Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Senin, 17 April 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Senin, 17 April 2023


1 Raja-raja 21:1-29

Kebun Anggur Nabot


Jika kita perhatikan kehidupan manusia, kita bisa melihat bahwa manusia ingin menguasai banyak hal.


Namun, satu hal yang manusia seringkali lupa, yang sangat menentukan bukanlah seberapa banyak yang bisa dikuasai, tetapi bagaimana saya bisa menguasai diri saya.


Yang lebih sering membahayakan diri kita, bukan karena kita tidak tahu situasi kondisi yang akan kita alami, tetapi adalah ketika kita tidak menguasai diri, dalam situasi kondisi yang baik atau yang buruk.


Penguasaan diri adalah buah dari Roh Kudus. Hal itu memberitahukan kepada kita bahwa penguasaan diri itu terkait dengan melakukan apa yang Tuhan kehendaki, sebab keinginan daging kita bertentangan dengan keinginan Roh.


Orang yang tidak menguasai diri adalah orang yang dikuasai oleh keinginan daging, tetapi orang yang menguasai diri adalah mereka yang rela dipimpin oleh Roh Kudus untuk melakukan kehendak Tuhan.


Orang yang menguasai diri adalah orang yang penuh hikmat. Permulaan hikmat itu adalah takut akan Tuhan.


1 Raja-raja 21:1-29


1 Sesudah itu terjadilah hal yang berikut. Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria.


2 Berkatalah Ahab kepada Nabot: "Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang."


3 Jawab Nabot kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!"


4 Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu, kepadanya: "Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek moyangku." Maka berbaringlah ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan.


5 Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya: "Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?"


6 Lalu jawabnya kepadanya: "Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu: Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kebun anggur kepadamu sebagai gantinya. Tetapi sahutnya: Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu."


7 Kata Izebel, isterinya, kepadanya: "Bukankah engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu."


8 Kemudian ia menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot.


9 Dalam surat itu ditulisnya demikian: "Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat.


10 Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi terhadap dia, dengan mengatakan: Engkau telah mengutuk Allah dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati."


11 Orang-orang sekotanya, yakni tua-tua dan pemuka-pemuka, yang diam di kotanya itu, melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka, seperti yang tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada mereka.


12 Mereka memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat.


13 Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya: "Nabot telah mengutuk Allah dan raja." Sesudah itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati.


14 Setelah itu mereka menyuruh orang kepada Izebel mengatakan: "Nabot sudah dilempari sampai mati."


15 Segera sesudah Izebel mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari sampai mati, berkatalah Izebel kepada Ahab: "Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati."


16 Segera sesudah Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.


17 Tetapi datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu, bunyinya:


18 "Bangunlah, pergilah menemui Ahab, raja Israel yang di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.


19 Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu."


20 Kata Ahab kepada Elia: "Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?" Jawabnya: "Memang sekarang aku mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.


21 Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan malapetaka kepadamu, Aku akan menyapu engkau dan melenyapkan setiap orang laki-laki dari keluarga Ahab, baik yang tinggi maupun yang rendah kedudukannya di Israel.


22 Dan Aku akan memperlakukan keluargamu sama seperti keluarga Yerobeam bin Nebat dan seperti

keluarga Baesa bin Ahia, oleh karena engkau menimbulkan sakit hati-Ku, dan oleh karena engkau mengakibatkan orang Israel berbuat dosa.


23 Juga mengenai Izebel TUHAN telah berfirman: Anjing akan memakan Izebel di tembok luar Yizreel.


24 Siapa dari keluarga Ahab yang mati di kota akan dimakan anjing dan yang mati di padang akan dimakan burung di udara."


25 Sesungguhnya tidak pernah ada orang seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya.


26 Bahkan ia telah berlaku sangat keji dengan mengikuti berhala-berhala, tepat seperti yang dilakukan oleh orang Amori yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel.


27 Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung pada tubuhnya dan berpuasa. Bahkan ia tidur dengan memakai kain kabung, dan berjalan dengan langkah lamban.


28 Lalu datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu:


29 "Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku? Oleh karena ia telah merendahkan diri di hadapan-Ku, maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya; barulah dalam zaman anaknya Aku akan mendatangkan malapetaka atas keluarganya."


Bagian ini mengisahkan Nabot dan kebun anggurnya, di mana kebun anggurnya memang terletak di sebelah istana Raja Ahab.


Raja Ahab, sang penguasa kerajaan utara itu mengingininya. Namun, Nabot tidak memberikannya kepada Raja Ahab, karena tanah itu adalah tanah pusaka.


Nabot menghormati Tuhan yang melarang menjual atau memberikan tanah pusaka kepada orang lain, kecuali dalam situasi yang sangat khusus.


Raja Ahab adalah raja yang tidak menghormati Tuhan. Raja Ahab tahu bahwa tidak boleh untuk menjual tanah pusaka, tetapi Raja Ahab tidak peduli kepada apa yang Tuhan perintahkan. Dia lebih peduli dengan keinginan dirinya sendiri.


Sesungguhnya Raja Ahab bukan sedang berhadapan dengan rakyatnya, Nabot, tetapi dengan Tuhan yang memberikan perintah. Tuhan yang dihormati oleh Nabot.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Kita akan menyelamatkan diri kita dan juga orang lain ketika kita tidak jadikan keinginan daging kita mengatur diri kita, melainkan kita yang mengontrol keinginan kita.


1 Raja-raja 21:5-6 & 20

5 Lalu datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya: "Apa sebabnya hatimu kesal, sehingga engkau tidak makan?"


6 Lalu jawabnya kepadanya: "Sebab aku telah berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu: Berikanlah kepadaku kebun anggurmu dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kebun anggur kepadamu sebagai gantinya. Tetapi sahutnya: Tidak akan kuberikan kepadamu kebun anggurku itu."


20 Kata Ahab kepada Elia: "Sekarang engkau mendapat aku, hai musuhku?" Jawabnya: "Memang sekarang aku mendapat engkau, karena engkau sudah memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.


Raja Ahab tidak mendapat apa yang dia mau. Dia menjadi kesal, gusar dan marah. Raja Ahab sudah memperbudak dirinya, dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan.


Ahab sendiri memperbudak dirinya sendiri. Sesungguhnya Ahab sedang diperbudak oleh hawa nafsu atau keinginan dagingnya, sehingga keinginan dagingnya yang menguasai Ahab, bukan Ahab yang mengontrol keinginan dagingnya.


Raja Ahab tidak bisa menguasai diri atau mengontrol hawa nafsu keinginan dagingnya. Ketika itulah dia mencelakakan banyak orang selain dirinya.


Karena Ahab bersikap seperti itu, maka Izebel masuk ke dalam pencobaan, dan memang hatinya jahat.


Dia juga melibatkan tua-tua orang Israel, mengakibatkan banyak orang yang masuk ke dalam pencobaan dan berbuat dosa kepada Tuhan.


Dari peristiwa ini kita melihat betapa penting kita menguasai diri.


Menguasai diri menurut Alkitab adalah ketika kita tidak tunduk kepada keinginan daging atau hawa nafsu, yaitu ketika kita tunduk kepada kehendak Tuhan. Itulah menguasai diri.


Ketika kita tidak menguasai diri, kita sedang membahayakan hidup kita sendiri, bahkan hidup orang lain. Lebih dari itu, kita menjadi batu sandungan bagi orang lain. Tidak menjadi kesaksian bagi orang lain.


Tidak menguasai diri artinya Saudara dan saya dikuasai oleh hawa nafsu, keinginan daging kita.


Kita harus sadar, kita orang-orang percaya adalah orang-orang yang ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Yesus Kristus, dari kuasa dosa dan kuasa kematian, supaya kita boleh merdeka dan menerima Roh Kudus.


Di situlah kita merdeka untuk melakukan kehendak Allah.


Oleh karena itu, jangan lagi kita masuk ke dalam perbudakan dosa, tetapi kita hidup sebagai anak-anak yang merdeka, untuk melakukan kehendak Tuhan.


Ketika kita melakukan kehendak Tuhan, kita menjadi berkat bagi banyak orang, dan hidup kita berkenan kepada Tuhan, dan jalan itulah jalan yang diberkati Tuhan.


2. Orang yang hanya mencari kepentingan dirinya sendiri akan kehilangan objektivitas di dalam menilai segala sesuatu.


1 Raja-raja 21:1-3

1 Sesudah itu terjadilah hal yang berikut. Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun anggur di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria.


2 Berkatalah Ahab kepada Nabot: "Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang."


3 Jawab Nabot kepada Ahab: "Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!"


Yang ada di pikiran Raja Ahab adalah kepentingan dirinya sendiri. Dengan sikap hati yang seperti itu, dia menilai segala sesuatu sifatnya transaksional dan materi.


Segala sesuatu dinilai dengan uang. Dengan uang, segala sesuatu dianggap beres.


Ternyata hidup ini tidak seperti itu. Hidup nilainya bukan uang maupun transaksional. Ada nilai-nilai lain yang tidak dapat kita abaikan.


Raja Ahab meskipun adalah raja orang Israel yang mengenal Tuhan, tetapi dia seorang yang tidak bisa mengenal kebenaran itu.


Nabot tidak memberikan tanah kebunnya kepada Ahab, karena tanah itu adalah milik pusaka yang dilarang Tuhan untuk diperjualbelikan, kecuali dalam situasi mendesak, sedangkan Nabot tidak dalam situasi mendesak.


Raja Ahab harusnya tahu, bahwa di balik semuanya itu ada Tuhan yang menentukan nilai di dalam segala sesuatu, sehingga kebun anggur Nabot tidak dapat diukur nilainya dengan uang karena Tuhanlah yang memberikan ketetapan kepada orang-orang Israel.


Raja Ahab tahu itu, tetapi mengapa dia menjadi gusar dan marah, seakan-akan Nabotlah yang tidak mau memberikannya kepada Ahab, padahal Nabot takut akan Tuhan?


Dari sini kita belajar, harus waspada kalau kita hidup hanya untuk kepentingan diri sendiri, kita bisa menjadi orang yang buta akan segala sesuatu, termasuk buta akan apa yang Tuhan kehendaki, meskipun kita adalah orang percaya.


Pencobaan yang sangat besar dalam hidup kita adalah ketika kita hidup hanya untuk kepentingan diri kita sendiri, sehingga kita tidak bisa lagi melihat nilai-nilai yang Tuhan bisa berikan dalam Kitab Suci.


Kita tidak lagi bisa menilai dengan baik perintah-perintah dan maksud Tuhan, kehendak dan rencana Tuhan dalam hidup kita.


Segala sesuatu karena kita ingin memenuhi hawa nafsu, keinginan dan kepentingan kita sendiri. Kita rela mengorbankan bukan saja orang lain, kita juga menyakiti hati Tuhan.


Oleh karena itu, marilah kita belajar mencari kepentingan orang lain juga.


Kita belajar melakukan kehendak Tuhan di dalam kehidupan kita, sehingga kita tidak terjeblos ke dalam kebutaan karena mencari kepentingan diri kita semata-mata.

Doakan dan renungkan.


* Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung dan berpuasa.


* Firman Tuhan pada Elia,"Sudahkah kaulihat, bahwa Ahab merendahkan diri di hadapan-Ku?... maka Aku tidak akan mendatangkan malapetaka dalam zamannya”


MaafNya selalu ada bagi orang bertobat