Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Minggu, 20 November 2022

Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Minggu, 20 November 2022


Kisah Para Rasul 27:1-44

Paulus Berlayar ke Roma


Kita sangat bersyukur kepada Tuhan karena Alkitab mengatakan pencobaan-pencobaan yang Engkau alami adalah pencobaan biasa.


Artinya pada umumnya manusia mengalaminya, dan Alkitab mengatakan tidak melampaui kekuatanmu, karena Tuhan yang kita percaya memberikan jalan keluar sehingga kita cakap menanggungnya, puji Tuhan!


Menurut Anda, apakah jalan Tuhan itu pasti dapat dilalui dengan lancar tanpa hambatan, kesulitan, ataupun kesusahan?


Dan jikalau bukan jalan Tuhan apakah pasti semuanya berjalan penuh hambatan, kesulitan, bahkan kesusahan?


Alkitab tidak berkata demikian, bahkan Tuhan Yesus mengatakan pilihlah jalan yang sempit, bukan yang lebar, karena jalan yang lebar, lebarlah menuju kepada kebinasaan.


Tentu jalan yang sempit mempunyai konotasi jalan yang sulit, jalan yang susah, bahkan jalan yang tidak nyaman.


Jika kita membaca Alkitab, Tuhan Yesus juga mengatakan kalau Engkau ingin menjadi murid-Ku, Engkau harus menyangkal diri dan memikul salib.


Tentu konotasi kalimat ini adalah tidak mudah di dalam mengikut Yesus, ada kesulitan bahkan kesusahan dan mungkin dianiaya.


Ketika kita menghadapi semuanya itu, kita sering bertanya-tanya, mengapa Saya sudah sungguh-sungguh Saya ingin hidup bagi Tuhan, mengapa begitu sulit?


Saya harus menghadapi kesusahan. Ini pertanyaan yang wajar yang dapat kita tanyakan kepada Tuhan.


Kisah Para Rasul 27:1-44


1 Setelah diputuskan, bahwa kami akan berlayar ke Italia, maka Paulus dan beberapa orang tahanan lain diserahkan kepada seorang perwira yang bernama Yulius dari pasukan Kaisar.


2 Kami naik ke sebuah kapal dari Adramitium yang akan berangkat ke pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Asia, lalu kami bertolak. Aristarkhus, seorang Makedonia dari Tesalonika, menyertai kami.


3 Pada keesokan harinya kami singgah di Sidon. Yulius memperlakukan Paulus dengan ramah dan memperbolehkannya mengunjungi sahabat-sahabatnya, supaya mereka melengkapkan keperluannya.


4 Oleh karena angin sakal kami berlayar dari situ menyusur pantai Siprus.


5 Dan setelah mengarungi laut di depan Kilikia dan Pamfilia, sampailah kami di Mira, di daerah Likia.


6 Di situ perwira kami menemukan sebuah kapal dari Aleksandria yang hendak berlayar ke Italia. Ia memindahkan kami ke kapal itu.


7 Selama beberapa hari berlayar, kami hampir-hampir tidak maju dan dengan susah payah kami mendekati Knidus. Karena angin tetap tidak baik, kami menyusur pantai Kreta melewati tanjung Salmone.


8 Sesudah kami dengan susah payah melewati tanjung itu, sampailah kami di sebuah tempat bernama Pelabuhan Indah, dekat kota Lasea.


9 Sementara itu sudah banyak waktu yang hilang. Waktu puasa sudah lampau dan sudah berbahaya untuk melanjutkan pelayaran. Sebab itu Paulus memperingatkan mereka, katanya:


10 "Saudara-saudara, aku lihat, bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar, bukan saja bagi muatan dan kapal, tetapi juga bagi nyawa kita."


11 Tetapi perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan nakhoda dari pada kepada perkataan Paulus.


12 Karena pelabuhan itu tidak baik untuk tinggal di situ selama musim dingin, maka kebanyakan dari mereka lebih setuju untuk berlayar terus dan mencoba mencapai kota Feniks untuk tinggal di situ selama musim dingin. Kota Feniks adalah sebuah pelabuhan pulau Kreta, yang terbuka ke arah barat daya dan ke arah barat laut.


13 Pada waktu itu angin sepoi-sepoi bertiup dari selatan. Mereka menyangka, bahwa maksud mereka sudah tentu akan tercapai. Mereka membongkar sauh, lalu berlayar dekat sekali menyusur pantai Kreta.


14 Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin "Timur Laut".


15 Kapal itu dilandanya dan tidak tahan menghadapi angin haluan. Karena itu kami menyerah saja dan membiarkan kapal kami terombang-ambing.


16 Kemudian kami hanyut sampai ke pantai sebuah pulau kecil bernama Kauda, dan di situ dengan susah payah kami dapat menguasai sekoci kapal itu.


17 Dan setelah sekoci itu dinaikkan ke atas kapal, mereka memasang alat-alat penolong dengan meliliti kapal itu dengan tali. Dan karena takut terdampar di beting Sirtis, mereka menurunkan layar dan membiarkan kapal itu terapung-apung saja.


18 Karena kami sangat hebat diombang-ambingkan angin badai, maka pada keesokan harinya mereka mulai membuang muatan kapal ke laut.


19 Dan pada hari yang ketiga mereka membuang alat-alat kapal dengan tangan mereka sendiri.


20 Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami.


21 Dan karena mereka beberapa lamanya tidak makan, berdirilah Paulus di tengah-tengah mereka dan berkata: "Saudara-saudara, jika sekiranya nasihatku dituruti, supaya kita jangan berlayar dari Kreta, kita pasti terpelihara dari kesukaran dan kerugian ini!


22 Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.


23 Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku,


24 dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.


25 Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.


26 Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau."


27 Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam anak-anak kapal merasa, bahwa mereka telah dekat daratan.


28 Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ dua puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan ternyata lima belas depa.


29 Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang.


30 Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk melarikan diri dari kapal. Mereka menurunkan sekoci, dan berbuat seolah-olah mereka hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan.


31 Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: "Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat."


32 Lalu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci dan membiarkannya hanyut.


33 Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk makan, katanya: "Sudah empat belas hari lamanya kamu menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa.


34 Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya."


35 Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, lalu mulai makan.


36 Maka kuatlah hati semua orang itu, dan merekapun makan juga.


37 Jumlah kami semua yang di kapal itu dua ratus tujuh puluh enam jiwa.


38 Setelah makan kenyang, mereka membuang muatan gandum ke laut untuk meringankan kapal itu.


39 Dan ketika hari mulai siang, mereka melihat suatu teluk yang rata pantainya. Walaupun mereka tidak mengenal daratan itu, mereka memutuskan untuk sedapat mungkin mendamparkan kapal itu ke situ.


40 Mereka melepaskan tali-tali sauh, lalu meninggalkan sauh-sauh itu di dasar laut. Sementara itu mereka mengulurkan tali-tali kemudi, memasang layar topang, supaya angin meniup kapal itu menuju pantai.


41 Tetapi mereka melanggar busung pasir, dan terkandaslah kapal itu. Haluannya terpancang dan tidak dapat bergerak dan buritannya hancur dipukul oleh gelombang yang hebat.


42 Pada waktu itu prajurit-prajurit bermaksud untuk membunuh tahanan-tahanan, supaya jangan ada seorangpun yang melarikan diri dengan berenang.


43 Tetapi perwira itu ingin menyelamatkan Paulus. Karena itu ia menggagalkan maksud mereka, dan memerintahkan, supaya orang-orang yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat,


44 dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat.


Bagian firman Tuhan yang kita baca pada hari ini adalah permulaan perjalanan rasul Paulus sebagai seorang tahanan menuju ke kota Roma untuk naik banding kepada Kaisar.


Namun, pada saat yang sama juga sebenarnya ini adalah kesempatan rasul Paulus yang sudah lama dia rindukan untuk mengunjungi Roma, dan hal ini terjadi melalui peristiwa rasul Paulus naik banding kepada Kaisar.


Perjalanan pada jaman rasul Paulus adalah perjalanan yang sangat sulit, karena harus melewati perjalanan laut dengan kapal layar. Perjalanan ini adalah perjalanan yang sangat berbahaya.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Perjalanan hidup yang sesuai dengan maksud Tuhan dan bagi nama-Nya dapat saja dilalui dengan sangat tidak mudah.


Kisah Para Rasul 27:39-41

39 Dan ketika hari mulai siang, mereka melihat suatu teluk yang rata pantainya. Walaupun mereka tidak mengenal daratan itu, mereka memutuskan untuk sedapat mungkin mendamparkan kapal itu ke situ.


40 Mereka melepaskan tali-tali sauh, lalu meninggalkan sauh-sauh itu di dasar laut. Sementara itu mereka mengulurkan tali-tali kemudi, memasang layar topang, supaya angin meniup kapal itu menuju pantai.


41 Tetapi mereka melanggar busung pasir, dan terkandaslah kapal itu. Haluannya terpancang dan tidak dapat bergerak dan buritannya hancur dipukul oleh gelombang yang hebat.


Membaca kisah dalam pasal 27 ini, kita bisa membayangkan betapa mengerikannya perjalanan yang rasul Paulus harus lewati.


Seringkali kapal yang ditumpangi rasul Paulus itu hanya menyusuri pantai, karena kalau mreka melalui laut, mereka menghadapi bahaya yang sangat besar.


Saat rasul Paulus menuju ke Roma, sebenarnya waktu berpuasa telah berlalu.


Kapankah puasa orang Yahudi dilakukan? Pada hari pendamaian, yang menurut tanggalan orang Yahudi terjadi pada tanggal 10 bulan Tisyri, dalam kalender kita antara bulan September dan Oktober, bulan-bulan ini adalah musim dingin.


Persis apa yang ditulis dalam pasal 27, memang saat itu adalah musim dingin. Kisah yang begitu detail, dengan geografi yang jelas, memberitahukan kepada kita bahwa apa yang dicatat adalah sesuai dengan sejarah yang ada.


Ketika Alkitab berkata waktu puasa sudah lampau, lalu dikatakan dan sudah berbahaya untuk melanjutkan pelayaran, demikianlah yang terjadi pada waktu Paulus mengalaminya.


Ketika rasul Paulus naik banding kepada Kaisar, dia bukan saja hendak membela dirinya.


Namun, sesungguhnya dia hendak ke Roma untuk mengunjungi orang-orang percaya disana, bahkan di dalam surat Roma dia berkata dia ingin membagikan iman dan memberitakan injil juga disana.


Inilah yang rasul Paulus rindukan, yang ingin dia lakukan bagi Tuhan.Namun, realitasnya adalah rasul Paulus nyaris binasa dengan kapal itu, tetapi Tuhan tidak membiarkan dia.


Dari sini kita belajar bahwa jalan Tuhan yang kita lalui tidak selalu lancar, bahkan adakalanya kita menemukan kesulitan, kesusahan, bahkan ancaman.


Namun, semuanya itu tidak mengindikasikan bahwa Tuhan hendak mencelakakan Engkau dan saya. Ini memberitahukan kepada kita bahwa kita harus lebih bersandar kepada kasih, kuasa dan kasih karunia Tuhan.


Seberapapun kita mempunyai kerinduan yang besar untuk kita hidup bagi Tuhan, kita tidak pernah dapat melakukannya tanpa kasih karunia Tuhan.


Oleh karena itu, ketika Engkau dan saya menghadapi kesulitan ketika Engkau hidup bagi Tuhan dengan sungguh-sungguh, bersyukurlah.


Karena cukuplah kasih karunia kepada kita, karena Tuhan menyertai kita.


2. Tuhan tidak pernah membiarkan orang yang hidup mengikuti pimpinan-Nya dan bagi kemuliaan nama-Nya.


Kisah Para Rasul 27:23-25

23 Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku,


24 dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau.


Perjalanan Paulus yang sangat sulit ini terkonfirmasi bahwa itu adalah rencana dan kehendak Allah.


Malaikat Allah menampakkan diri kepada Paulus ditengah segala kesulitan dan ancaman bahwa mereka pasti tidak binasa.


Mengapa seluruh kapal tidak binasa? Karena ada Paulus disana. Bukan semata-mata karena Paulus, tapi karena ada pekerjaan dan rencana Allah di dalam diri Paulus yang harus digenapi di kota Roma.


Disini kita belajar bahwa Tuhan tidak membiarkan hamba-hamba-Nya, orang-orang percaya yang sedang bekerja di ladang Tuhan yang sungguh-sungguh hidup bagi Dia.


Tuhan ikut campur dan intervensi, bahkan melalui orang-orang percaya ada banyak orang juga mengalami berkat Tuhan.


Oleh karena itu, ketika Anda menghadapi kesulitan dan sebagainya, ketika Anda hidup bagi Tuhan, melayani Tuhan, memberitakan injil, ingatlah, Tuhan tidak pernah membiarkan Engkau.


Bahkan karena Engkau, banyak orang disekitarmu diberkati oleh Tuhan. Itulah yang dikisahkan baik dalam Perjanjian Lama termasuk dalam kisah ini.


Kisah di Perjanjian Lama mengenai Yusuf, bagaimana dia memberkati orang-orang sekitarnya, kisah daripada Daniel, bagaimana kehadirannya memberkati orang-orang sekitarnya.


Kehidupan orang Kristen yang berkomitmen kepada Tuhan, menjadi berkat bagi orang lain karena Tuhan tidak membiarkan kita.


Doakan dan renungkan.


* Di tengah ketakutan kapal kandas, penumpang kapal dikuatkan oleh Pulus, katanya,”Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya."


* Sesudah berkata demikian, ia mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah di hadapan semua mereka, memecah-mecahkannya, lalu mulai makan.Maka kuatlah hati semua orang itu, dan merekapun makan juga.


Baik ataupun tidak baik waktunya, jadilah berkat.