Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Sabtu, 15 April 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Sabtu, 15 April 2023


1 Raja-raja 19:1-18

Elia ke Gunung Horeb; Allah menyatakan Diri di Gunung Horeb


Mungkin Anda pernah mendengar kalimat seperti ini, jangan terlalu berharap supaya kamu tidak kecewa.


Dengan tidak terlalu berharap, maka engkau tidak kecewa. Kalimat seperti ini sepertinya ada kebenarannya.


Namun yang pasti adalah, mari kita selalu berharap kepada Tuhan dan tidak berhenti berharap kepada-Nya karena orang yang berharap kepada-Nya tidak pernah dikecewakan oleh Tuhan.


Sebagai orang percaya yang sungguh-sungguh hendak memuliakan Tuhan, pasti ada satu tekad dalam hati kita, yaitu melakukan segala sesuatu yang terbaik bagi Tuhan.


Namun, adakalanya kita tidak luput dari kegagalan untuk mencapai apa yang kita maksudkan dengan yang terbaik.


Bagaimana dengan respons kita menghadapi kenyataan kita gagal untuk melakukan yang terbaik? Ada orang Kristen yang tetap berusaha untuk hidup melakukan yang terbaik.


Namun, ada juga orang percaya yang mulai kecewa dan berkata tidak ada gunanya berusaha melakukan yang terbaik, karena ada kemungkinan untuk gagal.


Permasalahannya adalah yang terbaik itu menurut kita atau menurut Tuhan? Apakah kita memakai parameter kita atau parameter Tuhan?


Kita harus menyadari bahwa yang terbaik menurut parameter kita belum tentu yang terbaik menurut parameter Tuhan.


Yang sangat perlu kalau kita ingin memuliakan Tuhan adalah mengenal yang terbaik menurut ukuran yang Tuhan berikan.


1 Raja-raja 19:1-18


1 Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang,


2 maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."


3 Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.


4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."


5 Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: "Bangunlah, makanlah!"


6 Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula.


7 Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu."


8 Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.


9 Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"


10 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."


11 Lalu firman-Nya: "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.


12 Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.


13 Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"


14 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku."


15 Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.


16 Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.


17 Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa.


18 Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia."


Para nabi Baal dan nabi Asyera sudah dikalahkan bahkan dibinaskan semuanya oleh nabi Elia dengan rakyat Israel.


Maka nabi Elia juga merasa bahwa reformasi ditengah-tengah bangsa Israel sudah terjadi dengan baik dan mulus.


Namun, Tuhan memimpin dia ke Yizreel, ke tempat dimana Ahab dan Izebel ada, dan dia langsung mendapatkan kabar bahwa Izebel akan membalas dendam dan membunuh nabi Elia.


Apa yang terjadi dengan nabi Elia mendengar ancaman ini?


Pertama, kita melihat nabi Elia sangat ketakukan, maka itu dia lari ke Bersyeba karena takut dibunuh, tetapi ia juga menjadi orang yang tawar hati.


Dia minta kepada Tuhan agar dia mati, bukankah kedua hal ini sebuah kontradiksi? Satu sisi dia takut mati, tetapi sisi lain dia minta mati.


Sebenarnya apa yang terjadi dengan nabi Elia?


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Janganlah memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut kamu pikirkan. (Roma 12:3)


1 Raja-raja 19:1-4

1 Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang,


2 maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu."


3 Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.


4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."


Kita tidak ragukan bahwa nabi Elia telah melakukan yang terbaik bagi Tuhan. Kita baca Elia berkata"Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN”. Bukankah hal ini sesuatu yang baik?


Orang yang mencintai pastilah melakukan sebaik-baiknya, segiat-giat nya untuk orang yang dia kasihi. Melakukan sebaik-baiknya bagi Tuhan tidak pernah salah, tetapi nabi Elia mengalami kekecewaan dan tawar hati.


Dimana kesalahan sehingga nabi Elia bisa mengalami pil pahit seperti ini? Setelah dia mengalahkan dengan gilang gemilang nabi-nabi Baal, tetapi dengan sebuah ancaman Izebel, dia langsung runtuh tidak berdaya.


Kemungkinan nabi Elia mempunyai ekspektasi yang melampaui pimpinan Tuhan. Dia pasti berharap setelah seluruh nabi Baal dikalahkan, dibinasakan, maka reformasi bangsa Israel terjadi.


Terjadi pertobatan besar termasuk raja Ahab, termasuk Izebel. Maka tugas Elia selesai, membangun sebuah bangsa yang bertobat kembali kepada Tuhan. Kenyataannya tidak demikian, Izebel tidak pernah bertobat.


Berbuat yang terbaik bagi Tuhan itu patut kita lakukan. Namun, mari kita melakukan yang terbaik menurut apa yang Tuhan karuniakan kepada kita.


Yang Tuhan karuniakan kepada Elia bukanlah reformasi total. Elia mengalahkan nabi-nabi Baal itu karunia Tuhan, tetapi reformasi kepada bangsa Israel belum selesai.


Disitulah nabi Elia harus memahami antara yang terbaik bagi dia, tetapi yang terbaik di mata Tuhan bisa berbeda.


Roma 12:3b
Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan,


Mari kita pikirkan apa yang Tuhan percayakan kepada kita.


Sehingga kita tidak menjadi orang yang menyalahkan situasi, orang lain atau bahkan Tuhan ketika apa yang kita pikirkan tidak terjadi.


Karena apa yang kita pikirkan mungkin lebih tinggi dari apa yang patut kita pikirkan.


Oleh karena itu, kita yang melakukan yang terbaik untuk Tuhan, maka janganlah kita memikirkan perkara yang lebih tinggi dari yang patut kita pikirkan.


Disitulah hidup kita sebagai orang percaya tidak pernah lepas daripada kita selalu bersekutu dengan Tuhan, bergumul dengan Dia, supaya kita mengerti pimpinanNya.


Sehingga kita tidak berpikir lebih tinggi dari yang patut kita pikirkan, supaya kita tidak menjadi kecewa.


Bukan karena Tuhan mengecewakan kita, tapi diri kita sendiri yang salah, membuat kita kecewa dengan apa yang terjadi.


2. Tuhan tahu apa yang Ia rencanakan dan akan lakukan dalam kehidupan kita dan Ia lakukan setahap demi setahap


1 Raja-raja 19:13-18

13 Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"


14 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku."


15 Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.


16 Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.


17 Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa.


18 Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia."


Tuhan kita memakai setiap hamba-hamba-Nya menurut ukuran kasih karunia-Nya. Maka itu kita mengenal setiap masa ada “Musa” nya, setiap “Musa” ada misinya.


Elia dipakai Tuhan pada tahapan sesuai karunia Tuhan kepada Elia, tetapi Tuhan mempunyai karunia kepada yang lain untuk melakukan tahapan-tahapan berikutnya.


Itulah yang dinyatakan dalam firman Tuhan yang kita baca ini. Elia menjadi tawar hati, tetapi Tuhan berkata, Elia tugasmu masih belum selesai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja Aram.


Engkau harus mengurapi Yehu menjadi raja Israel dan nabi Elisa bin Safat menjadi nabi penggantimu.


Tuhan berkata “Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia.".


Ini luar biasa bukan? Bicara pekerjaan Tuhan bukan bicara tentang kita sebagai hamba-hamba-Nya, tetapi tentang Tuhan yang memakai kita.


Disitu kita mengerti, kita dipakai Tuhan sesuai karunia-Nya, tetapi Tuhanlah yang menuntaskan segala pekerjaan-Nya.


Kita tidak perlu kecewa dan tawar hati, tapi kita bersyukur Tuhan memberikan kepercayaan setahap dalam hidup kita untuk boleh melayani Dia.


Tahap berikutnya Tuhan bisa memakai orang lain untuk melanjutkan pekerjaanNya, tetapi Tuhan yang sama, Dia yang bekerja dalam hidup dan pelayanan kita.


Tuhan yang sama bekerja dalam hidup orang lain dan di dalam pelayanan orang lain.


Dari jaman ke jaman Tuhan memakai hamba-hamba-Nya, dan terus berestafet sampai hari ini. Tuhan yang sama akan menggenapi seluruh pekerjaan sampai pekerjaan-Nya telah lengkap.


Maka kita akan menyaksikan Tuhan Yesus akan datang kedua kalinya untuk menjemput orang-orang kudus-Nya, masuk di dalam kemuliaan anak-anak Allah.


Doakan dan renungkan.


* Jawab Elia "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku."


* Sesungguhnya ada tujuh ribu orang di Israel yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium Baal.


Akibat merasa sendirian