Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan adalalah gembalaku
Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Selasa, 4 April 2023
1 Raja-raja 14:21-31
Sambungan Riwayat Rehabeam
Kita pasti pernah kepepet. Ada orang yang karena kepepet, mendapat kemampuan yang luar biasa mengatasinya.
Namun, yang perlu kita renungkan adalah pada saat kita kepepet, manakah yang Saudara korbankan pada saat seperti itu? Saat itu menggambarkan siapa kita sesungguhnya.
Desakan dan keterdesakan dapat membuat kita kompromi dalam kita menjalankan kehidupan kita.
Desakan dapat terjadi dari lingkungan di mana kita hidup atau bisa juga terjadi dalam situasi yang kita alami. Namun, hal itu bisa lahir dari batin kita sendiri, bukan karena situasi atau lingkungan.
Kita masih ingat di mana Raja Saul membawa korban sebelum Imam Samuel tiba. Alasannya karena rakyat sudah mendesaknya.
Padahal dia tidak boleh membawa korban sebagai raja kepada Tuhan, karena korban persembahan harus dibawa oleh imam, yaitu Samuel.
Kedua, Tuhan Yesus juga pernah mengalami saat-saat yang mendesak atau mengalami keterdesakan, yaitu ketika Ia lapar setelah Ia berpuasa.
Iblis yang menyatakan bahwa Dia mengalami masa-masa yang mendesak, maka iblis menyuruh Tuhan Yesus mengubah batu menjadi roti. Namun, Tuhan Yesus tidak mau melakukannya.
Ini memberitahukan kita bahwa keterdesakan atau desakan dari mana pun sisinya tidak boleh membuat kita tidak menguasai diri, sehingga kita tidak lagi takut akan Tuhan.
1 Raja-raja 14:21-31
21 Adapun Rehabeam, anak Salomo, ia memerintah di Yehuda. Rehabeam berumur empat puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja, dan tujuh belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem, kota yang dipilih TUHAN dari antara segala suku Israel untuk membuat nama-Nya tinggal di sana. Nama ibunya ialah Naama, seorang perempuan Amon.
22 Tetapi orang Yehuda melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka menimbulkan cemburu-Nya dengan dosa yang diperbuat mereka, lebih dari pada segala yang dilakukan nenek moyang mereka.
23 Sebab mereka pun juga mendirikan tempat-tempat pengorbanan dan tugu-tugu berhala dan tiang-tiang berhala di atas setiap bukit yang tinggi dan di bawah setiap pohon yang rimbun.
24 Bahkan ada pelacuran bakti di negeri itu. Mereka berlaku sesuai dengan segala perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari orang Israel.
25 Tetapi pada tahun kelima zaman raja Rehabeam, majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusalem.
26 Ia merampas barang-barang perbendaharaan rumah TUHAN dan barang-barang perbendaharaan rumah raja; semuanya dirampasnya. Ia merampas juga segala perisai emas yang dibuat Salomo.
27 Sebagai gantinya raja Rehabeam membuat perisai-perisai tembaga, yang dipercayakannya kepada pemimpin-pemimpin bentara yang menjaga pintu istana raja.
28 Setiap kali raja masuk ke rumah TUHAN, bentara-bentara membawa masuk perisai-perisai itu, dan mereka pula yang mengembalikannya ke kamar jaga para bentara.
29 Selebihnya dari riwayat Rehabeam dan segala yang dilakukannya, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda?
30 Dan terus-menerus perang ada antara Rehabeam dan Yerobeam.
31 Kemudian Rehabeam mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di samping nenek moyangnya di kota Daud. Nama ibunya ialah Naama, seorang perempuan Amon. Maka Abiam, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.
Rehabeam menggantikan ayahnya Salomo, untuk menjadi raja. Rehabeam menjadi raja untuk wilayah Yehuda.
Pada masa kekuasaannya, Alkitab mencatat rakyat Yehuda membiasakan diri dengan kebiasaan bangsa Kanaan, yakni menyembah Baal dan Asyera.
Semuanya ini bukan terjadi begitu saja, tetapi kemungkinan besar karena istri Rehabeam, Maakha, juga menyembah Asyera.
Pesan Firman Tuhan pada hari ini :
1. Menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup kita dan untuk mencari keuntungan itu merupakan tanda-tanda kita tidak percaya bahwa Tuhan adalah pemelihara hidup kita.
1 Raja-raja 14:21-24
21 Adapun Rehabeam, anak Salomo, ia memerintah di Yehuda. Rehabeam berumur empat puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja, dan tujuh belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem, kota yang dipilih TUHAN dari antara segala suku Israel untuk membuat nama-Nya tinggal di sana. Nama ibunya ialah Naama, seorang perempuan Amon.
22 Tetapi orang Yehuda melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka menimbulkan cemburu-Nya dengan dosa yang diperbuat mereka, lebih dari pada segala yang dilakukan nenek moyang mereka.
23 Sebab mereka pun juga mendirikan tempat-tempat pengorbanan dan tugu-tugu berhala dan tiang-tiang berhala di atas setiap bukit yang tinggi dan di bawah setiap pohon yang rimbun.
24 Bahkan ada pelacuran bakti di negeri itu. Mereka berlaku sesuai dengan segala perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari orang Israel.
Raja Rehabeam berkuasa atas tanah Yehuda. Di wilayah tersebut ada kota yang dipilih Tuhan untuk menempatkan nama Tuhan di sana, yaitu kota Yerusalem.
Namun, perilaku dari rakyat Yehuda tidak sesuai dengan kenyataan bahwa Tuhan memilih kota Yerusalem untuk Dia menyatakan kehadiran-Nya di tengah umat Tuhan.
Orang-orang Yehuda menyembah Baal dan Asyera. Ini kemungkinan karena istri Rehabeam juga melakukannya. Rehabeam mengizinkan atau terlibat di dalam penyembahan Baal dan Asyera.
Baal itu dikenal sebagai ilah langit dan bumi. Baal ilah yang dipercaya, yang berkuasa atas iklim atau cuaca.
Baal itu dapat dikatakan sebagai dewa yang bisa menyuburkan lahan pertanian, dan memberikan hidup yang berkelimpahan.
Demikian juga dengan Asyera, yang berupa patung-patung atau tiang-tiang kayu yang dibangun. Asyera juga berbicara tentang kesuburan. Pekerjaan utama atau penghasilan orang-orang Israel adalah pertanian.
Tidak heran mereka membangun tempat-tempat peribadatan untuk Baal dan Asyera. Peribadatan ini adalah demi kebutuhan hidup mereka dan mencari peruntungan demi kehidupan mereka.
Asyera bagi orang-orang Israel disebut sebagai Elat, mirip dengan kata untuk pohon terbantin dalam bahasa Ibrani, yaitu ella.
Oleh karena itu, mereka menyembah Asyera dengan mengkultuskan pohon-pohon besar seperti pohon terbantin, yang disebut dengan Ella, atau pohon Aras yang besar.
Ketika mereka melakukan penyembahan, mereka juga melakukan perbuatan-perbuatan yang asusila, yang melanggar firman Allah.
Kebutuhan hidup dan keuntungan bagi kehidupan kita dapat membuat kita kompromi di dalam kepercayaan kita kepada Tuhan.
Kita bisa melakukan segala sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan, untuk memenuhi kehidupan kita.
Kita melupakan Tuhan bahwa Dia sesungguhnya pemelihara kehidupan kita. Bukankah Tuhan berkenan dicari oleh kita?
Kita bisa berdoa dan memohon kepada-Nya. Kita bisa meminta pertolongan-Nya. Kita bisa minta hikmat Tuhan di dalam segala kebutuhan kita.
Mendapat keuntungan di dalam kita berusaha tidaklah berdosa, tetapi itu bisa menyakitkan Tuhan karena semata-mata untuk keuntungan. Kita berbuat semena-mena atau semau kita, bahkan melakukan hal yang keji di mata Tuhan.
Ingatlah! Kita sebagai orang percaya, adalah orang-orang yang sudah, sedang dan terus mengalami kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
Ketika kita mempunyai kebutuhan dan kita tidak lagi mengandalkan Tuhan melainkan mengandalkan akal budi kita, dalam arti kita menyimpang dari kebenaran Tuhan, sesungguhnya kita sedang berkata, “Saya tidak percaya bahwa Tuhan memelihara hidup saya.”
Janganlah mengikuti kehidupan orang Yehuda ini! Mari kita berjalan setia bersandar Tuhan dan percaya Tuhan adalah Bapa kita di sorga.
Dia tidak akan meninggalkan kita. Dia akan menyediakan apa yang kita butuhkan.
2. Kemerosotan iman kita itu akan nyata dalam kehidupan yang kita jalani setiap hari.
1 Raja-raja 14:25-28
25 Tetapi pada tahun kelima zaman raja Rehabeam, majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusalem.
26 Ia merampas barang-barang perbendaharaan rumah TUHAN dan barang-barang perbendaharaan rumah raja; semuanya dirampasnya. Ia merampas juga segala perisai emas yang dibuat Salomo.
27 Sebagai gantinya raja Rehabeam membuat perisai-perisai tembaga, yang dipercayakannya kepada pemimpin-pemimpin bentara yang menjaga pintu istana raja.
28 Setiap kali raja masuk ke rumah TUHAN, bentara-bentara membawa masuk perisai-perisai itu, dan mereka pula yang mengembalikannya ke kamar jaga para bentara.
Alkitab mengisahkan Raja Sisak menyerang Yerusalem.
Karena kemerosotan iman dari orang-orang Yehuda, Tuhan mengizinkan umat Tuhan mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, karena memang mereka tidak setia kepada Tuhan.
Mesir merampas perbendaharaan rumah Tuhan dan rumah raja. Mereka juga merampas 300 perisai emas yang dibuat oleh Salomo.
Perisai-perisai ini menggambarkan bahwa persandaran raja dan seluruh rakyat Israel adalah kepada Tuhan. Tuhanlah pelindung dan perisai mereka.
Salomo membuat perisai itu dari emas, yang membuktikan perisai itu begitu berharga, dan menggambarkan bahwa Tuhan itu begitu berharga bagi kehidupan orang-orang Israel.
Rehabeam tidak kehilangan akal karena hilangnya benda-benda dari emas itu, ia menggantikan perisai-perisai emas itu dengan bahan tembaga. Tembaga hampir sama kuningnya dengan emas, tetapi berbeda.
Setiap kali Rehabeam masuk ke rumah Tuhan, perisai-perisai tembaga itu dibawa, yang menyatakan bahwa Rehabeam bersandar kepada Tuhan. Tuhan adalah perisainya.
Namun, melalui semua itu, nyatalah bahwa sesungguhnya kualitas persandaran Rehabeam hanya tembaga, tidak sekualitas emas.
Rehabeam tidak murni bersandar kepada Tuhan, tetapi dia bersandar kepada ilah-ilah lain, yaitu Baal dan Asyera.
Tuhan melakukan ini kepada Rehabeam supaya iman Rehabeam yang korup, nyata di hadapan seluruh bangsa, termasuk di hadapan umatnya sendiri.
Ketika perisai-perisai tembaga diangkat tinggi, ketahuanlah bahwa kualitas iman Rehabeam sudah begitu merosot.
Iman kita memang tidak kelihatan di mata orang lain, tetapi dari perbuatan dan pengalaman hidup kita, iman itu nyata.
Sehingga kita tidak bisa menutupi seberapa jauh iman kita bergantung kepada Tuhan, karena semua itu akan nampak. Tuhan akan menampakkannya dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu, janganlah kita hidup di dalam dua dunia. Yang satu dunia kita sendiri, yang kita sukai. Di dunia lain, seakan-akan kita orang beriman. Marilah kita hidup di dalam dunia orang beriman.
Kita adalah orang percaya, bersandar kepada satu-satunya Tuhan. Kita tidak bersandar kepada yang lain.
Kita menjalankan hidup sesuai dengan panggilan yang Tuhan berikan kepada kita, sehingga kita boleh menampakkan keindahan Tuhan Yesus.
Doakan dan renungkan.
*Setiap kali raja masuk ke rumah TUHAN, bentara-bentara membawa masuk perisai-perisaiyang menyatakan bahwa Rehabeam bersandar kepada Tuhan. Tuhan sebagai perisainya.
*Namun sesungguhnya Rehabeam dan orang Yehuda melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka menimbulkan cemburu-Nya dengan dosa yang diperbuat mereka, lebih dari segala yang dilakukan nenek moyang mereka.
Allah mau ditipu juga?