Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan adalah Gembalaku
Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Senin, 19 April 2021
Kejadian 8:1-22
Air Bah Surut
Jika hari ini kita dapat
menjalani dan menikmati
kehidupan kita,
semua itu bukanlah
suatu kebetulan saja
tetapi merupakan
anugerah Tuhan untuk kita.
Oleh karena itu,
mari kita selalu mempunyai
sukacita dan pengharapan
di dalam Tuhan.
Biasanya orang-orang
yang mengalami kesulitan,
penderitaan dan
tekanan dalam hidup,
bisa lebih peka kepada
apa yang disebut dengan
pertolongan Tuhan.
Mereka lebih peka
akan kasih Tuhan.
Namun bagi kita
yang hidupnya lancar,
tidak ada masalah dan kesulitan,
bisa jadi kita beranggapan
bahwa segala sesuatu
berjalan secara otomatis.
Lebih parah lagi jika
kita merasa bahwa
kita bisa mengendalikan
segala sesuatu.
Kadang kita lupa
kalau dalam keadaan lancar
atau tidak lancar,
baik dalam keadaan
bahagia atau menderita,
anugerah Tuhan
bagi kita selalu ada.
Jika hari ini kau sedang
dalam keadaan baik,
masihkah kau ingat akan
anugerah Tuhan dalam hidupmu?
Kejadian 8:1-22
1) Maka Allah mengingat Nuh
dan segala binatang liar
dan segala ternak,
yang bersama-sama dengan dia
dalam bahtera itu,
dan Allah membuat angin
menghembus melalui bumi,
sehingga air itu turun.
2) Ditutuplah mata-mata air
samudera raya serta
tingkap-tingkap di langit
dan berhentilah hujan lebat
dari langit,
3) dan makin surutlah air itu
dari muka bumi.
Demikianlah berkurang air itu
sesudah seratus lima puluh hari.
4) Dalam bulan yang ketujuh,
pada hari yang ketujuh belas
bulan itu,
terkandaslah bahtera itu
pada pegunungan Ararat.
5) Sampai bulan yang kesepuluh
makin berkuranglah air itu;
dalam bulan yang kesepuluh,
pada tanggal satu bulan itu,
tampaklah puncak-puncak gunung.
6) Sesudah lewat empat puluh hari,
maka Nuh membuka tingkap
yang dibuatnya pada bahtera itu.
7) Lalu ia melepaskan
seekor burung gagak;
dan burung itu terbang
pulang pergi,
sampai air itu menjadi kering
dari atas bumi.
8) Kemudian dilepaskannya
seekor burung merpati
untuk melihat,
apakah air itu telah berkurang
dari muka bumi.
9) Tetapi burung merpati itu
tidak mendapat tempat
tumpuan kakinya dan
pulanglah ia kembali
mendapatkan Nuh
ke dalam bahtera itu,
karena di seluruh bumi
masih ada air;
lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu
dan dibawanya masuk
ke dalam bahtera.
10) Ia menunggu tujuh hari lagi,
kemudian dilepaskannya pula
burung merpati itu dari bahtera;
11) menjelang waktu senja
pulanglah burung merpati itu
mendapatkan Nuh,
dan pada paruhnya
dibawanya sehelai daun zaitun
yang segar.
Dari situlah diketahui Nuh,
bahwa air itu telah
berkurang dari atas bumi.
12) Selanjutnya ditunggunya pula
tujuh hari lagi,
kemudian dilepaskannya
burung merpati itu,
tetapi burung itu
tidak kembali lagi kepadanya.
13) Dalam tahun keenam ratus satu,
dalam bulan pertama,
pada tanggal satu bulan itu,
sudahlah kering air itu
dari atas bumi;
kemudian Nuh membuka
tutup bahtera itu
dan melihat-lihat;
ternyatalah muka bumi
sudah mulai kering.
14) Dalam bulan kedua,
pada hari yang
kedua puluh tujuh bulan itu,
bumi telah kering.
15) Lalu berfirmanlah
Allah kepada Nuh:
16) "Keluarlah dari bahtera itu,
engkau bersama-sama
dengan isterimu serta
anak-anakmu dan
isteri anak-anakmu;
17) segala binatang yang
bersama-sama dengan engkau,
segala yang hidup:
burung-burung,
hewan dan segala
binatang melata yang
merayap di bumi,
suruhlah keluar bersama-sama
dengan engkau,
supaya semuanya itu
berkeriapan di bumi
serta berkembang biak dan
bertambah banyak di bumi."
18) Lalu keluarlah Nuh
bersama-sama dengan
anak-anaknya dan isterinya
dan isteri anak-anaknya.
19) Segala binatang liar,
segala binatang melata
dan segala burung,
semuanya yang bergerak di bumi,
masing-masing menurut jenisnya,
keluarlah juga dari bahtera itu.
20) Lalu Nuh mendirikan
mezbah bagi TUHAN;
dari segala binatang
yang tidak haram dan
dari segala burung
yang tidak haram
diambilnyalah beberapa ekor,
lalu ia mempersembahkan
korban bakaran di atas mezbah itu.
21) Ketika TUHAN mencium
persembahan yang harum itu,
berfirmanlah TUHAN
dalam hati-Nya:
"Aku takkan mengutuk
bumi ini lagi karena manusia,
sekalipun yang ditimbulkan
hatinya adalah jahat
dari sejak kecilnya,
dan Aku takkan membinasakan lagi
segala yang hidup seperti
yang telah Kulakukan.
22) Selama bumi masih ada,
takkan berhenti-henti
musim menabur dan menuai,
dingin dan panas,
kemarau dan hujan,
siang dan malam."
Firman Tuhan hari ini
mengisahkan ketika
air bah telah surut.
Nuh dan keluarga akhirnya
dapat keluar dari bahtera.
Mereka dan mahluk hidup
yang ada di dalam bahtera itu
telah berada di dalam
selama satu tahun.
Setelah 1 tahun,
akhirnya mereka
bisa keluar dari bahtera.
Pesan Firman Tuhan Pada Hari Ini
1. Di tengah-tengah
bencana yang dahsyat,
Tuhan selalu mengingat
orang-orang yang
Ia selamatkan.
Kejadian 8:1
Maka Allah mengingat Nuh
dan segala binatang liar
dan segala ternak,
yang bersama-sama
dengan dia dalam bahtera itu,
dan Allah membuat angin
menghembus melalui bumi,
sehingga air itu turun.
Nuh membangun bahtera
berdasarkan perintah Tuhan.
Desain bahtera tersebut
berdasarkan desain dari Tuhan.
Waktu untuk masuk ke bahtera
juga berdasarkan waktunya Tuhan.
Mereka berada di dalam bahtera
juga sesuai dengan
maksud dan tujuan Tuhan.
Alkitab mengatakan,
Nuh bisa keluar dari bahtera
itu karena Allah mengingat Nuh.
Beserta hewan-hewan dan
ternak-ternak yang turut
serta di dalam bahtera.
Bencana bah merupakan
bencana yang luar biasa dahsyat.
Selama 40 hari dan 40 malam
air tercurah terus menerus.
Jika Tuhan tidak ingat akan
Nuh dan segala hewan ternak
yang ada di dalam bahtera,
mereka akan terus
berada di dalam bahtera
dan terus terapung-apung
di atas air yang sangat dalam.
Puji Tuhan!
Di tengah-tengah bencana,
Tuhan masih ingat dengan
orang-orang yang diselamatkanNya,
yaitu Nuh dan keluarganya.
Hidup manusia tidak luput
dari bencana dan kesulitan.
Ada kalanya kita akan dikepung
oleh banyak kesulitan dan bencana.
Seringkali kita bertanya,
“Dari mana datangnya pertolonganku?”
Firman Tuhan hari ini berkata
bahwa Allah selalu mengingat kita.
Bersyukurlah kepada Tuhan!
Ketika Tuhan mengingat kita,
Tuhan pasti akan bertindak.
“… Allah membuat angin
menghembus melalui bumi,
sehingga air itu turun.”
Allah bisa memakai segala sesuatu
untuk maksud dan tujuanNya
bagi orang-orang yang mengasihi Dia.
Mari kita bersandar kepada Tuhan
di tengah kepungan kesulitan kita.
Dia tidak pernah melupakan kita.
2. Bersandar kepada Tuhan
bukan berarti kita tidak
berbuat apa-apa.
Nuh termasuk orang yang
bersandar kepada Tuhan,
orang yang beriman dan
sangat taat kepada Tuhan.
Bagaimana kita tahu?
Sebelum ada tanda-tanda air bah
akan datang,
Nuh disuruh membuat bahtera yang
besar di tengah-tengah daratan.
Nuh lakukan itu sampai selesai.
Ia memerlukan waktu setidaknya
100 tahun untuk membangunnya.
Meskipun di tengah-tengah ejekan
dari banyak orang.
Walaupun Nuh adalah orang
yang bersandar kepada Tuhan,
Nuh bukan orang yang hanya
diam berpangku tangan
dan hanya menunggu.
Setelah Nuh membuka
tingkap dari bahtera,
dia melepaskan burung gagak
untuk mengetahui apakah
di sekitarnya masih banyak air?
Ternyata air masih banyak sekali.
Lalu Nuh melepaskan
burung merpati.
Merpati itu tidak
mendapatkan pijakan,
lalu ia kembali.
Nuh mengambil merpati itu
dan membawanya kembali
ke dalam bahtera.
7 hari berikutnya,
Nuh melepaskan merpati lagi.
Pada senja hari,
merpati itu kembali dan
membawa daun pohon zaitun.
Nuh tahu air sudah semakin surut
karena ada pohon zaitun
yang pucuk-pucuknya mulai terlihat.
Lewat 7 hari kemudian,
Nuh melepaskan
burung merpati lagi.
Kali ini, merpati itu tidak
kembali lagi ke bahtera.
Dari situ, Nuh tahu bahwa
air bah sudah surut.
Bukankah seringkali kita
berpikir kalau bersandar
kepada Tuhan berarti
kita hanya menunggu saja,
diam-diam saja,
tidak perlu mengecek dan
tidak perlu berbuat sesuatu?
Ternyata orang beriman
bukanlah orang yang
tidak berbuat apa-apa.
Iman dilakukan dengan cara
menyatakannya dalam perbuatan.
Firman Tuhan berkata
bahwa iman tanpa perbuatan
sesungguhnya mati.
Karena Nuh beriman,
maka ia mengirimkan
burung-burung itu.
Nuh tahu bahwa
ada pertolongan Tuhan
dalam hidupnya.
Jadilah orang beriman
yang mengekspresikan imannya,
bukan hanya diam
berpangku tangan.
3. Respons yang benar
terhadap kasih karunia Tuhan
adalah beribadah dan
bersyukur kepada Tuhan.
Bukankah itu yang dilakukan
oleh Nuh dan keluarga?
Mereka keluar dari bahtera
berdasarkan perintah Tuhan.
Lalu mereka membangun mezbah
dan membawa korban bakaran
kepada Tuhan.
Alkitab mencatat,
ketika Allah mencium
korban bakaran yang
begitu wangi,
Allah berkenan kepada
korban bakaran itu.
Apakah kau mempunyai respons
yang seperti ini kepada
kasih karunia Tuhan?
Apakah kau orang yang
segera datang kepada Tuhan,
mensyukuri kebaikan Tuhan,
beribadah dan menyembah Dia?
Atau setelah kau mengalami
kelepasan dari kesulitan,
kau malah menunda-nunda
untuk bersyukur dan beribadah
kepada-Nya?
Mari kita belajar seperti Nuh
dan keluarga.
Selepas keluar dari bahtera,
mereka langsung membawa
korban bakaran yang wangi
kepada Tuhan.
Doakan dan Renungkan
•Apakah wujud "action"
dari bersandar pada Tuhan?
•Ketika menunggu waktu Tuhan,
apa yang harus kau lakukan?
•Bersyukurlah pada Tuhan
atas berkat dan pertolonganNya
dalam hidupmu.
Kiranya ibadah dan persembahan
yang kau berikan dapat berkenan
di hati Tuhan.
Mari kita terus belajar dan
bertumbuh dalam Kristus