Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Selasa, 11 April 2023

Tuhan adalah gembalaku


Tuhan Adalah Gembalaku 

RENUNGAN HARIAN 

GKY MANGGA BESAR 

Selasa, 11 April 2023 


1 Raja-raja 17:17-24

Elia dan Janda di Sarfat.


Seringkali pengalaman kehidupan kita yang sangat memengaruhi iman kita kepada Tuhan. Seharusnya pengenalan kita kepada Tuhan yang sangat mempengaruhi iman kita.


Dengan pengenalan kita kepada Tuhan, membuat kita mengerti pengalaman-pengalaman yang kita lalui.


Pengalaman orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus itu berbeda-beda. Ada di antara mereka, ketika percaya dan melayani Tuhan Yesus, justru mereka mengalami pengalaman yang tidak diharapkan.


Meski ada juga orang-orang yang percaya kepada Tuhan mengalami pengalaman yang baik.


Apakah ada kaitannya pengalaman-pengalaman yang tidak diharapkan dengan iman kepada Tuhan Yesus? Bisa dijawab ada, bisa dijawab tidak ada.


Ketika dijawab ada, mungkin karena ada pekerjaan dari si iblis yang hendak menggocoh orang percaya supaya orang percaya tergoncang imannya.


Namun, jika dijawab tidak ada, makanya ini merupakan pengalaman umum dari siapa pun juga.


Mungkin bisa karena kesalahan sendiri atau karena situasi kondisi yang dialami, sehingga dia mengalami perkara yang tidak diharapkan olehnya.


Pengalaman seperti ini dapat dipakai oleh si iblis untuk menggoncang iman kita kepada Tuhan Yesus.


Pengalaman kita bisa berbeda-beda, tetapi mari kita mendasarkan iman kita kepada pengenalan akan Tuhan kita Yesus Kristus, sehingga dengan demikian, kita lebih memahami apa yang kita alami dalam hidup kita.


1 Raja-raja 17:17-24


17 Sesudah itu anak dari perempuan pemilik rumah itu jatuh sakit dan sakitnya itu sangat keras sampai tidak ada nafasnya lagi.


18 Kata perempuan itu kepada Elia: "Apakah maksudmu datang ke mari, ya abdi Allah? Singgahkah engkau kepadaku untuk mengingatkan kesalahanku dan untuk menyebabkan anakku mati?"


19 Kata Elia kepadanya: "Berikanlah anakmu itu kepadaku." Elia mengambilnya dari pangkuan perempuan itu dan membawanya naik ke kamarnya di atas, dan membaringkan anak itu di tempat tidurnya.


20 Sesudah itu ia berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Apakah Engkau menimpakan kemalangan ini atas janda ini juga, yang menerima aku sebagai penumpang, dengan membunuh anaknya?"


21 Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya."


22 TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali.


23 Elia mengambil anak itu; ia membawanya turun dari kamar atas ke dalam rumah dan memberikannya kepada ibunya. Kata Elia: "Ini anakmu, ia sudah hidup!"


24 Kemudian kata perempuan itu kepada Elia: "Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar."


Janda dari Sarfat telah membantu Nabi Elia dalam memberikan makan dan tempat penginapan. Namun, tanpa diduga, bencana menghampiri janda tersebut. Anak perempuannya meninggal dunia.


Hal ini menjadi pukulan yang sangat besar bagi janda dari Sarfat ini, karena setelah membantu Nabi Elia, dia malah mendapat bencana.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Iblis dapat menggunakan pengalaman buruk kita untuk menjatuhkan iman kita, sedangkan Tuhan menggunakan pengalaman buruk kita untuk membangun iman kita.


1 Raja-raja 17:17-18

17 Sesudah itu anak dari perempuan pemilik rumah itu jatuh sakit dan sakitnya itu sangat keras sampai tidak ada nafasnya lagi.


18 Kata perempuan itu kepada Elia: "Apakah maksudmu datang ke mari, ya abdi Allah? Singgahkah engkau kepadaku untuk mengingatkan kesalahanku dan untuk menyebabkan anakku mati?"


Janda dari Sarfat mengalami pengalaman yang sama dengan orang-orang Israel pada umumnya. Mereka mengalami masa paceklik.


Ketika Nabi Elia datang, sesungguhnya janda dari Sarfat bersama puterinya tinggal mendapat makanan satu kali saja. Oleh karena itu, janda itu awalnya tidak mau memberikan makanan kepada Nabi Elia.


Namun, ketika Nabi Elia memintanya, maka janda ini melakukannya. Luar biasa! Adonan dan minyak yang dimiliki janda ini tidak habis-habis.


Namun, setelah peristiwa itu, janda itu mengalami bencana yang di luar dugaan, termasuk di luar dugaan Nabi Elia. Anak perempuannya meninggal dunia.


Pada saat yang seperti ini, janda ini mempertanyakan maksud kedatangan Nabi Elia, karena janda ini mengaitkan antara kedatangan Nabi Elia dengan kematian puterinya.


Janda dari Sarfat telah mengalami mujizat Tuhan. Namun, setelah dia menikmati mujizat Tuhan yang masih berlangsung, dia mengalami kepahitan hidup.


Mujizat yang dia alami, tidak cukup untuk menguatkan dia. Tidak cukup untuk berpikir bahwa kedatangan Nabi Elia justru memberkati hidupnya.


Dengan kematian puterinya, dia berpikir apakah maksud kedatangan Nabi Elia adalah untuk mendatangkan kutuk baginya?


Pekerjaan iblis di tengah dunia ini adalah untuk mendakwa kita atau untuk berdusta. Semua yang dilakukan iblis adalah agar kita tidak lagi percaya kepada Tuhan.


Betapa pun banyaknya pengalaman kita akan pertolongan bahkan mujizat Tuhan, tetapi satu perkara buruk yang terjadi dalam hidup kita, masih tetap bisa membuat kita menjadi ragu-ragu akan kebaikan Tuhan.


Iblis bekerja bagaikan singa yang mengaum-aum terus berkeliling untuk mencari mangsanya. Situasi yang sulit, dan masa-masa yang tidak kita harapkan dapat dipakai iblis untuk menggocoh iman kita.


Berbeda dengan Tuhan kita. Di tengah-tengah pengalaman yang buruk yang kita alami, Tuhan tidak pernah bermaksud menjatuhkan iman kita, justru supaya kita boleh dibangunkan imannya karena pekerjaan Tuhan.


Oleh karena itu, ketika kita mengalami pengalaman yang tidak kita harapkan, jangan kita bersandar pada pengalaman itu, tetapi kita bersandar kepada Tuhan yang kita kenal.


Ketika kita semakin mengenal Tuhan, maka kita semakin percaya, pengalaman apa pun yang kita alami, ada di dalam kedaulatan dan kebaikan Tuhan.


2. Kesulitan, tantangan, penderitaan di dalam pelayanan kita adalah untuk menyatakan kemuliaan Tuhan.

1 Raja-raja 17:23-24

23 Elia mengambil anak itu; ia membawanya turun dari kamar atas ke dalam rumah dan memberikannya kepada ibunya. Kata Elia: "Ini anakmu, ia sudah hidup!"


24 Kemudian kata perempuan itu kepada Elia: "Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar."


Nabi Elia mengalami juga kesusahan seperti yang dialami bangsa Israel, yaitu mereka semua kekurangan air.


Namun, karena Tuhan mencintai dan baik kepada Elia, maka Elia dipelihara Tuhan. Elia bisa meminum air dari sungai Kerit dan diberi makan oleh burung gagak.


Namun, setelah itu sudah tidak ada, Tuhan mengutus Elia ke rumah janda dari Sarfat ini.


Pelayanan Nabi Elia tidak mudah, karena ketika dia datang ke rumah janda ini, janda ini bukan orang yang kaya, melainkan orang yang kekurangan.


Ketika janda ini memberitahukan dia hanya bisa makan satu kali saja, jikalau Nabi Elia tidak punya iman, maka Nabi Elia akan berkata, “Ya silahkan makan, saya tidak perlu makan.”


Namun, Nabi Elia percaya kepada Tuhan, maka dia berkata, “Berikan makanan itu kepadaku terlebih dahulu, maka adonan dan minyak itu tidak akan habis.” Ini perlu iman dan percaya akan janji Tuhan.


Janda ini mengalami mujizat Tuhan. Namun, pengalaman pelayanan Nabi Elia tidak berhenti di situ, dan tidak selancar itu. Ternyata, puteri dari janda dari Sarfat ini meninggal dunia. Maka sontak janda ini mengkomplain kedatangan Nabi Elia.


Bagaimana jika Saudara menjadi Nabi Elia saat itu? Engkau menjadi orang tertuduh. Kedatanganmu malah menjadi malapetaka dalam hidup janda itu.


Mungkinkah Nabi Elia berkata kepada Tuhan, “Tuhan, mengapa semua ini harus terjadi?”


Mungkin bisa saja Nabi Elia komplain kepada Tuhan. Namun, Nabi Elia meminta supaya anak itu diserahkan kepada Nabi Elia. Nabi Elia berdoa kepada Tuhan dan membangkitkan puteri dari janda itu.


Setelah puteri itu pulih, baru kita mengerti mengapa Allah mengizinkan puteri dari janda itu meninggal dunia, yaitu ketika janda itu berkata, “Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar."


Setelah pengalaman adonan dan minyak tidak habis, janda itu belum meng-amin-i bahwa Nabi Elia itu abdi Allah, tetapi setelah dia melihat Elia membangkitkan puterinya, dia baru melihat akan kemuliaan Tuhan.


Di dalam pelayanan hidup kita, kita bisa mengalami pengalaman yang dialami Nabi Elia. Kita sudah memberikan pelayanan yang terbaik, mungkin ada “keberhasilan” dalam pelayanan kita.


Namun, satu kali saja kita juga mengalami orang komplain tentang pelayanan kita, kita seringkali bertanya, “Mengapa saya sudah begitu baik melayani, tetapi saya masih bisa dikomplain orang?”


Pelayanan kita ada kesulitan, tapi dari pengalaman Nabi Elia, kesulitan dan tantangan dalam pelayanan itu supaya Tuhan boleh menyatakan kemuliaan-Nya.


Jikalau semuanya lancar, orang hanya melihat prestasimu dan prestasiku, tetapi ketika kita menghadapi sulitnya pelayanan kita, kita baru melihat kemuliaan Tuhan menolong hidup dan pelayanan kita.


Oleh karena itu, di dalam hidup dan pelayanan kita, jangan kita putus asa! Tuhan mempunyai rancangan indah dalam hidupmu.

Doakan dan renungkan.


*Kata Elia: "Ini anakmu, ia sudah hidup!" kata perempuan itu kepada Elia: "Sekarang aku tahu, bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar."


* Iblis dapat menggunakan pengalaman buruk kita untuk menjatuhkan iman kita, sedangkan Tuhan menggunakan pengalaman buruk kita untuk membangun iman kita.


Pengalaman iman bersamaNya