Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Minggu, 23 April 2023
2 Raja-raja 4:8-37
Perempuan Sunem dengan Anaknya
Sebagai orang percaya kita diajarkan dan disadarkan oleh Firman Tuhan, bahwa kita adalah orang-orang yang berhutang kepada Tuhan.
Mengapa disebut berhutang kepada Tuhan? Karena kita adalah orang-orang yang telah ditebus, bukan dengan emas dan perak, tetapi dengan darah yang mahal, yaitu dengan darah Tuhan kita Yesus Kristus.
Sehingga kita berhutang kasih kepada Tuhan. Biarlah ini selalu mengingatkan kita, agar kita dengan sukacita dan antusias melayani Tuhan kita Yesus Kristus.
Ada kalanya orang mengajarkan bahwa kita memberi agar kita bisa menerima. Jika Anda tidak pernah memberi maka Anda tidak akan menerima.
Jika memberi lebih banyak maka akan menerima lebih banyak. Mungkin Anda pernah mendengar ajaran seperti ini?
Apakah ajaran seperti ini adalah sebuah kebenaran Firman Allah? Apakah betul bahwa memberi itu adalah syarat menerima, kalau tidak memberi maka tidak menerima?
Bukankah kita telah menerima lebih dahulu dari Tuhan sebelum kita memberi apa pun kepada Tuhan?
Jikalau memberi menjadi syarat menerima, maka kita tidak pernah bisa hidup sampai hari ini, bukan?
Seharusnya menerima untuk memberi, bukan memberi untuk menerima.
Seseorang yang mempunyai pandangan memberi untuk menerima, maka dia akan menghidupi kehidupan ini hanya berpusat pada diri sendiri.
Bahkan perbuatan luhur: memberi, itu pun dicemari oleh kepentingan diri sendiri.
Bukankah kita harus menjadi orang Kristen yang menyadari bahwa kita telah menerima banyak dari Tuhan? Disitu kita belajar memberi dengan sukacita sebagaimana kita telah menerima dari Tuhan.
Jikalau kita memiliki kebenaran ajaran Firman Tuhan seperti ini, kita bisa dipakai Tuhan dengan cara yang ajaib, yang melampaui apa yang kita berikan kepada orang lain.
Tuhan bisa bekerja bukan untuk kepentingan kita, tapi untuk menyatakan kemuliaan-Nya dalam hidup kita.
Sukacita itu jauh lebih besar daripada orang yang mau memberi karena untuk mendapatkan sesuatu.
Jadilah orang Kristen dengan belajar dari keteladanan Tuhan Yesus yang selalu memberi di dalam kehidupan-Nya.
2 Raja-raja 4:8-37
8 Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan.
9 Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: "Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus.
10 Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana."
11 Pada suatu hari datanglah ia ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di situ.
12 Kemudian berkatalah ia kepada Gehazi, bujangnya: "Panggillah perempuan Sunem itu." Lalu dipanggilnyalah perempuan itu dan dia berdiri di depan Gehazi.
13 Elisa telah berkata kepada Gehazi: "Cobalah katakan kepadanya: Sesungguhnya engkau telah sangat bersusah-susah seperti ini untuk kami. Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau kepada raja atau kepala tentara?" Jawab perempuan itu: "Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku!"
14 Kemudian berkatalah Elisa: "Apakah yang dapat kuperbuat baginya?" Jawab Gehazi: "Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua."
15 Lalu berkatalah Elisa: "Panggillah dia!" Dan sesudah dipanggilnya, berdirilah perempuan itu di pintu.
16 Berkatalah Elisa: "Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki." Tetapi jawab perempuan itu: "Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada hambamu ini!"
17 Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya.
18 Setelah anak itu menjadi besar, pada suatu hari keluarlah ia mendapatkan ayahnya, di antara penyabit-penyabit gandum.
19 Tiba-tiba menjeritlah ia kepada ayahnya: "Aduh kepalaku, kepalaku!" Lalu kata ayahnya kepada seorang bujang: "Angkatlah dia dan bawa kepada ibunya!"
20 Diangkatnyalah dia, dibawanya pulang kepada ibunya. Duduklah dia di pangkuan ibunya sampai tengah hari, tetapi sesudah itu matilah dia.
21 Lalu naiklah perempuan itu, dibaringkannyalah dia di atas tempat tidur abdi Allah itu, ditutupnyalah pintu dan pergi, sehingga anak itu saja di dalam kamar.
22 Sesudah itu ia memanggil suaminya serta berkata: "Suruh kepadaku salah seorang bujang dengan membawa seekor keledai betina; aku mau pergi dengan segera kepada abdi Allah itu, dan akan terus pulang."
23 Berkatalah suaminya: "Mengapakah pada hari ini engkau hendak pergi kepadanya? Padahal sekarang bukan bulan baru dan bukan hari Sabat." Jawab perempuan itu: "Jangan kuatir."
24 Dipelanainyalah keledai itu dan berkatalah ia kepada bujangnya: "Tuntunlah dan majulah, jangan tahan-tahan aku dalam perjalananku, kecuali apabila kukatakan kepadamu."
25 Demikianlah perempuan itu berangkat dan pergi kepada abdi Allah di gunung Karmel. Segera sesudah abdi Allah melihat dia dari jauh, berkatalah ia kepada Gehazi, bujangnya: "Lihat, perempuan Sunem itu datang!
26 Larilah menyongsongnya dan katakanlah kepadanya: Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?" Jawab perempuan itu: "Selamat!"
27 Dan sesudah ia sampai ke gunung itu, dipegangnyalah kaki abdi Allah itu, tetapi Gehazi mendekat hendak mengusir dia. Lalu berkatalah abdi Allah: "Biarkanlah dia, hatinya pedih! TUHAN menyembunyikan hal ini dari padaku, tidak memberitahukannya kepadaku."
28 Lalu berkatalah perempuan itu: "Adakah kuminta seorang anak laki-laki dari pada tuanku? Bukankah telah kukatakan: Jangan aku diberi harapan kosong?"
29 Maka berkatalah Elisa kepada Gehazi: "Ikatlah pinggangmu, bawalah tongkatku di tanganmu dan pergilah. Apabila engkau bertemu dengan seseorang, janganlah beri salam kepadanya dan apabila seseorang memberi salam kepadamu, janganlah balas dia, kemudian taruhlah tongkatku ini di atas anak itu."
30 Tetapi berkatalah ibu anak itu: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu bangunlah Elisa dan berjalan mengikuti perempuan itu.
31 Adapun Gehazi telah berjalan mendahului mereka dan telah menaruh tongkat di atas anak itu, tetapi tidak ada suara, dan tidak ada tanda hidup. Lalu kembalilah ia menemui Elisa serta memberitahukan kepadanya, katanya: "Anak itu tidak bangun!"
32 Dan ketika Elisa masuk ke rumah, ternyata anak itu sudah mati dan terbaring di atas tempat tidurnya.
33 Sesudah ia masuk, ditutupnyalah pintu, sehingga ia sendiri dengan anak itu di dalam kamar, kemudian berdoalah ia kepada TUHAN.
34 Lalu ia membaringkan dirinya di atas anak itu dengan mulutnya di atas mulut anak itu, dan matanya di atas mata anak itu, serta telapak tangannya di atas telapak tangan anak itu; dan karena ia meniarap di atas anak itu, maka menjadi panaslah badan anak itu.
35 Sesudah itu ia berdiri kembali dan berjalan dalam rumah itu sekali ke sana dan sekali ke sini, kemudian meniarap pulalah ia di atas anak itu. Maka bersinlah anak itu sampai tujuh kali, lalu membuka matanya.
36 Kemudian Elisa memanggil Gehazi dan berkata: "Panggillah perempuan Sunem itu!" Dipanggilnyalah dia, lalu datanglah ia kepadanya, maka berkatalah Elisa: "Angkatlah anakmu ini!"
37 Masuklah perempuan itu, lalu tersungkur di depan kaki Elisa dan sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah. Kemudian diangkatnyalah anaknya, lalu keluar.
Nabi Elisa lambat laun semakin dikenal oleh masyarakat sebagai abdi Allah yang banyak menolong orang lain dengan kuasa dari pada Tuhan.
Dan kisah hari ini menceritakan bagaimana nabi Elisa ketika ke Sunem. Dia diterima dengan baik oleh seorang perempuan yang kaya untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan oleh nabi Elisa.
Ketika perempuan ini tahu bahwa nabi Elisa adalah seorang abdi Allah.
Maka dia berbicara dengan suaminya yang sudah tua, bahwa dia akan menyediakan akomadasi agar abdi Allah ini ada tempat untuk menginap. Maka peristiwa demi peristiwa terjadi di dalam rumah itu.
Pesan Firman Tuhan pada hari ini :
1. Kita diberkati Tuhan untuk menjadi berkat bagi orang lain.
2 Raja-raja 4:13-16
13 Elisa telah berkata kepada Gehazi: "Cobalah katakan kepadanya: Sesungguhnya engkau telah sangat bersusah-susah seperti ini untuk kami. Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau kepada raja atau kepala tentara?" Jawab perempuan itu: "Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku!"
14 Kemudian berkatalah Elisa: "Apakah yang dapat kuperbuat baginya?" Jawab Gehazi: "Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua."
15 Lalu berkatalah Elisa: "Panggillah dia!" Dan sesudah dipanggilnya, berdirilah perempuan itu di pintu.
16 Berkatalah Elisa: "Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki." Tetapi jawab perempuan itu: "Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada hambamu ini!"
Perempuan Sunem tersebut sering menyiapkan segala sesuatu bagi nabi Elisa, saat nabi Elisa datang ke kota Sunem.
Namun sekali waktu dia sadar bahwa nabi Elisa adalah seorang abdi Allah. Maka, dia menyediakan dengan susah payah kamar, meja, kursi, kandil dan segala kebutuhan nabi Elisa.
Ketika suatu kali nabi Elisa mampir ke kota Sunem, maka dia diterima dengan baik oleh perempuan kaya ini.
Ketika nabi Elisa menerima berkat dari perempuan Sunem yang pelayanannya begitu baik, maka nabi Elisa melalui bujangnya Gehazi, meminta tolong untuk menanyakan, apa yang dapat dibantu oleh nabi Elisa.
Dari kisah yang sudah kita baca, menarik sekali bahwa perempuan ini tidak pernah meminta apapun kepada nabi Elisa.
Hanya Gehazi tahu perempuan ini belum mendapatkan keturunan. Dan saya percaya ini bukan permintaan dari perempuan itu, ini hanya cerita dari Gehazi.
Dari mana kita tahu? Ketika nabi Elisa menubuatkan perempuan ini akan punya anak. Perempuan ini berkata, “Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada hambamu ini”.
Mungkin saja perempuan ini sudah tidak berharap punya anak dari suami yang sudah tua, dan nabi Elisa belum berbuat apapun kepada perempuan ini.
Tetapi perempuan Sunem inilah yang selalu melayani nabi Elisa, kalau nabi Elisa datang ke kota Sunem.
Pelajaran apa yang bisa kita dapat dari perempuan ini? Dia belum pernah menerima apapun dari nabi Elisa, tetapi dia sadar, dia sudah menerima segala sesuatu dari Tuhan.
Tuhan yang dilayani oleh abdi Allah ini. Sehingga perempuan Sunem ini, ketika dia tahu itu abdi Allah, dia sadar dia berhutang kepada Allah.
Maka dia menyiapkan akomadasi, dia berjerih lelah untuk membangun kamar bagi abdi Allah ini, sebagai tanda kasihnya kepada Tuhan.
Kita belajar disini, perempuan ini tidak hitung menghitung apa yang pernah nabi Elisa perbuat baginya.
Tetapi saya percaya yang dia hitung adalah berapa banyak yang Tuhan berikan kepadanya. Dan sekarang dia ada kesempatan untuk membalas kasih Tuhan kepadanya.
Dia sudah diberikan, maka dia mampu memberikan kepada nabi Elisa.
Orang yang bisa memberi itu menandakan dia berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberi, sehingga mampu memberi kepada orang lain.
Tetapi orang yang sulit memberi, dia tidak pernah mengakui bahwa Tuhan sudah memberi kepadanya.
Kita diberkati dan diberikan oleh Tuhan dengan satu tujuan, supaya kita bisa menyatakan kebaikan dan kemuliaan Tuhan, dengan cara apa? Yaitu berbagi dengan orang lain.
Kita diberkati agar kita juga boleh menjadi berkat Tuhan bagi orang lain.
2. Ujian iman bukan saja ketika doa kita tidak dikabulkan Tuhan, namun juga ketika Tuhan memberikan apa yang kita harap dan doakan lalu Tuhan mengambilnya kembali.
2 Raja-raja 4:27-28
27 Dan sesudah ia sampai ke gunung itu, dipegangnyalah kaki abdi Allah itu, tetapi Gehazi mendekat hendak mengusir dia. Lalu berkatalah abdi Allah: "Biarkanlah dia, hatinya pedih! TUHAN menyembunyikan hal ini dari padaku, tidak memberitahukannya kepadaku."
28 Lalu berkatalah perempuan itu: "Adakah kuminta seorang anak laki-laki dari pada tuanku? Bukankah telah kukatakan: Jangan aku diberi harapan kosong?"
Perempuan Sunem tidak pernah meminta balas budi dari nabi Elisa dengan meminta anak melalui nabi Elisa.
Dari kisah yang kita baca, perbuatan baik perempuan Sunem ini tidak mengharapkan imbalan apapun dari nabi Elisa.
Justru dia melakukan sebagai tanda dia berhutang kepada Tuhan yang baik kepadanya. Dan sekarang dia sudah menerima seorang anak laki-laki.
Saya percaya ada sukacita besar di hati perempuan Sunem ini bersama suaminya. Namun ketika anak ini sudah besar, ia meninggal dunia.
Saya percaya ketika Anda membaca kisah ini dengan sungguh-sungguh Anda bisa merasakan betapa pedih hati perempuan Sunem ini.
Tidak memiliki anak memang menyedihkan. Tetapi saya percaya lebih susah adalah ketika kita sudah menerima dan Tuhan mengambilnya kembali.
Itu yang terjadi kepada perempuan Sunem ini. Ia datang kepada nabi Elisa, bukan dengan harapan nabi Elisa membangkitkan anak laki-laki itu, tetapi dia menyampaikan keluh kesahnya kepada nabi Elisa.
Dia mengucapkan kalimat yang mungkin pernah terucap pada kita juga, “Mengapa engkau memberikan sesuatu yang tidak pernah aku minta, tetapi setelah itu diambil kembali.”
Tuhan tidak mengabulkan doa kita, itu adalah bagian pelatihan iman/ujian kepada iman kita. Apakah kita orang percaya dengan iman dewasa, mengenal dan percaya kepada Tuhan yang baik.
Namun ada ujian iman yang berbeda, yaitu ketika kita berdoa Tuhan mengabulkan dan memberikannya. Tetapi satu kali Tuhan mengambilnya kembali meskipun kita masih membutuhkannya.
Ini ujian iman yang berbeda dan saya tidak tahu mana yang lebih berat. Namun kemungkinan yang lebih berat adalah setelah kita memilikinya dan Tuhan mengambilnya.
Ujian iman yang seperti ini, dapat membuat kita menyalahkan Tuhan, orang lain, situasi, atau menyalahkan mengapa pernah diberikan.
Mari kita belajar seperti perempuan Sunem ini. Mengapa Tuhan mengambil anak laki-laki itu? Supaya perempuan Sunem itu melihat Tuhan yang ajaib.
Dan pada akhirnya perempuan itu tersungkur di bawah kaki nabi Elisa, bahwa memang Tuhan bekerja melalui nabi Elisa.
Seluruh ujian iman, satu maksud Tuhan: supaya kita mengenal siapa Tuhan yang kita percaya.
Dan jangan sekali-kali kita tidak percaya kepada Dia, dalam situasi yang terburuk sekalipun Dia tetap Tuhan yang baik.
Doakan dan renungkan.
* Elisa memberitahu perempuan Sunem bahwa dia akan dikaruniai seorang anak laki-laki. Tapi selang beberapa tahun anak tersebut meninggal dunia.
* Lewat kebangkitan anaknya dari kematian, perempuan Sunem itu lebih mengenal Siapa Tuhan yang ia percaya.
Iman sederhana perempuan Sunem