Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Senin, 10 April 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku 

RENUNGAN HARIAN 

GKY MANGGA BESAR 

Senin, 10 April 2023 


1 Raja-raja 17:1-16

Elia di Tepi Sungai Kerit; Elia dan Janda di Sarfat.


Tahukah Saudara bahwa hidup orang percaya adalah bagi kemuliaan nama Tuhan? Seberapa penting kalimat ini bagi Saudara dan saya?


Bukankah sebuah kehormatan yang sangat luar biasa, kita yang banyak kekurangan tetapi Tuhan mempercayakan kemuliaan-Nya nyata dalam hidup kita?


Sebagai orang percaya, kita mengenal kalimat ini: “Soli Deo Gloria”, yang artinya kemuliaan hanyalah bagi Tuhan. Memang segala sesuatu yang Allah lakukan adalah bagi kemuliaan-Nya.


Inilah yang sebenarnya menjadi motivasi orang percaya, yaitu kita. Dalam segala hal dalam hidup kita, kita hanya ingin membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.


Hidup kita sebagai orang percaya, tidak lepas dari pergumulan demi pergumulan. Pergumulan apa pun yang kita alami itu adalah pergumulan rohani.


Dalam pergumulan rohani, sadar atau tidak sadar, kita mengalami peperangan rohani.


Adakalanya kita bertanya, kita sudah melayani, hidup sebaik-baiknya, membaca firman, belajar taat, dan setia, tetapi mengapa pergumulan hidup kita tidak henti-hentinya datang?


Seringkali pertanyaan tersebut yang kita tanyakan baik kepada orang lain, dan kepada Tuhan.


Ada satu jawaban yang merupakan jawaban yang sangat berharga atas pertanyaan itu. Semuanya itu supaya Tuhan dipermuliakan.


1 Raja-raja 17:1-16


1 Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."


2 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya:


3 "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.


4 Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana."


5 Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.


6 Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.


7 Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu.


8 Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:


9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."


10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."


11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."


12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."


13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.


14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."


15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.


16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.


Nabi Elia melayani saat Raja Ahab berkuasa atas Israel. Istri Raja Ahab, Izebel, adalah orang Sidon.


Raja Ahab adalah orang yang jahat di mata Tuhan dan tidak hidup berkenan di hadapan Tuhan. Dia menyembah dewa dewi orang Sidon, Kanaan, yaitu Baal dan Asyera.


Ahab telah menimbulkan sakit hati Tuhan, Allah Israel, lebih dari semua raja-raja Israel yang mendahuluinya.


Melalui Nabi Elia, Tuhan mendisiplin atau menghukum bangsa Israel dengan tidak turunnya hujan atau embun, sehingga Israel mengalami kekeringan sekian tahun lamanya.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Peperangan rohani adalah untuk menyatakan bahwa Tuhan sesungguhnya Allah yang sejati.


1 Raja-raja 17:1

Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."


Allah menindak Ahab dan bangsa Israel yang tidak takut akan Tuhan, mereka menyembah Baal dan Asyera, dewa dewi orang Sidon atau Kanaan, melalui Nabi Elia. Allah menghentikan hujan dan embun.


Mengapa Tuhan menghukum Ahab? Tuhan ingin memberitahukan bahwa Dialah Tuhan yang mengatasi segala sesuatu. Bahkan segala sesuatu berasal dari Tuhan.


Mengapa Raja Ahab, istrinya dan seluruh rakyat Israel menyembah Baal dan Asyera? Karena mereka mempercayai kepercayaan orang Kanaan, bahwa Baal dan Asyera yang menentukan hasil panen mereka.


Baal itu dikatakan sebagai ilah langit dan bumi. Baal itulah yang menentukan cuaca dan iklim, dan memberikan kelimpahan, termasuk Asyera.


Tuhan memberitahukan bukan Baal, Asyera atau ilah-ilah mana pun yang mencurahkan hujan, memberikan kelimpahan, embun dan tanah subur.


Melainkan Tuhan, Yehovah itu sendiri, yang kita kenal di dalam nama Yesus Kristus.

Dalam hidup kita, sebagai orang Kristen tidak pernah luput dari pergumulan demi pergumulan.


Pergumulan orang percaya sama dengan pergumulan orang yang belum percaya, tetapi mempunyai makna yang berbeda.


Pergumulan orang percaya Tuhan maksudkan dan izinkan, supaya orang-orang bisa menyaksikan Tuhan yang sesungguhnya, yang adalah Allah yang sejati.


Ketika kita mengalami pergumulan hidup, kita tidak pernah lepas dari pergumulan iman kita. Itu adalah peperangan rohani di dalam hidup kita, karena di situlah tempat kritikal dalam hidup kita.


Apakah kita tetap mau taat dan setia kepada Tuhan atau kita kompromi?


Ketika kita taat dan setia kepada Tuhan, maka Tuhan menyatakan siapa Dia. Dia adalah Tuhan yang sejati, Allah langit dan bumi.


Dia adalah yang berdaulat atas segala sesuatu dan segala sesuatu yang baik itu berasal dari Dia.


Jikalau kita kompromi, maka kita tidak akan melihat keajaiban Tuhan itu. Ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan, dan disertai oleh Tuhan, maka Tuhan akan menyatakan keajaiban.


Pergumulan hidup orang percaya adalah untuk menampakkan kemuliaan Tuhan, artinya setiap pergumulan orang percaya itu bernilai.


Oleh karena itu, jangan kita menjadi tawar hati ketika pergumulan itu datang, tetapi kita bersyukur karena Tuhan pasti memberikan jalan keluar bagi hidup kita, asal kita mau setia dan taat kepada-Nya.


2. Pemeliharaan Tuhan itu dilakukan dengan pelbagai cara yang Tuhan kehendaki bagi orang-orang yang takut akan Dia.


1 Raja-raja 17:3-4 & 9

3 "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.


4 Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana."


9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."


Nabi Elia menyatakan bahwa tidak akan ada hujan dan embun sekian tahun. Nabi Elia pun akan mengalami krisis air dalam hidupnya.


Namun, Tuhan adalah Tuhan yang tidak lepas tangan. Tuhan tahu kepada siapa Dia akan memberkati dan apa yang Dia berkati adalah sesuai dengan kemurahan Tuhan.


Nabi Elia tidak mengompromikan pesan Tuhan, karena apa yang dia katakan bisa berakibat dalam hidupnya.


Kekeringan bukan hanya dialami orang lain, tetapi Nabi Elia pun mengalami. Dia menyampaikan sebagaimana firman Tuhan.


Tuhan tidak membiarkan Elia kekeringan dan Tuhan bisa memelihara hidup Elia dengan caraNya yang ajaib.


Pertama, Tuhan menyuruh dia ke tepi sungai Kerit, sehingga dia mempunyai air. Tuhan mengirimkan burung gagak untuk memberikan dia makan.


Namun, ketika sungai Kerit menjadi kering karena air hujan tidak turun-turun, maka Tuhan menyuruh Elia pergi ke Sidon, ke rumah orang janda di Sarfat. Janda di Sarfat ini mengalami kekeringan juga.


Ketika Elia datang, bukan datang kepada orang kaya yang mempunyai stok makanan yang banyak, tetapi kepada janda, yang ketika Elia minta makan kepadanya, janda ini tidak punya apa-apa.


Makanan yang sekarang dia makan adalah untuk sekali makan dan setelah itu dia dan anaknya akan meninggal.


Namun, Elia percaya kepada Tuhan. Dia berkata, “Buatkan bagiku dulu. Nanti adonan dan minyak itu tidak akan habis sampai Tuhan menurunkan hujan.”


Kita tidak pernah bisa berpikir bagaimana Tuhan bisa memakai janda miskin yang terkena juga kekeringan, untuk menolong seorang yang takut akan Tuhan, yaitu Nabi Elia.


Tuhan ingin memberitahukan bahwa bukan janda miskin itu, burung gagak atau sungai Kerit yang menolong, tetapi di balik semuanya itu ada Tuhan yang bertahta.


Tuhan yang memerintahkan. Tuhan yang berdaulat dan bermurah hati kepada Nabi Elia, yang mau taat kepada perintah-Nya.


Kita tidak perlu kuatir akan hidup ini. Yang perlu kita kuatirkan jikalau kita tidak taat dan setia kepada-Nya. Namun, jikalau kita taat dan setia, kita tidak perlu kuatir dan takut.


Ada Tuhan bisa memakai pelbagai cara yang mustahil untuk memelihara hidup kita, sebagaimana Tuhan memakai janda miskin yang hanya bisa makan terakhir kali lalu meninggal. Tuhan bisa memakai dia untuk memberkati Elia.


Tuhan bertahta dan berkuasa di atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatu yang begitu sulit bagi Tuhan untuk menolong hidup kita. Hanya satu saja yang Tuhan minta.


Mari kita kuatkan hati kita, teguhkan langkah kita, jangan menengok ke kiri atau kanan, berjalan mengikut Dia dengan sungguh-sungguh.


Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya.


Doakan dan renungkan.


*Lalu berkatalah Elia kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."


* Kemudian Elia diperintahkan Tuhan untuk pergi ke timur dan bersembunyi di tepi sungai Kerit. Dia dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Tuhan perintahkan untuk memberi makan dia di sana."


Kisah Pencipta memelihara Elia