Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Jumat, 06 Januari 2023

Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Jumat, 06 Januari 2023


Yosua 5:1-12

Penyunatan dan Hari Raya Paskah di Gilgal


Mengapa hidup orang percaya mempunyai pengharapan yang pasti? Salah satu yang penting adalah karena kita mengenal Yesus Kristus, Dia adalah Tuhan yang setia.


Kita dapat mengandalkan Dia, apa yang Dia katakan, Dia tepati, sehingga hidup kita punya pengharapan yang pasti.


Apapun yang terjadi dalam situasi kondisi kita, tidak mempengaruhi apapun terhadapan pengharapan yang Tuhan berikan kepada kita.


Tuhan yang kita kenal dari firmanNya, yaitu Alkitab, adalah Tuhan yang membuat perjanjian dengan umat-Nya. Hal ini tidak dikenal oleh keyakinan manapun.


Menapa Tuhan perlu membuat perjanjian dengan umat Tuhan? Hal ini bukan untuk kepentingan Tuhan, melainkan untuk kepentingan umatNya.


Tuhan sendiri tidak perlu bersumpah dan tidak perlu membuat perjanjian, karena Tuhan pada diri-Nya sendiri itu sempurna dan setia.


Namun, Ia perlu melakukan hal itu agar umat Tuhan percaya dan teguh imannya karena melaluinya Tuhan membuktikan Dia adalah Tuhan yang setia.


Jika tidak ada perjanjian, bagaimana kita dapat katakan Ia setia?


Pandangan umum manusia yang menganuttheism, memang menyimpulkan Allah itu setia, tetapi bagaimana mereka menyaksikan kesetiaan Allah itu secarareal?


Dalam Alkitab Tuhan menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang setia, karena Dia adalah Tuhan yang memegang perjanjian, dan perjanjian di dalam Kristus adalah perjanjian yang bersifat kekal.


Yosua 5:1-12


1 Ketika semua raja orang Amori di sebelah barat sungai Yordan dan semua raja orang Kanaan di tepi laut mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air sungai Yordan di depan orang Israel, sampai mereka dapat menyeberang, tawarlah hati mereka dan hilanglah semangat mereka menghadapi orang Israel itu.


2 Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Buatlah pisau dari batu dan sunatlah lagi orang Israel itu, untuk kedua kalinya."


3 Lalu Yosua membuat pisau dari batu dan disunatnyalah orang Israel itu di Bukit Kulit Khatan.


4 Inilah sebabnya Yosua menyunat mereka: semua orang yang keluar dari Mesir, yakni yang laki-laki, semua prajurit, telah mati di padang gurun di tengah jalan, setelah mereka keluar dari Mesir.


5 Sebab, semua orang yang keluar dari Mesir itu telah bersunat, tetapi semua orang yang lahir di padang gurun dalam perjalanan sejak keluar dari Mesir, belum disunat.


6 Sebab empat puluh tahun lamanya orang Israel itu berjalan melalui padang gurun, sampai habis mati seluruh bangsa itu, yakni prajurit yang keluar dari Mesir, yang tidak mendengarkan firman TUHAN. Kepada mereka itu TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan mereka melihat negeri yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.


7 Tetapi anak-anak mereka yang telah dijadikan-Nya ganti mereka, mereka itulah yang disunat Yosua, sebab mereka belum bersunat, karena mereka tidak disunat dalam perjalanan.


8 Setelah seluruh bangsa itu selesai disunat, maka tinggallah mereka di tempatnya masing-masing di perkemahan itu, sampai mereka sembuh.


9 Dan berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu." Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang.


10 Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho.

11 Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga.


12 Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.


Kisah yang kita baca dari bagian ini adalah tentang orang-orang Israel yang lahir di padang belantara.


Merekalah yang masuk ke dalam tanah perjanjian, sedang orang-orang Israel yang keluar dari tanah Mesir, para pasukan itu mereka binasa di padang belantara karena mereka tidak percaya.


Orang-orang generasi baru ini belum disunat, sehingga sebelum mereka memasuki tanah perjanjian Tuhan memerintahkan mereka untuk disunat.


Sunat adalah tanda perjanjian Tuhan dengan umatNya. Oleh karena itu, Tuhan sekali lagi meneguhkan tanda perjanjian itu kepada bangsa Israel, generasi baru yang masuk ke tanah perjanjian.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Ketidaksetiaan manusia tidak membatalkan kesetiaan Tuhan.

Yosua 5:6-7

6 Sebab empat puluh tahun lamanya orang Israel itu berjalan melalui padang gurun, sampai habis mati seluruh bangsa itu, yakni prajurit yang keluar dari Mesir, yang tidak mendengarkan firman TUHAN. Kepada mereka itu TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan mereka melihat negeri yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.


7 Tetapi anak-anak mereka yang telah dijadikan-Nya ganti mereka, mereka itulah yang disunat Yosua, sebab mereka belum bersunat, karena mereka tidak disunat dalam perjalanan.


Bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir ternyata adalah bangsa yang tegar tengkuk, mereka binasa selama 40 tahun dalam perjalanan menuju tanah perjanjian.


Mereka memang keluar dari Mesir , tetapi mereka keluar bukan sebagai orang percaya, mereka senantiasa menunjukkan ketidakpercayaan kepada Tuhan.


Orang Israel yang keluar dari tanah Mesir sudah mendapatkan tanda sunat. Namun, sunat itu menjadi sia-sia karena mereka tidak percaya kepada Tuhan.


Sedangkan Orang Israel yang masuk ke dalam tanah perjanjian adalah orang-orang percaya yang belum disunat. Oleh sebab itu sebagai tanda perjanjian Tuhan kepada mereka, Tuhan menyuruh mereka disunat.


Apakah ketidaksetiaan bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir membatalkan kesetiaan Tuhan? Apakah kegagalan bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir mengagalkan perjanjian Tuhan?


Dari kisah ini, tidak sama sekali, meskipun umat Tuhan yang keluar dari tanah Mesir tidak setia, tetapi Tuhan setia. Tuhan tetap memegang janji-Nya.


Oleh karena itu, hari ini kita baca bagaimana di generasi selanjutnya Tuhan kembali memberikan tanda perjanjian, yaitu sunat kepada generasi selanjutnya.


Roma 3:3-4

3Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?


4Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi."


Ketidaksetiaan manusia tidak membatalkan kesetiaan Tuhan. Itulah yang menjadi pengharapan yang pasti dari kita sebagai orang-orang percaya.


2 Timotius 2:13

Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”


Jikalau Tuhan kita adalah Tuhan yang setia, biarlah sebagai orang percaya yang selalu memandang kepada Yesus, kita didapati sebagai hamba-hamba, anak-anak Tuhan yang setia.


Sehingga kita boleh memancarkan terang Tuhan ditengah-tengah dunia ini.


Kesetiaan kita kepada Tuhan dinyatakan di dalam perbuatan-perbuatan kita kepada orang-orang lain sehingga mereka bisa melihat kesetiaan Tuhan, sehingga banyak orang boleh mengenal Tuhan kita Yesus Kristus.


2. Tuhan tetap memelihara kita dari ketidaktersediaan dan melalui apa yang tersedia.


Yosua 5:11-12

11 Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga.


12 Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.


Dari apa yang kita baca, bangsa Israel mengalami dua masa di dalam perjalanan mereka sampai mereka masuk ke tanah perjanjian.


Yaitu masa dimana mereka mendapatkan manna, dari ketidaktersediaan padang gurun akan makanan, Tuhan mengirim manna.


Ketika mereka masuk ke tanah perjanjian dan mereka bisa menghasilkan roti dari bertih gandum, Alkitab berkata berhentilah manna itu.


Roti dan bertih gandum itu diusahakan, dihasilkan dari bumi, kita melihat di padang gurun di dalam ketidaktersediaan, masuk ke tanah perjanjian di dalam kesediaan, umat Tuhan dipeliharaNya.


Dalam ketidaktersediaan, Allah langsung turut campur menyediakan manna untuk mereka. Namun, ketika mereka masuk ke tanah perjanjian, Tuhan memberkati tanah itu, sehingga umat Tuhan dapat menuai hasilnya.


Jikalau Engkau dan saya bisa menghasilkan, bisa menikmati dari apa yang kita kerjakan, jangan lupa ada Tuhan yang memelihara kita.


Ketika kita pun mungkin menghadapi situasi di dalam ketidaktersediaan maka kita percaya kepada Tuhan.


Firman Tuhan berkata bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.


Ketidaktersediaan tidak berarti Tuhan mengabaikan kita, ketidaktersediaan justru berarti Tuhan ingin menyatakan kuasa dan kasih-Nya.


Ketersediaan yang Tuhan sediakan itu menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan mengasihi kita.


Tuhan memberikan kita kekuatan, memberikan kita hikmat supaya kita mengelola seluruh ketersediaan itu agar kita menikmati berkat-berkatNya.


Oleh karena itu, ketersediaan yang Engkau dan saya miliki, jangan lupa, itu adalah berkat yang Tuhan berikan kepada kita.


Saat kita menghadapi ketidaktersediaan, percayalah, Tuhan akan langsung melakukan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib.


Tuhan yang menebus kita, mencintai kita dan Dia lah Tuhan yang adalah Gembala kita.


Doakan dan renungkan.


* Pada hari sesudah Paskah orang Israel memakan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum.


* Lalu berhentilah manna itu pada keesokan harinya, jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.


Tuhan punya cara memelihara kita