Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis, 20 April 2023

Tuhan Adalah Gembalaku


Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Kamis, 20 April 2023


2 Raja-raja 1:1-18

Nabi Elia Memberitahukan Kematian Ahazia


Jika kita bisa menonton kehidupan kita yang sudah lewat dalam sebuah rekaman, maka kesimpulan apa yang bisa kita simpulkan mengenai kehidupan kita itu?


Apakah kita melihat sosok manusia yang takut akan Tuhan atau yang lain? Perjalanan hidup kita dapat menggambarkan siapakah kita sebenarnya.


Perilaku dan keputusan kita dalam kehidupan sehari-hari merupakan ekspresi dari iman kita sebagai orang percaya.


Kita dapat bercermin tentang iman kita dari perilaku dan keputusan kita sehari-hari.


Kita mengaku bersandar kepada Tuhan, tetapi kita malas dan jarang berdoa, maka perilaku dan keputusan yang seperti itu menggambarkan siapa kita sebenarnya.


Kita mengaku mengasihi Tuhan, tetapi kita malas beribadah, maka perilaku dan keputusan kita itu mengoreksi apa yang menjadi pernyataan bahwa kita mengasihi Dia.


Memeriksa perilaku dan keputusan kita seperti apa, dapat memperlihatkan iman kita yang sesungguhnya.



2 Raja-raja 1:1-18


1 Sesudah Ahab mati, maka memberontaklah Moab terhadap Israel.


2 Pada suatu hari jatuhlah Ahazia dari kisi-kisi kamar atasnya yang ada di Samaria, lalu menjadi sakit. Kemudian dikirimnyalah utusan-utusan dengan pesan: "Pergilah, mintalah petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, apakah aku akan sembuh dari penyakit ini."


3 Tetapi berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu: "Bangunlah, berangkatlah menemui utusan-utusan raja Samaria dan katakan kepada mereka: Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron?


4 Sebab itu beginilah firman TUHAN: Engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati." Lalu pergilah Elia.


5 Sesudah utusan-utusan itu kembali kepada raja, berkatalah ia kepada mereka: "Mengapa kamu kembali?"


6 Jawab mereka kepadanya: "Ada seorang datang menemui kami dan berkata kepada kami: Pergilah, kembalilah kepada raja yang telah menyuruh kamu, dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga engkau menyuruh meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron? Sebab itu engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati."


7 Lalu bertanyalah ia kepada mereka: "Bagaimanakah rupa orang yang telah datang menemui kamu itu dan yang mengatakan perkataan ini kepadamu?"


8 Jawab mereka kepadanya: "Seorang yang memakai pakaian bulu, dan ikat pinggang kulit terikat pada pinggangnya." Maka berkatalah ia: "Itu Elia, orang Tisbe!"


9 Sesudah itu disuruhnyalah kepada Elia seorang perwira dengan kelima puluh anak buahnya. Orang itu naik menjumpai Elia yang sedang duduk di atas puncak bukit. Berkatalah orang itu kepadanya: "Hai abdi Allah, raja bertitah: Turunlah!"


10 Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira itu: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu." Maka turunlah api dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.


11 Kemudian raja menyuruh pula kepadanya seorang perwira yang lain dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu orang itu berkata kepada Elia: "Hai abdi Allah, beginilah titah raja: Segeralah turun!"


12 Tetapi Elia menjawab mereka: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu!" Maka turunlah api Allah dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.


13 Kemudian raja menyuruh pula seorang perwira yang ketiga dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu naiklah perwira yang ketiga itu dan sesudah sampai, berlututlah ia di depan Elia, serta memohon belas kasihan kepadanya, katanya: "Ya abdi Allah, biarlah kiranya nyawaku dan nyawa kelima puluh orang hamba-hambamu ini berharga di matamu.


14 Bukankah api sudah turun dari langit memakan habis kedua perwira yang dahulu dengan kelima puluh anak buah mereka? Tetapi sekarang biarlah nyawaku berharga di matamu."


15 Maka berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia: "Turunlah bersama-sama dia, janganlah takut kepadanya!" Lalu bangunlah Elia dan turun bersama-sama dia menghadap raja.


16 Berkatalah Elia kepada raja: "Beginilah firman TUHAN: Oleh karena engkau telah mengirim utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, seolah-olah tidak ada Allah di Israel untuk ditanyakan firman-Nya, maka sebab itu engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati."


17 Maka matilah raja sesuai dengan firman TUHAN yang dikatakan oleh Elia. Maka Yoram menjadi raja menggantikan dia dalam tahun kedua zaman Yoram bin Yosafat, raja Yehuda, sebab Ahazia tidak mempunyai anak laki-laki.


18 Selebihnya dari riwayat Ahazia, apa yang dilakukannya, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Israel?


Kitab ini diawali dengan naik tahtanya Raja Ahazia, yaitu putra dari Raja Ahab yang telah wafat.


Raja Ahazia ini terjatuh dari kisi-kisi kamarnya dan menjadi sakit, dia meminta kepada utusan-utusannya untuk menanyakan kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, tentang keadaannya.


Namun, sebelum mereka sampai di Ekron, mereka berjumpa dengan Elia.


Elia adalah nabi yang diutus Tuhan untuk menyampaikan pesan kepada Raja Ahazia.


Pesan firman Tuhan kepada kita:

1. Kepada siapa kita bertanya dan minta pertolongan? Sesungguhnya kepada Dialah kita percaya.


2 Raja-raja 1:2

Pada suatu hari jatuhlah Ahazia dari kisi-kisi kamar atasnya yang ada di Samaria, lalu menjadi sakit. Kemudian dikirimnyalah utusan-utusan dengan pesan: "Pergilah, mintalah petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, apakah aku akan sembuh dari penyakit ini."


Raja Ahazia jatuh dan sakit, kesehatannya yang seperti ini membuat Raja Ahazia ingin segera cepat sembuh.


Dia mengutus orang untuk pergi ke Ekron untuk menanyakan kepada Baal-Zebub apakah dia akan sembuh dari penyakitnya. Baal-Zebub itu adalah dewa orang Kanaan termasuk orang Filistin.


Raja Ahazia percaya kepada Baal-Zebub sehingga ia ingin bertanya mengenai sakitnya kepada Baal-Zebub itu, sebab dalam kondisi yang kritis dan sakit seperti itu, hanya Baal-Zebub yang dia percaya.


Kita bisa tahu kepada siapa kita percaya, yaitu siapa yang kita ingat ketika kita membutuhkan pertolongan.


Kita bisa berkata bahwa kita percaya kepada Tuhan, tetapi dalam kondisi yang kritis atau situasi yang tidak baik, maka kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya kita sedang mengandalkan siapa.


Jika kita bertanya dan meminta pertolongan kepada seseorang, maka itu mengindikasikan bahwa kita percaya kepada orang itu.


Di dalam pergumulan hidup kita, siapakah yang kita percaya? Apakah hal pertama yang kita cari adalah Tuhan?


Apakah kita sudah meminta pertolongan-Nya? Tuhan Yesus berkata bahwa mintalah maka kita akan menerima, carilah maka kita akan menerima, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagi kita.


Tuhan telah mengajak dan memerintahkan kepada kita, supaya kita bertanya dan meminta pertolongan-Nya.


Perintah Tuhan ini mau memberitahukan kepada kita bahwa percayalah kepada Tuhan. Carilah wajah-Nya, artinya bertanyalah kepada Dia dan mintalah pertolongan dan percayalah kepada Tuhan.


Siapa yang kita mintai pertolongan ketika kita dalam kesulitan, itulah yang menggambarkan siapakah yang kita percaya.


2. Sebagaimana hati kita, demikianlah kita bersikap.


2 Raja-raja 1:9-10


9 Sesudah itu disuruhnyalah kepada Elia seorang perwira dengan kelima puluh anak buahnya. Orang itu naik menjumpai Elia yang sedang duduk di atas puncak bukit. Berkatalah orang itu kepadanya: "Hai abdi Allah, raja bertitah: Turunlah!"


10 Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira itu: "Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu." Maka turunlah api dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.


Raja Ahazia langsung tahu bahwa yang memberikan peringatan itu adalah Elia, orang Tisbe, karena kostum yang dipakainya sangat unik.


Raja Ahazia mengutus seorang perwira dengan 50 anak buahnya datang kepada Nabi Elia. Alkitab tidak mencatat apa maksud dan tujuan dari diutusnya seorang perwira dengan 50 anggotanya itu.


Namun, dari respon malaikat Tuhan ketika ketiga kali diutusnya utusan, kita bisa mengetahui bahwa pengutusan dari Raja Ahazia bukan dengan maksud baik.


Bukan karena Raja Ahazia ingin mendengar apa yang Nabi Elia mau sampaikan, mungkin saja dia bermaksud untuk menangkap Nabi Elia yang telah bernubuat buruk tentang dia.


Raja Ahazia datang kepada Nabi Elia dengan tidak menghormatinya, tetapi dengan kesombongan sebagai seorang penguasa yang ingin menunjukkan dia lebih berkuasa daripada Tuhan.


Sikap dan perintah peristiwa ini menunjukkan bahwa Raja Ahazia sesungguhnya tidak menghormati Tuhan.


Disitulah Nabi Elia berkata:"Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu!"


Nabi Elia ingin mengajar kepada Ahazia supaya dia menghormati Tuhan dan jangan merasa diri sebagai raja yang tertinggi, sebab ada Tuhan yang harus dihormati.


Pengutusan Raja Ahazia kepada Nabi Elia yang tanpa komentar apapun memberitahukan kepada kita sebagaimana hati kita demikianlah kita bersikap.


Sikap kita memberitahu bagaimanakah hati kita, khususnya kepada Tuhan.


Marilah kita menjaga hati kita, karena dari hati kita dikatakan terpancarlah kehidupan dan keluar segala sesuatu yang sifat-Nya najis dan dosa.


Mari biarlah hati kita dipenuhi oleh firman Tuhan yang berharga itu dan dikuduskan oleh Roh Kudus.


Kita belajar menguduskan Kristus di dalam hati kita dan nyata dari sikap hidup kita yang menghormati Tuhan, firman-Nya dan hidup takut akan Tuhan.


Dia layak menerima penghormatan kita, seberapapun jabatan dan kekuasaan kita, semuanya tetap berada dalam wilayah kedaulatan dan kekuasaan Tuhan.


Mari jaga hati kita di dalam takut akan Tuhan.


Doakan dan renungkan.


* Elia berkata,”Oleh karena engkau mengirim utusan untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, seolah-olah tidak ada Allah di Israel untuk ditanyakan firman-Nya, maka engkau pasti akan mati."


* Maka matilah raja Ahazia sesuai dengan firman TUHAN yang dikatakan oleh Elia.


Sikap hati yang salah membawa celaka