Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Selasa, 11 Oktober 2022
Kisah Para Rasul 8:1-8
Penganiayaan Terhadap Jemaat di Yerusalem.
Apa pergumulan yang Saudara alami saat memberitakan Injil? Tidak mudah memberitakan Injil, tetapi Saudara harus percaya Roh Kudus akan memampukan Saudara untuk memberitakan Injil.
Jikalau Saudara mau dan mulai melangkah, Dia bekerja dengan heran dan Saudara akan melihat keajaiban Roh Kudus saat Saudara memberitakan Injil.
Dari masa ke masa, kesulitan kekristenan pasti ada. Kesulitan itu tidak selalu murni karena Injil yang diberitakan.
Namun, kadangkala juga karena kesalahan-kesalahan orang Kristen dalam perbuatannya dalam sejarah.
Adakalanya kegagalan orang Kristen untuk hidup sebagai orang percaya, dipakai orang-orang tertentu untuk menutupi berita Injil yang memberikan hidup bagi umat manusia.
Apakah Injil bergantung kepada kegagalan orang Kristen hidup sebagai orang Kristen yang sesungguhnya? Ternyata tidak.
Roh Kudus bekerja melampaui kelemahan dan kegagalan orang Kristen, bahkan melampaui seluruh penghambat dan penentang Injil.
Semakin dihambat, Injil semakin merambat oleh Roh Kudus.
Kisah Para Rasul 8:1-8
1 Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.
2 Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat.
3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.
4 Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.
5 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.
6 Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.
7 Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.
8 Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Saulus yang kemudian berubah nama menjadi Paulus setelah percaya Tuhan Yesus, setuju dengan kematian Stefanus.
Pada masa itu, Saulus adalah pemimpin agama bangsa Yahudi. Dia setuju karena dia salah satu tokoh pemimpin agama yang bersifat legalistik, bukan berdasarkan kasih karunia.
Tidak heran penganiayaan terhadap orang Kristen semakin hebat karena hal itu benar adanya bagi agama legalistik.
Mereka mengatakan bahwa mereka melakukannya atas nama Allah dan mereka menganiaya orang-orang percaya.
Pesan Firman Tuhan pada hari ini :
1. Orang Kristen yang tersebar bagaikan benih yang hidup membawa kehidupan Injil kepada orang-orang di sekitarnya.
Kisah Para Rasul 8:1-4
1 Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.
2 Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat.
3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.
4 Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.
Apakah penganiayaan di Yerusalem merupakan kabar baik atau kabar buruk bagi orang-orang percaya? Hal itu merupakan kabar buruk dan kabar baik.
Kabar buruk jika orang percaya hanya meratapi penganiayaan tersebut. Namun, menjadi kabar baik jika orang percaya melaksanakan panggilannya, di mana pun mereka berada. Mereka menaburkan benih Injil ke pelbagai tempat.
Pada masa itu, orang-orang percaya yang berkumpul di Yerusalem, justru tersebar menjadi orang-orang yang efektif untuk memberitakan Injil ke pelbagai tempat.
Keberadaan orang-orang percaya di pelbagai tempat hari ini, ada di dalam rencana Tuhan, termasuk bagi Saudara dan saya.
Di mana kita berada, pekerjaan apa yang kita kerjakan, Allah punya maksud. Biarlah kita menjadi benih itu, memberitakan benih Injil kepada sekeliling kita.
Mungkin kita berada dalam kesulitan, penderitaan, dukacita, kegagalan, kesulitan dalam ekonomi, studi, atau apa pun.
Jangan tinggal dalam kabar buruk itu! Kita bisa menjadi kabar baik, ketika kita melaksanakan panggilan Tuhan, di mana pun kita berada.
Ingatlah! Tuhan ingin memakai kita untuk menjadi benih yang hidup, yaitu ketika kita memberitakan kehidupan Injil kepada orang lain.
Dengan demikian, apa yang sebetulnya tidak mungkin bagi dunia ini, bagi Allah itu mungkin. Ketika situasi kita sebenarnya tidak beruntung, tetapi Tuhan bisa pakai untuk kita boleh menjadi berkat bagi orang lain, khususnya berkat Injil.
Itu yang dilakukan orang-orang percaya pada awal gereja Tuhan. Mereka dianiaya, tetapi mereka tersebar, menjadi benih Injil.
Mereka tidak mengeluh karena penganiayaan, tetapi mereka terus memberitakan kabar baik kepada orang lain. Kiranya itu yang menjadi kehidupan kita.
2. Rencana Tuhan Allah atas Injil digenapi dengan gerakan dunia untuk menghambat Injil.
Kisah Para Rasul 8:5-8
5 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ.
6 Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.
7 Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan.
8 Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Semakin dihambat, tetapi justru pemberitaan Injil terus merambat ke mana-mana, bahkan menggenapi rencana Allah.
Jikalau tidak ada penganiayaan, maka murid-murid Yesus akan terus berada di Yerusalem, sedangkan perintah Tuhan Yesus adalah mereka akan menjadi saksi Yesus di Yerusalem, seluruh Yudea, Samaria, bahkan sampai ke ujung dunia.
Dengan penganiayaan waktu itu di Yerusalem, maka Injil sampai di Samaria.
Maksud penganiayaan adalah menghentikan kegiatan orang percaya dan menutup mulut orang-orang percaya terhadap Injil, tetapi Tuhan melakukan hal yang berbeda.
Penganiayaan justru membuat orang percaya, dengan pertolongan Roh Kudus membuka mulut bagi Injil. Mereka keluar ke tempat yang lebih luas, yang belum mendengar Injil, untuk memberitakan Injil.
Apa pun yang dialami orang-orang percaya dan gereja Tuhan, adalah bagian Tuhan untuk membentuk gereja sesuai dengan rencana-Nya. Rencana Tuhan tidak pernah gagal. Apa pun yang dunia lakukan, Allah di atas segala sesuatu.
Gereja Tuhan menjadi gereja yang efektif di tangan Tuhan ketika gereja Tuhan komitmen kepada panggilan-Nya, apa pun situasi kondisinya, karena situasi kondisi terjadi di dalam seizin Tuhan.
Ketika Tuhan mengizinkan, Tuhan juga tahu apa yang ingin Dia lakukan melalui gereja-Nya.
Betapa pun sulit kita memberitakan Injil atau betapa sulit gereja bisa menjadi berkat bagi dunia ini, khususnya berkat Injil, karena banyak hambatan dan sebagainya, ingatlah satu hal: Hambatan tidak menjadi rintangan bagi Tuhan.
Justru hambatan-hambatan itu makin menggenapi rencana Tuhan. Allah bekerja dengan dahsyat melampaui hambatan-hambatan itu.
Oleh karena itu, mari persembahkan diri kita bagi pekerjaan Injil, karena ketika kita melakukannya, kita akan menyaksikan akan hebat dan dahsyatnya karya Tuhan itu.
Doakan dan renungkan.
*Penganiayaan di Yerusalem membuat murid-murid Tuhan tersebar menjelajah seluruh negeri sambil memberitakan Injil.
*Orang Kristen yang tersebar,bagai benih yang hidup,membawa kehidupan Injil kepada orang-orang di sekitarnya.
Selalu siap dan beritakan