Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis,
22 April 2021

Tuhan adalah Gembalaku


Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Kamis, 22 April 2021


Kejadian 11:1-9

Menara Babel


Apakah kau seseorang

yang mencintai

seni dan budaya?


Setiap zaman dan

setiap periode,

ada seni dan budaya

yang berbeda.


Setiap negara dan etnik

mempunyai seni dan budaya

yang berbeda-beda.

Itulah kekayaan dari

manusia di dalam

menciptakan sesuatu.

Manusia diciptakan sesuai

gambar dan rupa Allah.


Kebudayaan selalu ada

ketika manusia sudah

berkumpul sekian lama

bersama-sama.

Kebudayaan menggambarkan

betapa ajaibnya Tuhan

menciptakan manusia.


Kebudayaan merupakan

ide dari manusia yang dibiasakan

dalam kehidupan sehari-hari.

Kebiasaan itu menjadi

suatu nilai-nilai yang dibangun

di dalam masyarakat yang menetap

di satu daerah tertentu

dengan bahasa tertentu.


Kebudayaan yang dibuat

oleh manusia membentuk

dan mengikat tali persaudaraan

di sebuah masyarakat.

Sehingga masyarakat itu

tidak mudah pecah.


Di sisi lain,

ada kebudayaan-kebudayaan

yang sebetulnya tidak sesuai

dengan rencana Tuhan.


Tidak mudah bagi manusia

untuk menyesuaikan kebudayaan

yang sebetulnya tidak sesuai

dengan rencana Tuhan

untuk disesuaikan dengan

pimpinan dan kehendak Tuhan.


Kejadian 11:1-9

1) Adapun seluruh bumi,

satu bahasanya dan satu logatnya.


2) Maka berangkatlah mereka

ke sebelah timur dan

menjumpai tanah datar

di tanah Sinear,

lalu menetaplah mereka di sana.


3) Mereka berkata seorang

kepada yang lain:

"Marilah kita membuat

batu bata dan

membakarnya baik-baik."

Lalu bata itulah dipakai mereka

sebagai batu dan tér gala-gala

sebagai tanah liat.


4) Juga kata mereka:

"Marilah kita dirikan bagi kita

sebuah kota dengan sebuah

menara yang puncaknya

sampai ke langit,

dan marilah kita cari nama,

supaya kita jangan

terserak ke seluruh bumi."


5) Lalu turunlah TUHAN

untuk melihat kota

dan menara yang didirikan

oleh anak-anak manusia itu,


6) dan Ia berfirman:

"Mereka ini satu bangsa

dengan satu bahasa

untuk semuanya.

Ini barulah permulaan

usaha mereka;

mulai dari sekarang

apa pun juga yang

mereka rencanakan,

tidak ada yang

tidak akan dapat terlaksana.


7) Baiklah Kita turun dan

mengacaubalaukan di sana

bahasa mereka,

sehingga mereka tidak mengerti lagi

bahasa masing-masing."


8) Demikianlah mereka

diserakkan TUHAN

dari situ ke seluruh bumi,

dan mereka berhenti

mendirikan kota itu.


9) Itulah sebabnya sampai sekarang

nama kota itu disebut Babel,

karena di situlah

dikacaubalaukan TUHAN

bahasa seluruh bumi dan

dari situlah mereka

diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.


Yang kita baca dari

Firman Tuhan ini adalah

tentang masyarakat pada

waktu yang sangat awal sekali.


Masyarakat ini dikatakan

mempunyai bahasa yang sama

dan logat yang sama.

Mereka dalam kebersamaannya

mencari lokasi di mana

mereka bisa membangun

habitat mereka.

Ditemukanlah tanah datar.

Di tanah datar lebih mudah

bagi mereka untuk membangun

kehidupan mereka.

Lokasi itu ada di Sinear.


Ketika mereka berkumpul

dan berdialog satu sama lain,

mereka berdialog

dalam satu bahasa.

Muncul lah ide-ide.


Orang-orang ini mempunyai ide

bagaimana supaya mereka

tidak terpecah,

semakin kuat,

dan juga terlindungi?

Dengan cara membangun

tembok dan menara.

Itulah yang dapat membuat

mereka menjadi satu

masyarakat yang kuat dan kokoh.


Pesan Firman Tuhan Pada Hari Ini


1. Manusia sejak semula

memiliki keinginan untuk

membangun kehidupan

tanpa memperhitungkan

rancangan Tuhan


Sampai hari ini,

berapa banyak orang

yang memperhitungkan

rancangan Tuhan dalam

kehidupan manusia?

Baik dalam sisi science,

ekonomi, etika moral, politik,

keamanan dan sebagainya?


Berapa banyak orang

yang mempertimbangkan

kedaulatan Tuhan

di dalam semuanya itu?


Pada awalnya ketika

manusia bermasyarakat,

mereka mengabaikan

rencana dan rancangan Tuhan,

bahkan mereka mengabaikan Tuhan.


Tuhan pernah berkata

kepada Adam,

agar mereka berlipat ganda,

beranak cucu dan penuhi bumi.


Setelah Allah membinasakan

semua manusia yang jahat

kecuali Nuh dan keluarganya,

Allah berbicara lagi

kepada Nuh dan keluarganya

supaya mereka beranak cucu

dan mengisi bumi ini.


Namun ketika manusia

mulai bermasyarakat,

mereka tidak lagi mempunyai

visi untuk memenuhi bumi,

dan mengelola bumi.


Yang mereka pikirkan

adalah bagaimana kelompoknya

bisa menjadi kuat dan terlindungi

tanpa memikirkan rencana Tuhan

di dalam kehidupannya.


Saat itu mereka membangun kota,

bukan kota yang seperti sekarang.

Pada saat itu,

mereka membangun tembok

untuk melindungi diri mereka.

Mereka lalu tinggal di dalam

batasan tembok itu.


Kita bisa mengintrospeksi

diri kita melalui kisah ini.

Apakah kita selalu mempertimbangkan

secara sungguh-sungguh

rancangan Tuhan dalam hidup kita?


Misalnya waktu kita

mencari pekerjaan,

waktu kita berusaha,

waktu kita studi,

waktu kita mau

membangun rumah tangga,

dan waktu mencari jodoh.


Apakah kita memperhitungkan

apa yang menjadi nilai-nilai

yang Tuhan berikan pada kita?


Ataukah kita sama dengan

orang-orang yang ada

di Kejadian 11 ini?

Mereka tidak mempertimbangkan

rancangan Tuhan.

Mereka mengabaikan Tuhan.


Apakah kita sebagai

anak-anak Tuhan sudah

mempertimbangkan dan

menerapkan perintah-

perintah Tuhan sebagai

hal yang sangat penting

di dalam hidup kita?


Tuhan ingin dimana pun

kita berada,

kita dapat menjadi berkat

bagi orang lain.

Dimana pun kita berada,

Marilah kita menjadi orang-orang

yang terus bersaksi mengenai

kabar baik kepada orang lain.


Apakah hal tersebut menjadi

pertimbangan dalam hidup kita?


2. Sejak semula manusia hanya

berpusat pada dirinya sendiri.


Kita tahu bahwa manusia

hanya mementingkan diri sendiri

melalui tembok yang

mereka bangun.


Pada zaman itu,

membangun tembok yang tinggi menggambarkan prestasi manusia.

Artinya manusia mampu

melindungi diri dan

menjaga kepentingannya sendiri.


Saat ini tembok itu

digambarkan oleh teknologi

dan kecanggihan manusia.

Manusia merasa sanggup

untuk melindungi diri dan

membangun dirinya sendiri.

Bahkan ada manusia yang

berkata bahwa mereka

tidak memerlukan Tuhan.


Orang-orang ini merasa

bahwa manusia dapat

mengatur segala sesuatu

dan menjadi pusat dari

alam semesta ini.


Ini yang terjadi pada manusia

di waktu permulaan zaman.

Mereka berpusat pada diri sendiri

dan membangun tembok sebagai

lambang prestasi manusia.

Namun mereka lupa akan janji Tuhan.


Kejadian 11:3

Mereka berkata seorang

kepada yang lain:

"Marilah kita membuat batu bata

dan membakarnya baik-baik."

Lalu bata itulah dipakai mereka

sebagai batu dan tér gala-gala

sebagai tanah liat.


Bahan tér gala-gala adalah

seperti bahan waterproof.

Mereka memakai tér gala-gala ini

supaya kalau ada banjir,

air tidak dapat masuk

ke kota mereka.

Maka mereka menempelkan

tèr gala-gala pada

tembok batu bata.


Saya percaya mereka

melakukan ini karena

mereka teringat dengan

peristiwa air bah.

Mereka tidak mau binasa

karena banjir.

Karena itu mereka

membangun tembok

untuk melindungi diri.


Mereka lupa akan janji Tuhan

bahwa Tuhan tidak akan

membinasakan manusia

dengan air bah lagi.


Mereka tidak mencari

perlindungan kepada janji Tuhan.

Mereka lupa akan janji itu.


Kita punya tanggung jawab

untuk memelihara hidup kita.

Namun kalau kita melakukan

semuanya itu dengan

mengabaikan janji Tuhan,

mengabaikan otoritas Tuhan

dan tidak lagi berpusat

umtuk memuliakan nama Tuhan,

berarti kita sedang

berjalan sendiri seperti

domba yang tersesat.


Sesungguhnya hidup manusia

baru menjadi berarti ketika

kita dikaitkan dengan Tuhan.

Jika tidak,

kita akan menjadi sama

dengan ciptaan yang lain.


Di dalam dunia ini,

dengan segala kemajuannya,

jangan sampai kita lupa kalau

ada sesuatu yang sangat

berharga dalam hidup kita

selain teknologi.

Yaitu janji Tuhan dan

rencana Tuhan dalam hidup kita.


Apapun yang menjadi

cita-cita dan impian kita,

ada rancangan Tuhan

yang jauh lebih mulia

daripada cita-cita kita.


Ketika kita masuk

dalam rancangan itu,

kita tidak akan pernah

menyesal dalam menjalani hidup.


3. Rancangan Tuhan

tidak pernah gagal


Kisah ini menggambarkan

kemampuan manusia

di dalam membangun.

Membangun secara fisik

dan membangun kehidupannya.


Namun rancangan Tuhan

tidak pernah gagal dan

tidak pernah bisa

digagalkan oleh manusia.


Betapa pun hebatnya manusia,

rancangan Tuhan

pasti akan tetap tergenapi.

Karena Tuhan kita bukanlah

Tuhan yang hanya

berpangku tangan.

Dia adalah Tuhan yang

terlibat di dalam seluruh

sejarah kehidupan manusia

sejak awal.

Sejak Adam dan Hawa

sampai kedatangan

Tuhan kita Yesus Kristus.


Manusia tidak mau tersebar

juga tidak mau mengelola

ciptaan Tuhan di bumi ini.

Mereka ingin membangun

nama mereka sendiri

karena mereka mempunyai

satu bahasa dan satu logat.


Tuhan tidak berkenan dengan

rencana mereka.

Karena itu, terjadilah Babel.

Mereka menjadi multi bahasa.

Mereka menjadi kacau balau.

Mereka tidak bisa saling mengerti

dan akhirnya mereka berselisih

satu sama lain.

Mereka tidak sanggup untuk

membangun kota karena

perselisihan itu.

Pada akhirnya, mereka berpencar

untuk mengisi dunia ini.


Tuhan tidak lagi menghukum

mereka dengan air bah.

Tetapi Tuhan dapat memakai

cara yang lain untuk

menggenapi rancangan-Nya,

dengan cara mengacau balaukan

bahasa mereka.


Hidup kita bukan hanya

semata-mata atas dasar

kemauan kita.

Ada kedaulatan Tuhan

yang berotoritas

atas kehidupan kita.


Seberapapun hebatnya manusia,

Rencana Tuhan pasti

akan tetap terwujud.


Rencana Tuhan tidak pernah gagal.

Tapi rencana kita bisa gagal.


Janganlah kita menjadi

orang yang gagal karena

kita tidak mau masuk

di dalam rencana Tuhan.

Jika kita tidak mau,

Tuhan bisa pakai orang lain.

Berbahagialah kita yang

mempunyai hati yang lembut.

Katakan pada Tuhan,

“Tuhan, saya mau!”


Doakan dan Renungkan


•Apakah kau sudah

menerapkan rancangan Tuhan

dalam hidupmu?


•Apa yang kau lakukan

jika dunia menganggapmu

sebagai orang gagal

ketika kau mengikuti jalan Tuhan?


•Berdoalah untuk hati yang

mau menjalani dan peka akan

rencana Tuhan dalam hidupmu.

Janganlah kita menjadi

orang gagal karena

kita tidak mau masuk

di dalam rencana Tuhan.


Mari kita terus belajar dan

bertumbuh dalam Kristus