Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Selasa, 18 April 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku 

RENUNGAN HARIAN 

GKY MANGGA BESAR 

Selasa, 18 April 2023 


1 Raja-raja 22:1-28

Ahab Memerangi Ramot-Gilead – Nabi Tuhan Berhadapan dengan Nabi-nabi Palsu


Dukungan dan teguran sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan kita. Tentu kita lebih nyaman menerima dukungan dari orang lain, tetapi jangan pernah menolak teguran.


Orang yang bijaksana adalah orang yang bisa menerima baik dukungan maupun teguran dengan cara yang konstruktif. Di situlah cara Tuhan membangun kehidupan kita.


Kita semua senang ketika ada orang memberikan pujian atau support terhadap diri kita atau terhadap apa yang kita kerjakan.


Pasti banyak orang sangat senang dengan sesi-sesi motivasi yang banyak dilakukan di berbagai perusahaan atau instansi.


Setelah melewati sesi tersebut, banyak dari antara mereka merasa menjadi orang yang berbeda.


Namun, bagaimana terhadap orang-orang yang tidak mendukung akan apa yang kita kerjakan? Bahkan orang tersebut mungkin seringkali menegur atau mengkritik kita.


Pada umumnya kita lebih senang menjauhi mereka. Apakah hal ini termasuk sikap kita ketika mendengarkan kotbah firman Tuhan?


1 Raja-raja 22:1-28


1 Tiga tahun lamanya orang tinggal aman dengan tidak ada perang antara Aram dan Israel.


2 Pada tahun yang ketiga pergilah Yosafat, raja Yehuda, kepada raja Israel.


3 Berkatalah raja Israel kepada pegawai-pegawainya: "Tahukah kamu, bahwa Ramot-Gilead sebenarnya milik kita? Tetapi kita tinggal diam saja dan tidak merebutnya dari tangan raja negeri Aram."


4 Lalu katanya kepada Yosafat: "Maukah engkau pergi bersama-sama aku untuk memerangi Ramot-Gilead?" Jawab Yosafat kepada raja Israel: "Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatku dan rakyatmu, kudaku dan kudamu."


5 Tetapi Yosafat berkata kepada raja Israel: "Baiklah tanyakan dahulu firman TUHAN."


6 Lalu raja Israel mengumpulkan para nabi, kira-kira empat ratus orang banyaknya, kemudian bertanyalah ia kepada mereka: "Apakah aku boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?" Jawab mereka: "Majulah! Tuhan akan menyerahkannya ke dalam tangan raja."


7 Tetapi Yosafat bertanya: "Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?"


8 Jawab raja Israel kepada Yosafat: "Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla." Kata Yosafat: "Janganlah raja berkata demikian."


9 Kemudian raja Israel memanggil seorang pegawai istana, katanya: "Jemputlah Mikha bin Yimla dengan segera!"


10 Sementara raja Israel dan Yosafat, raja Yehuda, duduk masing-masing di atas takhtanya dengan pakaian kebesaran, di suatu tempat pengirikan di depan pintu gerbang Samaria, sedang semua nabi itu bernubuat di depan mereka,


11 maka Zedekia bin Kenaana membuat tanduk-tanduk besi, lalu berkata: "Beginilah firman TUHAN: Dengan ini engkau akan menanduk Aram sampai engkau menghabiskan mereka."


12 Juga semua nabi itu bernubuat demikian, katanya: "Majulah ke Ramot-Gilead, dan engkau akan beruntung; TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja."


13 Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu, berkata kepadanya: "Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik."


14 Tetapi Mikha menjawab: "Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan."


15 Setelah ia sampai kepada raja, bertanyalah raja kepadanya: "Mikha, apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau kami membatalkannya?" Jawabnya kepadanya: "Majulah dan engkau akan beruntung, sebab TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja."


16 Tetapi raja berkata kepadanya: "Sampai berapa kali aku menyuruh engkau bersumpah, supaya engkau mengatakan kepadaku tidak lain dari kebenaran demi nama TUHAN?"


17 Lalu jawabnya: "Telah kulihat seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan; baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat."


18 Kemudian raja Israel berkata kepada Yosafat: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka?"


19 Kata Mikha: "Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhta-Nya dan segenap tentara sorga berdiri di dekat-Nya, di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-Nya.


20 Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu.


21 Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa?


22 Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian!


23 Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu."


24 Sesudah itu tampillah Zedekia bin Kenaana, ditamparnyalah pipi Mikha serta berkata: "Mana boleh Roh TUHAN pindah dari padaku untuk berbicara kepadamu?"


25 Tetapi Mikha menjawab: "Sesungguhnya engkau akan melihatnya pada hari engkau lari dari satu kamar ke kamar yang lain untuk menyembunyikan diri."


26 Berkatalah raja Israel: "Tangkaplah Mikha, bawa dia kembali kepada Amon, penguasa kota, dan kepada Yoas, anak raja,


27 dan katakan: Beginilah titah raja: Masukkan orang ini dalam penjara dan beri dia makan roti dan minum air serba sedikit sampai aku pulang dengan selamat."


28 Tetapi jawab Mikha: "Jika benar-benar engkau pulang dengan selamat, tentulah TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku!" Lalu disambungnya: "Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!"


Raja Ahab adalah raja yang jahat di mata Tuhan. Raja Ahab telah menempatkan dirinya sebagai oposisi kepada Tuhan.


Dia tidak memilih nabi yang menyampaikan kebenaran firman Tuhan untuk berbicara dengannya, karena baginya nabi itu adalah oposisi dia. Artinya dia pun menganggap Tuhan itu oposisinya.


Padahal yang mau ditanya oleh Raja Ahab adalah perkara yang penting dan krusial, yaitu peperangan dengan Aram, untuk merebut Ramot-Gilead.


Tetap saja sikap hati Raja Ahab hanya mencari yang menyenangkan telinganya, bukan kebenaran, di dalam mengambil keputusan.


Ini sudah menjadi kebiasaan Raja Ahab. Hal-hal seperti ini kita pun bisa mengalaminya. Kita rentan memiliki sikap yang seperti ini.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Jangan pernah mengikuti sikap yang suka hanya mencari pengajaran-pengajaran yang hanya untuk menyenangkan telinga kita, tetapi turutilah pengajaran Alkitab yang benar.


1 Raja-raja 22:7-9

7 Tetapi Yosafat bertanya: "Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?"


8 Jawab raja Israel kepada Yosafat: "Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla." Kata Yosafat: "Janganlah raja berkata demikian."


9 Kemudian raja Israel memanggil seorang pegawai istana, katanya: "Jemputlah Mikha bin Yimla dengan segera!"


Raja Ahab bisa mengumpulkan 400 nabi untuk meminta petunjuk Tuhan, tetapi 400 nabi ini adalah nabi-nabi yang hanya ingin menyenangkan Raja Ahab.


Raja Ahab memang penguasa negeri itu, dan nabi-nabi ini juga ada rasa gentar kepada Ahab, mengingat masa lalu, Izebel pernah membunuh nabi-nabi Tuhan.


Mereka menjawab apa yang menjadi kesenangan atau keinginan Raja Ahab, yaitu menyerang Ramot-Gilead.


Yosafat bertanya apakah tidak ada nabi lain? Ternyata ada. Nabi itu tidak diundang oleh Raja Ahab. Nabi itu bernama Mikha bin Yimla.


Dalam pengalaman Raja Ahab, Mikha ini tidak pernah mengatakan yang baik kepada Raja Ahab.


Bukan karena Mikha sentimen terhadap Raja Ahab, tetapi memang karena dosa-dosa Raja Ahab maka Tuhan menjadi musuh bagi Raja Ahab.


Ahab tidak suka dengan Mikha karena Mikha tidak menyampaikan apa yang dia sukai. Hal yang seperti ini bisa terjadi dengan siapa pun di muka bumi ini, termasuk dengan kita.


Lumrah kita lebih senang mendengarkan hal-hal yang sesuai dengan pikiran atau keinginan kita, meskipun keinginan dan pikiran kita itu sebetulnya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.


Zaman ini zaman akhir, Alkitab katakan banyak orang mencari pengajaran-pengajaran yang menyenangkan telinga mereka.


Bahkan mereka mencari guru-guru yang bisa mengajarkan apa yang menyenangkan telinga mereka.


Sebagai orang percaya, seharusnya sikap hati kita bukanlah mencari pengajaran yang menyenangkan telinga kita, tetapi kita mencari pengajaran karena kita ingin mengenal kehendak Tuhan.


Mengenal kehendak Tuhan, itulah yang seharusnya menjadi kerinduan kita, sebab jikalau kita hanya ingin mencari pengajaran yang menyenangkan telinga kita, kita bisa menjadi orang yang tersesat dan binasa.


Oleh karena itu, sebagai orang percaya, marilah kita merindukan kebenaran dan firman Tuhan, bukan apa yang kita suka atau senangi.


Tetapi apa yang Tuhan mau katakan kepada kita sesuai dengan apa yang ditulis di dalam Alkitab.


2. Terhadap teguran dan peringatan firman Tuhan, maka pertobatan dan ketaatan merupakan sikap yang tepat yang dapat melepaskan kita dari konsekuensi dosa-dosa kita.

1 Raja-raja 22:26-28

26 Berkatalah raja Israel: "Tangkaplah Mikha, bawa dia kembali kepada Amon, penguasa kota, dan kepada Yoas, anak raja,


27 dan katakan: Beginilah titah raja: Masukkan orang ini dalam penjara dan beri dia makan roti dan minum air serba sedikit sampai aku pulang dengan selamat."


28 Tetapi jawab Mikha: "Jika benar-benar engkau pulang dengan selamat, tentulah TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku!" Lalu disambungnya: "Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!"


Apa yang dilakukan Ahab sejalan dengan bagaimana sikap hidupnya terhadap Tuhan.


Dia bukan sekedar membenci Mikha, tetapi dia tidak suka dengan berita yang disampaikan Mikha, yaitu berita bagaimana Raja Ahab akan binasa.


Raja Ahab memenjarakan Mikha dengan memberikan makan dan minum yang serba sedikit kepada Mikha supaya dia menderita.


Preferensi, itulah yang sering kita dengar dalam kehidupan kita. Siapa yang kita suka? Siapa yang kita tidak suka?


Kepada yang kita suka, kita begitu baik kepadanya, tetapi kepada yang kita tidak suka, kita bisa melakukan segala sesuatu untuk membuat dia menderita. Itulah kebiasaan dunia yang tidak boleh kita ikuti.


Raja Ahab sangat menolak teguran dan peringatan Tuhan bagi dia melalui Mikha, dengan cara menekan kebenaran itu.


Itulah kondisi orang-orang berdosa. Mereka bukan sekedar menolak kebenaran, tetapi menekan kebenaran itu supaya tidak muncul ke permukaan.


Ketika Tuhan menegur dan memberi peringatan kepada kita, sesungguhnya Tuhan sedang melindungi kita dan mengasihi kita, supaya kita tidak terperosok ke dalam celaka dari dosa-dosa yang kita perbuat.


Oleh karena itu, kita harus berterima kasih kepada Tuhan jika Tuhan menegur kita, memberi kita peringatan, agar kita bertobat dan taat kepada Tuhan.


Marilah kita punya hati yang seperti itu. Hati seorang anak Tuhan yang tahu begitu baik Bapa di sorga bagi kita, sehingga dalam kasih, kita menaati dan melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepada kita.


Berbahagialah orang yang setelah mendengar firman Tuhan dan melakukannya dalam kehidupannya.


Doakan dan renungkan.


* Lalu Ahab mengumpulkan empat ratus nabi dan bertanyalah kepada mereka: "Apakah aku boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau aku membatalkannya?" Jawab mereka: "Majulah! Tuhan akan menyerahkannya ke dalam tangan raja."


* Sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut mereka, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepada Ahab.


Terasa benar karena enak didengar