Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Rabu, 15 Maret 2023

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku  
RENUNGAN HARIAN  
GKY MANGGA BESAR  
Rabu, 15 Maret 2023  

Maleakhi 1:6-14
Pencemaran Korban-korban


Tuhan sangat mengasihi kita sebagai orang-orang percaya, Dia memberikan anak-Nya yang tunggal untuk mati menanggung dosa kita.

Demikian besarlah kasih Allah kepada kita, tetapi seberapa besarkah kita mengasihi Tuhan? Kekristenan menekankan perubahan batiniah yang nyata di dalam perbuatan kehidupan setiap harinya.

Apa yang terjadi secara lahiriah belum tentu menggambarkan apa yang terjadi di dalam batiniah seseorang.

Setiap orang yang telah dilahirkan kembali dengan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan, maka hatinya akan diubahkan menjadi hati yang mengasihi dan menghormati Tuhan.

Apa yang terjadi di dalam hatinya itu sangat mengubah sikap dan perilakunya sehari-hari.

Dan apa yang Roh Kudus lakukan pada saat seseorang dilahirkan kembali merupakan sebuah perubahan yang radikal dalam diri seseorang.

Di dalam perjalanan kehidupan orang percaya, maka mereka harus bertumbuh dalam arti dikuduskan setiap hari.

Kerohanian di dalam iman Kristen itu tidak bersifat statis, tetapi dinamis yaitu terkait relasi seseorang dengan Tuhan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk bertumbuh selalu setiap hari di dalam Kristus.

Maleakhi 1:6-14

6 Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"

7 Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!"

8 Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam.

9 Maka sekarang: "Cobalah melunakkan hati Allah, supaya Ia mengasihani kita!" Oleh tangan kamulah terjadi hal itu, masakan Ia akan menyambut salah seorang dari padamu dengan baik? firman TUHAN semesta alam.

10 Sekiranya ada di antara kamu yang mau menutup pintu, supaya jangan kamu menyalakan api di mezbah-Ku dengan percuma. Aku tidak suka kepada kamu, firman TUHAN semesta alam, dan Aku tidak berkenan menerima persembahan dari tanganmu.

11 Sebab dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, dan di setiap tempat dibakar dan dipersembahkan korban bagi nama-Ku dan juga korban sajian yang tahir; sebab nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, firman TUHAN semesta alam.

12 Tetapi kamu ini menajiskannya, karena kamu menyangka: "Meja Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh dihinakan!"

13 Kamu berkata: "Lihat, alangkah susah payahnya!" dan kamu menyusahkan Aku, firman TUHAN semesta alam. Kamu membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang yang sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman TUHAN.

14 Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.

Pada bagian firman Tuhan ini kita tahu, bahwa umat Tuhan mendapat hak istimewa kembali ke tanah perjanjian, sudah mempunyai bait suci yang dibangun dengan jerih lelah dan di dalam perlindungan dan pemeliharaan Tuhan.

Namun, kehidupan ibadah mereka sangat memprihatinkan sebab mereka menjadi orang-orang yang sembrono di dalam ibadah mereka, dan disitulah Tuhan menegur mereka.

Pesan firman Tuhan bagi kita:

1. Kita dapat melihat apakah kita menghormati Tuhan adalah melalui bagaimana sikap dan perbuatan kita kepada Tuhan, khususnya terkait dengan ibadah kita.

Maleakhi 1:6-8

6 Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"

7 Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!"

8 Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam.


Apa yang para imam lakukan di dalam ibadah adalah perilaku yang tidak patut dan tidak terpuji.

Mereka tidak memberikan korban yang terbaik yang seharusnya diberikan kepada Tuhan, sesungguhnya korban timpang, korban buta, dan sebagainya sesungguhnya itu adalah milik Tuhan.

Permasalahan yang sangat utama adalah semua yang mereka lakukan menunjukkan sikap hati mereka kepada Tuhan.

Tuhan mengatakan bahwa orang menghormati bapaknya, tetapi umat Israel tidak menghormati Tuhan.

Orang menghormati tuannya, tetapi imam tidak menghormati Tuhan. Peribadatan mereka dilakukan dengan sembarangan, kemungkinan karena mereka menghadapi situasi dan kondisi yang tidak kondusif.

Kerohanian mereka menjadi kerohanian yang sangat memprihatinkan dan hal itu nyata bagaimana mereka bersikap di dalam ibadah mereka.

Kita adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Tuhan dan diselamatkan sehingga kita boleh beribadah kepada Tuhan.

Bangsa Israel bisa beribadah kepada Tuhan semata-mata karena kasih karunia Tuhan. Kerohanian kita sangat terlihat dan tergambar bagaimana kita bersikap di dalam ibadah kita.

Apakah kita menghargai ibadah dan panggilan-Nya kepada kita? Apakah kita bermalas-malasan dan tidak menghargainya?

Bagaimanakah sikap kita saat beribadah kepada-Nya, apakah kita sudah bersungguh-sungguh? Apakah kita bersungguh-sungguh memuji Tuhan atau hanya bernyanyi saja?

Sudahkah kita mendengarkan firman-Nya dengan sangat baik?

Ada banyak hal yang dapat kita lihat dari perilaku kita yang menggambarkan sikap hati kita.

Ketika kita beribadah dengan sembarangan, maka itu akan menggambarkan bagaimana sikap hati kita kepada Tuhan.

Kita bisa beribadah dengan baik dimulai dari kerohanian kita, yaitu relasi kita dengan Tuhan.

Ketika relasi kita dengan Tuhan begitu indah, kita mengalami kasih Tuhan, dan memelihara hubungan kita dengan-Nya, maka ibadah kita akan sangat nyata dan kita akan menjadi orang yang suka beribadah dan menghormati-Nya.

Mari kita melihat dan mengintrospeksi diri kita melalui ibadah-ibadah yang kita lalui, sebab melaluinya kita tahu seberapa jauh sikap hormat dan kasih kita kepada Tuhan.

2. Ketika pengabdian dan pelayanan kita kepada Tuhan telah kita anggap sebagai beban dalam kehidupan kita dan bukan lagi sebagai kasih karunia Tuhan bagi kita, maka kita perlu mengintrospeksi relasi kasih kita kepada Tuhan.

Maleakhi 1:11-14

11 Sebab dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, dan di setiap tempat dibakar dan dipersembahkan korban bagi nama-Ku dan juga korban sajian yang tahir; sebab nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, firman TUHAN semesta alam.

12 Tetapi kamu ini menajiskannya, karena kamu menyangka: "Meja Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh dihinakan!"

13 Kamu berkata: "Lihat, alangkah susah payahnya!" dan kamu menyusahkan Aku, firman TUHAN semesta alam. Kamu membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang yang sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman TUHAN.

14 Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.


Tuhan adalah Tuhan yang maha besar dan bukan hanya Tuhan bagi bangsa Israel saja, Dia adalah Tuhan alam semesta dan diatas segala bangsa-bangsa.

Kita perlu tahu bahwa kehadiran Tuhan di tengah umat Israel begitu nyata dan kegentaran bangsa-bangsa kepada bangsa Israel sebetulnya mereka gentar kepada Tuhan yang dipercaya oleh bangsa Israel.

Firman Tuhan berkata bahwa para imam merasa mereka sudah disulitkan dan menjadi beban di dalam pekerjaan pelayanan mereka.

Mereka tidak lagi melihat bahwa sebagai imam mereka melayani rumah Tuhan sebagai hak istimewa boleh datang menghadap hadirat Tuhan.

Semua ini menggambarkan akan kerohanian mereka yang sudah sangat merosot dan kasih mereka yang sudah luntur.

Relasi kita dengan Tuhan sangat menentukan bagaimana kita berperilaku di dalam kehidupan kita sehari-hari dan sikap kita dalam kita melayani.

Ketika Tuhan Yesus menulis surat kepada jemaat di Efesus, maka Tuhan memberitahukan kepada mereka bahwa Tuhan tahu apa yang mereka kerjakan, dan Tuhan menegur mereka sebab mereka telah meninggalkan kasih yang mula-mula.

Kasih kepada Tuhan itu menentukan bagaimana kita melayani Dia.

Jikalau kasih kita sudah luntur, maka pelayanan itu akan menjadi beban dan kita tidak memiliki sukacita di dalam pelayanan, dan tidak ada kekuatan di dalam hidup bagi Tuhan.

Namun, jikalau hidup kita melayani kasih Tuhan dan kita mengasihi Dia maka mata rohani kita akan dicelikkam.

Kita akan bersyukur jikalau kita boleh melayani Dia dan mengabdi kepada Dia, maka apa yang kita kerjakan tidak dianggap sebagai pengorbanan tetapi sebuah hak istimewa kepada Tuhan.

Mari introspeksi diri kita masing-masing, apakah kita merasa pengabdian kita kepada Tuhan sebagai hak istimewa atau sebagai beban yang menyusahkan hidup?

Itulah barometer bagaimana situasi atmosfer kerohanian kita.

Doakan dan renungkan.

* Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu?

* Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan.

Beribadah dengan Hormat dan Takut