,
ketika kita sedang menghadapi
penderitaan dan kesulitan,
ada sebuah tarikan yang ingin
mengembalikan kita
ke kehidupan kita yang lama.

Kita selalu berpikir bahwa
kehidupan yang lama lebih enak.
Hidup hari ini sangat sulit.
Apalagi mengikut Yesus.
Harus menyangkal diri,
dan harus pikul salib.
Ada banyak kesulitan dan air mata.

Hari ini Tuhan memanggil kita.
Jangan menengok ke belakang
seperti istri Lot.
Jangan menengok ke belakang
seperti bangsa Israel yang berada
di padang belantara.
Mereka selalu menginginkan
kenikmatan Mesir dan lupa
akan panggilan Tuhan
ke Tanah Perjanjian.

Mari ikut Yesus!
Arahkan matamu kepada Dia.
Dia setia di dalam segala perkara.
Dia setia pada janji-Nya kepada kita.

Jangan mengingini
kehidupan yang lama.
Mari kita bertumbuh dalam
kehidupan yang baru.

Bertumbuh tidaklah mudah.
Bertumbuh butuh proses.
Adakalanya kita akan mengalami
banyak kesulitan dan mungkin
juga megalami penderitaan.

Namun semua itu tujuannya
adalah untuk membangun
kehidupan kita sebagai orang percaya.

3. Keyakinan kepada Tuhan
mendorong seseorang
untuk rela membayar harga

Abraham adalah seseorang yang
sangat dihormati di Het.
Dikatakan bahwa dia
bagaikan seorang raja.
Semua orang mau membantu dia.
Bukankah hidup yang seperti itu
adalah hidup yang menyenangkan?

Tetapi Abraham tetap ingin
membayar ladang dan kuburan
di Makhpela itu.
Mengapa Abraham berbuat demikian?
Karena Abraham ingin
tinggal di situ selama-lamanya.

Ia percaya bahwa tempat itu
adalah tanah perjanjian yang
Allah berikan kepadanya.

Dia tidak mau dianggap sebagai
orang asing disana.
Maka seberapa pun harganya,
dia berani bayar karena
dia yakin tanah itu adalah
tanah pemberian Tuhan.

Seberapa besar keyakinan kita
akan panggilan Tuhan
dan keselamatan yang
Tuhan berikan kepada kita?

Seberapa besar keyakinan kita
akan kasih Allah yang
tidak bersyarat itu?

Jika kita mempunyai keyakinan
sejauh itu,
kita baru rela membayar harga
untuk apa yang Tuhan minta
kepada kita.

Jika kita tidak mempunyai
keyakinan yang utuh
kepada Tuhan,
kita tidak akan rela
membayar harga bagi Tuhan.

Biarlah kasih Tuhan,
janji Tuhan, keselamatan
yang Tuhan berikan dan
pengorbanan Kristus di kayu salib
meneguhkan keyakinan kita,
sehingga kita rela membayar harga
untuk ikut Tuhan dalam hidup kita.

Doakan dan Renungkan

• Apakah kau sudah memberikan
waktu, kasih dan pengorbananmu
untuk orang yang mengasihimu
dan orang yang kau kasihi?

• Seberapa besar keyakinanmu
akan panggilan Tuhan
dan keselamatan yang Tuhan
sudah berikan kepadamu?

• Jika kita tidak mempunyai
keyakinan yang utuh kepada Tuhan,
kita tidak akan rela membayar
harga bagi Tuhan.

Mari kita terus belajar dan
bertumbuh dalam Kristus