Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Sabtu, 03 Desember 2022

Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Sabtu, 03 December 2022


Hosea 10:1-15

Hukuman Karena Penyembahan Berhala


Marilah kita menjadi orang yang bersyukur kepada Tuhan, karena itulah yang menyenangkan hati Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain.


Setiap orang pasti menginginkan bahwa hidupnya diberkati oleh Tuhan, tetapi apakah kehidupan selanjutnya yang ia tempuh setelah ia mengalami berkat Tuhan.


Ada orang Kristen semakin diberkati, semakin menjadi orang percaya yang tahu menanti Tuhan. Namun, ada juga yang semakin diberkati, justru semakin menyakiti hati Tuhan.


Oleh karena itu, buah orang beriman yang nyata itu adalah tahu berterimakasih kepada Tuhan, atau tahu bersyukur kepada Tuhan.


1 Tesalonika 5:18

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.


Orang percaya yang tahu berterimakasih kepada Tuhan menjadi orang percaya yang tahu diri di dalam kehidupannya, karena dia sadar betul hidupnya semata-mata karena kebaikan Tuhan kepadanya.


Hosea 10:1-15


1 Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala.


2 Hati mereka licik, sekarang mereka harus menanggung akibat kesalahannya: Dia akan menghancurkan mezbah-mezbah mereka, akan meruntuhkan tugu-tugu berhala mereka.


3 Sungguh, sekarang mereka berkata: "Kita tidak mempunyai raja lagi, sebab kita tidak takut kepada TUHAN. Apakah yang dapat dilakukan raja bagi kita?"


4 Mereka membual, mengangkat sumpah dusta, mengikat perjanjian, sehingga tumbuh hukum seperti pohon upas di alur-alur ladang.


5 Penduduk Samaria gentar mengenai anak lembu Bet-Awen. Sungguh, rakyatnya akan berkabung oleh karenanya, dan imam-imamnya akan meratap oleh karenanya, oleh sebab kemuliaannya telah beralih dari padanya.


6 Anak lembu itu sendiri akan dibawa ke Asyur sebagai persembahan kepada Raja 'Agung'. Efraim akan menanggung malu, Israel akan mendapat malu karena rancangannya.


7 Samaria akan dihancurkan; rajanya seperti sepotong ranting yang terapung di air.


8 Bukit-bukit pengorbanan Awen, yakni dosa Israel, akan dimusnahkan. Semak duri dan rumput duri akan tumbuh di atas mezbah-mezbahnya. Dan mereka akan berkata kepada gunung-gunung: "Timbunilah kami!" dan kepada bukit-bukit: "Runtuhlah menimpa kami!"


9 Sejak hari Gibea engkau telah berdosa, hai Israel; di sana mereka bangkit melawan. Tidakkah perang melawan orang-orang curang akan mencapai mereka di Gibea?


10 Aku telah datang untuk menghajar mereka; bangsa-bangsa akan berkumpul melawan mereka, apabila mereka dihajar karena salahnya yang berganda.


11 Efraim dahulu seekor anak lembu yang terlatih, yang suka mengirik, dan Aku ini menyayangi tengkuknya yang elok, Aku memasang Efraim; Yehuda harus membajak, Yakub harus menyisir tanah baginya sendiri.


12 Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.


13 Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan. Oleh karena engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-pahlawanmu,


14 maka keriuhan perang akan timbul di antara bangsamu, dan segala kubumu akan dihancurkan seperti Salman menghancurkan Bet-Arbel pada hari pertempuran: ibu beserta anak-anak diremukkan.


15 Demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai kaum Israel, oleh karena dahsyatnya kejahatanmu. Pada waktu fajar akan dilenyapkan sama sekali raja Israel.


Bagian firman Tuhan ini menggambarkan gambaran umum dari kehidupan manusia, bukan hanya terjadi kepada bangsa Israel.


Bahwa kemajuan di dalam kehidupan manusia bisa berjalan bersamaan dengan kemerosotan kualitas kehidupan manusia itu sendiri.


Bangsa Israel semakin menghidupi kehidupannya, semakin hidup semaunya sendiri. Semua lahir dari hati yang mendua, tidak lagi mereka menghormati Tuhan.


Bukankah kita hari ini melihat gambaran kehidupan manusia yang cenderung seperti ini pada umumnya?


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Marilah kita belajar dari padi, semakin berisi semakin merunduk, semakin hari semakin taat dan tunduk kepada Tuhan.


Hosea 10:1-3

1 Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala.


2 Hati mereka licik, sekarang mereka harus menanggung akibat kesalahannya: Dia akan menghancurkan mezbah-mezbah mereka, akan meruntuhkan tugu-tugu berhala mereka.


3 Sungguh, sekarang mereka berkata: "Kita tidak mempunyai raja lagi, sebab kita tidak takut kepada TUHAN. Apakah yang dapat dilakukan raja bagi kita?"


Bangsa Israel di dalam kehidupan dan perkembangannya mereka semakin baik, mereka semakin diberkati.


Baik di dalam hasil bumi yang mereka dapatkan, maupun mempunyai kekuatan-kekuatan di dalam peperangan.


Namun, beriring dengan kemajuan mereka, semakin mereka diberkati, semakin mereka menyimpang. Semakin mereka diberkati, ternyata semakin hati mereka mendua.


Kata “hati mereka licik” dapat di artikan secara harafiah, hati mereka mendua.


Artinya bukan berarti mereka tidak melakukan ibadah kepada Tuhan, tetapi mereka melakukan ibadah yang lain kepada dewa-dewa tertentu.


Hati mereka tertuju kepada hal-hal seperti itu, sehingga semuanya itu membuat Tuhan menjadi sedih, Tuhan disakiti, karena mereka tidak lagi mengandalkan Tuhan.


Mereka tidak lagi mengakui bahwa apa yang mereka terima adalah berkat kebaikan Tuhan. Sehingga mereka semakin diberkati, semakin menyakiti hati Tuhan.


Disitulah sebuah peringatan kepada kita pada hari ini sebagai orang percaya.


Kita semua pasti sudah mengalami berkat Tuhan dan kita semua membutuhkan berkat Tuhan. Kita semua, tidak terkecuali, rindu untuk hidup kita diberkati Tuhan.


Namun, pertanyaannya adalah semakin berkat Tuhan itu berkelimpahan dalam hidup kita, bagaimanakan sikap kita kepada Tuhan?


Apakah semakin Tuhan memberkati kita, semakin kita menundukkan diri kepada Tuhan dan semakin melayani Dia?


Atau semakin kita diberkati Tuhan, semakin kita mengandalkan kekuatan diri kita sendiri karena kita merasa mampu, merasa kita memiliki sesuatu?


Mari kita belajar dari padi, semakin berisi, semakin merunduk. Semakin kita menerima berkat Tuhan, semakin rendah hati kita di hadapan Tuhan, semakin kita mengabdi kepada Dia.


Mari kita ketahui Tuhan tidak pernah tidak memberkati kita, tetapi apakah kita menjadi orang-orang yang tahu membalas kebaikan kasih Tuhan kepada kita?


Marilah kita menjadi orang-orang yang tahu membalas kebaikan Tuhan dengan hidup taat dan menyenangkan hati Tuhan.


2. Kehidupan yang berpusat pada diri sendiri akan menabur kedagingan yang membawa kepada kebinasaan. Namun, kehidupan yang berpusat kepada Tuhan menaburkan kebenaran dan menuai di dalam kasih setia Tuhan.


Hosea 10:12-14

12 Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.


13 Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan. Oleh karena engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-pahlawanmu,


14 maka keriuhan perang akan timbul di antara bangsamu, dan segala kubumu akan dihancurkan seperti Salman menghancurkan Bet-Arbel pada hari pertempuran: ibu beserta anak-anak diremukkan.


Kita harus sangat menyadari, apa yang menjadi keinginan Tuhan dalam hidup kita sebenarnya adalah agar kehidupan kita menjadi sebuah kehidupan yang diberkati.


Namun, seringkali kita lupa bahwa Tuhan adalah pusat hidup kita, bukanlah diri kita.


Demikianlah bangsa Israel, ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir maka Tuhan sudah memberitahukan mengapa mereka keluar dari tanah Mesir, yaitu supaya mereka beribadah kepada Tuhan. Apa artinya?


Artinya kemerdekaan yang Tuhan berikan kepada kita agar kita hidup berpusat kepada Tuhan. Seringkali kita berpikir kalau kita hidup berpusat kepada Tuhan, maka kita sepertinya “tidak terlalu memikirkan” apa yang kita sukai.


Oleh karena itu, setelah orang menjadi merasa diri lebih kuat, maka dia beralih dari hidup berpusat kepada Tuhan ke hidup berpusat kepada diri sendiri.


Banyak orang berpikir hidup berpusat kepada diri sendiri dan hidup berpusat kepada Tuhan seperti tidak ada bedanya.


Namun, pada kenyataannya sangat berbeda, karena buah daripada hidup berpusat kepada diri sendiri adalah kita tabur di dalam kedagingan.


Yang akhirnya nyata di dalam tindakan-tindakan kita berbau kebinasaan, itulah yang terjadi kepada bangsa Israel.


Mereka hidup berpusat kepada diri sendiri demi kepentingan diri sendiri, maka apa yang dikatakan oleh firman Tuhan,Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan.


Tidak ada integritas dalam kehidupan orang yang berpusat kepada diri sendiri, karena di dalamnya tidak ada ukuran kebenaran.


Firman Tuhan mengatakanMenaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia!Inilah kehidupan yang berpusat kepada Tuhan.


Dia akan menabur sesuai dengan kebenaran, maka dia akan menuai menurut kasih setia Tuhan, mereka menuai di dalam segala kebaikan Tuhan.


Orang-orang yang berpusat kepada Tuhan menjadi orang-orang yang sanggup menjadi berkat bagi orang lain.


Semakin maju kehidupan bangsa Israel, semakin mereka tidak menghargai orang lain, karena mereka hidup berpusat kepada diri sendiri, tidak berpusat kepada Tuhan.


Maka apa yang terjadi, kehidupan mereka mulai bermasalah satu dengan yang lain.


Mari kita mewaspadai supaya kita jangan hidup berpusat pada diri sendiri, pada kekuatan diri sendiri, pada hikmat kita sendiri, kepada kepentingan diri kita sendiri, atau kepada kesenangan diri kita sendiri.


Semua itu akan membawa permasalahan besar dalam kehidupan kita, tetapi marilah kita hidup berpusat kepada Tuhan.


Apa yang Tuhan inginkan, apa yang Tuhan senangi bagi kemuliaan Dia, ketika kita melakukannya maka kita menabur di dalam kebenaran dan kita akan menuai di dalam kasih setia Tuhan.


Doakan dan renungkan.


* Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin dibuatnya tugu-tugu berhala.


* Apakah semakin Tuhan berkati, kita semakin menundukkan diri dan semakin melayani Tuhan? Atau sebaliknya?


Semakin tunduk atau menanduk?