Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Senin, 06 Februari 2023

Tuhan Adalah Gembalaku


Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Senin, 6 Februari 2023


Yunus 4:1-11

Yunus Belajar Menginsyafi, Bahwa Allah Mengasihi Bangsa-bangsa Lain


Firman Tuhan mengajarkan agar kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi akal budi kita diubahkan, supaya kita mengenal kehendak Tuhan.


Berubah menjadi seperti dunia merupakan hal yang dapat terjadi dalam hidup kita, karena kita selalu bergaul dengan dunia ini.


Ketika kita menjadi serupa dunia ini, kita sulit sekali dapat hidup dalam kehendak Tuhan.


Kita tidak dapat sungguh-sungguh menghayati bagaimana kita harus hidup sebagai manusia di tengah dunia ini, karena kita hidup dengan belajar dari bagaimana manusia lain.


Manusia-manusia lain hidup di dunia ini dengan persepsi dan filosofinya sendiri, dan filosofi itu tidak jauh berbeda dengan filosofi dunia.


Oleh karena itu, tidak mudah bagi manusia untuk sepakat atau setuju dengan pernyataan Allah melalui firman-Nya ketika Tuhan menyatakan kehendak atau panggilan-Nya.


Karena manusia berpikir apa yang Tuhan nyatakan itu bertentangan dengan pandangan umum manusia yang hidup dalam dunia ini.


Yunus 4:1-11


1 Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia.


2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.


3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup."


4 Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?"


5 Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.


6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.


7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.


8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup."


9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati."


10 Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.


11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"


Yunus adalah seorang nabi Tuhan dan dia dipanggil Tuhan untuk menjadi juru bicara kepada orang Niniwe. Namun, Yunus tidak setuju dengan sikap hati Tuhan.


Yunus mengenal Tuhan sungguh-sungguh. Itu yang membuat dia tidak mau pergi ke Niniwe, untuk menyampaikan kabar penghakiman bagi kota Niniwe.


Yunus tidak terpikir sedikit pun bahwa Tuhan itu membenci orang-orang Niniwe. Yunus sungguh sadar bahwa Tuhan mengasihi mereka, bukan hanya mengasihi bangsa Israel.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan.


Yunus 4:2

Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.


Yunus mengenal Tuhan, tapi dia tidak setuju dengan apa yang mau Tuhan lakukan kepada Niniwe.


Yunus tahu bahwa berita penghakiman yang Tuhan berikan itu bukan lahir dari kebencian Tuhan kepada orang-orang Niniwe.


Allah tidak membenci orang berdosa. Allah membenci dosa-dosanya, tetapi Allah mengasihi orang berdosa. Yesus berkata bahwa Dia datang bukan mencari orang benar, tetapi orang berdosa.


Yunus tahu betul Allah yang dia kenal sebagaimana yang kita kenal, adalah Allah yang seperti itu. Yunus katakan bahwa Allah pengasih.


Pengasih itu artinya murah hati. Allah yang penyayang, yang artinya berbelas kasihan. Allah yang panjang sabar, yang artinya lambat marah.


Allah tidak serta merta menghukum. Allah bermaksud menyelamatkan. Kasih setia Tuhan itu tidak pas-pasan.


Dia melampaui dosa-dosa kita, berapa pun besar dosa kita. Kasih karunia itu jauh lebih besar dari dosa-dosa kita.


Yesus juga berkata bahwa Dia menyesal akan malapetaka yang akan Ia datangkan. Menyesal bukan berarti Dia salah mengambil keputusan, tetapi peringatan akan malapetaka diberikan itu sifatnya bersyarat.


Syarat itu adalah jikalau kita bertobat, kita lepas dari penghukuman Tuhan. Itu memberitahukan bahwa Tuhan mengasihi kita.

Kecaplah dan lihatlah! Betapa baiknya Tuhan itu kepada kita. Oleh karena itu, mari kita yang bijaksana, kita mengecap dan melihat kebaikan Tuhan itu.


Kita mengalaminya dalam kehidupan kita. Kita jangan menjauh dari Dia.


Jangan kita hidup bergelimpangan dosa, yang kita pikir sebagai suatu hiburan dalam hidup kita, hingga kita lupa betapa baiknya Tuhan kepada kita.


Betapa Dia panjang sabar kepada kita. Dia lambat marah. Dia beri peringatan terlebih dahulu, supaya kita tidak berkubang di dalam dosa.


Dia Allah yang berlimpah kasih karunia dan kasih setia, melampaui dosa-dosa kita.



2. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar.


Yunus 4:9-11

9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati."


10 Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.


11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"


Pendidikan kepada Yunus tidak berakhir dengan dia boleh pergi ke kota Niniwe. Yunus ternyata belum berubah. Dia tetap dalam kondisi marah, apalagi Tuhan menyelamatkan kota Niniwe dari murka-Nya.


Didikan Tuhan kepada Yunus terjadi saat dia keluar dari kota itu dan sedang berteduh, lalu Tuhan menumbuhkan pohon jarak di atas kepalanya.


Yunus senang akan pohon itu, tetapi Tuhan mengutus ulat membuat pohon itu layu.


Yunus marah kepada Tuhan, “Mengapa Tuhan membuat pohon itu mati?” Tuhan lalu berkata kepada Yunus,"Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?"


Tuhan tanyakan itu karena Yunus tidak berbuat apa-apa dan tidak berjasa. Pohon itu Tuhan tumbuhkan sendiri, lalu mengapa jika pohon itu layu, Yunus menjadi marah?


Lalu Tuhan berkata, “Terhadap apa yang engkau tidak usahakan, engkau bisa marah. Engkau begitu sayang kepada pohon jarak.


Bagaimana Aku tidak sayang kepada penduduk Niniwe yang lebih dari 120 ribu orang itu?” Mereka Tuhan yang ciptakan, Tuhan pun sayang kepada mereka.


Apa yang Tuhan ajarkan kepada Yunus, Tuhan juga mau ajarkan kepada kita. Hidup kita itu kasih karunia Tuhan.


Kalau kita bisa berusaha, di dalam usaha kita ada kasih karunia Tuhan. Kalau Tuhan tidak berkasih karunia kepada kita, kita tidak bisa ada sebagaimana kita ada hari ini.


Tuhan selalu memberi kepada kita, dengan satu tujuan, supaya kita mengenal Dia yang baik itu. Kita menyembah dan percaya kepada Dia.


Tuhan ingin kita menjadi orang yang rendah hati, karena kita tidak bisa hidup dengan kekuatan kita sendiri, tanpa kasih karunia Tuhan.


Tuhan ingin kita lemah lembut, supaya kita sadar bahwa Tuhanlah yang berbuat baik kepada kita,


sehingga kita pun harus mempunyai hati dan lemah lembut kepada orang lain. Kita menyadari bahwa kita pun mengalami kelemah lembutan Tuhan.


Tuhan ingin kita sabar kepada orang lain, karena Tuhan sabar kepada kita, dengan Tuhan berbicara kepada kita dan mendidik kita, sebagaimana Tuhan mendidik Yunus dengan sabar.


Yunus tidak sabar kepada Niniwe, tetapi Tuhan sabar kepada Yunus, dan kepada Niniwe.


Sampai hari ini Tuhan sabar kepada kita. Tuhan ingin supaya kita menunjukkan kasih kita, membantu orang lain. Itulah panggilan Tuhan kepada Yunus, dan Yunus tidak mau melakukannya. Dia masih marah.


Matius 11:29

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.


Kita sudah mengenal Yesus. Ketika Tuhan memanggil kita, Dia memanggil kita dengan lembah lembut dan rendah hati.


Kita harus belajar bagaimana kita rendah hati, lemah lembut, sabar, dan menunjukkan kasih kita kepada Tuhan.


Yesus memanggil kita dengan kelemahlembutan dan rendah hati, supaya kita boleh percaya kepada-Nya.


Bijaksanalah kita, ketika kita hidup di dunia yang sementara ini, kita boleh mengenal Juruselamat yang mencintai dan menyelamatkan kita.


Dia memanggil kita bukan dengan paksa, tetapi dengan lembah lembut dan rendah hati. Dia datang menjadi manusia, merendahkan diri dan mati di atas kayu salib.


Dia merendahkan diri-Nya untuk menjangkau dan menebus kita orang berdosa.


Dia adalah Tuhan Allah itu sendiri, yang telah bangkit pada hari ketiga dan hidup selama-lamanya. Dia satu-satunya yang sanggup memberikan hidup yang kekal.


Bukan karena jasa atau kekuatan manusia, tetapi semata-mata karena Kristus sudah bangkit dari antara orang mati. Dia sanggup memberikan hidup itu kepada kita.


Doakan dan renungkan.


*Allah berfirman kepada Yunus: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah.


* Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"


1 Pohon jarak vs 120.000 penduduk Ninewe