Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Sabtu, 3 September 2022

Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Sabtu, 03 September 2022


2 Samuel 11

Daud dan Batsyeba


Apakah Anda masih mengingat doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus di dalam sebuah kalimat, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”


Siapakah yang seringkali membawa kita ke dalam pencobaan? Seringkali diri sendiri, karena kita sendiri yang menghendaki sesuatu sehingga kita berada di dalam pencobaan.


Disitulah kita berdoa kepada Tuhan, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan” artinya, “Tuhan saya tidak mampu.” Oleh karena itu, biarlah Tuhan yang mengendalikan hidup Anda.


Walau seseorang selalu menang di dalam peperangan dan memiliki kekuasaan yang besar, tidak berarti apa-apa dalam kaitan penguasaan dirinya.


Amsal 16:32

Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.


Orang yang menguasai diri melebihi orang yang merebut kota, artinya menguasai diri jauh lebih sulit daripada merebut sebuah kota.


Musuh yang terbesar dalam hidup kita adalah diri kita sendiri, tidak ada yang dapat merusak diri kita tanpa kita sendiri menginginkannya.


Namun, kesadaran akan hal ini tidak mencegah manusia untuk tidak dikuasai oleh hawa nafsunya.


Oleh karena itu, betapa pentingnya kita percaya kepada Tuhan Yesus. Ia memberikan Roh Kudus di dalam hati kita, agar kita yang hidup di dalam nya menang atas diri kita sendiri.


2 Samuel 11


1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.


2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.


3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu."


4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.


5 Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku mengandung."


6 Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: "Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku." Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud.


7 Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang.


8 Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja.


9 Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya.


10 Diberitahukan kepada Daud, demikian: "Uria tidak pergi ke rumahnya." Lalu berkatalah Daud kepada Uria: "Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?"


11 Tetapi Uria berkata kepada Daud: "Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!"


12 Kata Daud kepada Uria: "Tinggallah hari ini di sini. Besok aku akan melepas engkau pergi." Jadi Uria tinggal di Yerusalem pada hari itu. Keesokan harinya


13 Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya.


14 Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria.


15 Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati."


16 Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa.


17 Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.


18 Kemudian Yoab menyuruh orang memberitahukan kepada Daud jalannya pertempuran itu.


19 Ia memerintahkan kepada suruhan itu, demikian: "Jika engkau sudah selesai mengabarkan jalannya pertempuran itu kepada raja,


20 dan jikalau raja menjadi geram dan berkata kepadamu: Mengapa kamu demikian dekat ke kota itu untuk berperang? Tidakkah kamu tahu, bahwa orang akan memanah dari atas tembok?

21 Siapakah yang menewaskan Abimelekh bin Yerubeset? Bukankah seorang perempuan menimpakan batu kilangan kepadanya dari atas tembok, sehingga ia mati di Tebes? Mengapa kamu demikian dekat ke tembok itu? --maka haruslah engkau berkata: Juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati."

22 Lalu pergilah suruhan itu dan sesampainya ia memberitahukan kepada Daud segala yang diperintahkan Yoab kepadanya.


23 Suruhan itu berkata kepada Daud: "Orang-orang itu lebih kuat dari pada kami dan keluar menyerang kami di padang. Tetapi kami mendesak mereka kembali sampai ke lobang pintu gerbang.


24 Pada waktu itu pemanah-pemanah menembak kepada hamba-hambamu dari atas tembok, sehingga beberapa dari hamba raja mati; juga hambamu Uria, orang Het itu, sudah mati."


25 Kemudian berkatalah Daud kepada suruhan itu: "Beginilah kaukatakan kepada Yoab: Janganlah sebal hatimu karena perkara ini, sebab sudah biasa pedang makan orang ini atau orang itu. Sebab itu perhebatlah seranganmu terhadap kota itu dan runtuhkanlah itu. Demikianlah kau harus kuatkan hatinya!"


26 Ketika didengar isteri Uria, bahwa Uria, suaminya, sudah mati, maka merataplah ia karena kematian suaminya itu.


27 Setelah lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN.


Raja Daud dikisahkan dalam 2 Samuel pasal 8 – 10 adalah seorang superior di atas musuh-musuhnya, mereka semua gentar terhadap dia.


Dikatakan bahwa mereka mengadakan perdamaian dengan bangsa Israel. Namun, apa yang dikisahkan dalam bagian firman Tuhan ini, raja Daud kalah dengan hawa nafsunya sendiri.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Jangan anggap remeh apa yang diingini hati, sebab jika tidak terkendali maka kita dapat dikuasainya.


2 Samuel 11:1-5

1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.


2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.


3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu."


4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.


5 Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku mengandung."


Raja-raja di awal/pergantian tahun pada jaman itu adalah masa berperang, demikian juga dengan bangsa Israel.


Raja Daud mengatur pasukannya untuk berperang, tetapi Daud tidak ikut berperang dan tetap berada di ibukota, Yerusalem.


Disinilah peristiwa terjadi, Daud melihat seorang wanita sedang mandi dari atas sotoh rumahnya. Ketika membaca kisah ini, kita melihat tahapan yang dilakukan oleh Daud, seharusnya dia waspada untuk tidak terpuruk ke tahapan lebih lanjut.


Tahapan pertama adalah raja Daud memandang atau melihat, tetapi kemudian dia bertanya siapa itu, kemudian dia meminta untuk memanggilnya.


Dari peristiwa ini kita belajar bahwa raja Daud menganggap remeh apa yang disebut mengingini, ketika kita melakukan hal itu, maka kita akan dikuasai olehnya.


Mengingini adalah sesuatu yang terjadi di dalam diri kita, merespon sesuatu apa yang kita lihat atau dengar.


Jika kita menganggap remeh, maka keinginan itu menjadi tuan atas hidup kita, dan dia lah yang memerintah kita.


Bagaimana Daud memandang seorang wanita mandi lalu membiarkan keinginan itu sehingga keinginan itulah yang menjadi tuan atas dirinya.


Membuat Daud bertanya tentang siapa wanita itu, lalu minta untuk dipanggilkan, lalu Daud tidur dengannya.


Tidak heran, dalam 10 perintah Allah yang ke-10, Allah memberikan peringatan dan larangan, yaitu jangan mengingini milik orang lain.


Keinginan dalam hati atau batin dapat menjadi jerat dalam hidup kita, dapat membinasakan kita. Ada banyak keinginan di dalam hati dan batin kita.


Sebagai orang percaya, Anda dan saya harus menjadi tuan atas keinginan, sehingga keinginan yang sifatnya kedagingan tidak akan menguasai dan membinasakan kita.


Raja Daud seorang yang gagah perkasa, yang menang di dalam berbagai peperangan, seorang raja yang berkuasa atas Israel, yang sangat berpengaruh.


Tapi dia kalah karena dia menganggap remeh apa yang disebut dengan mengingini dan dia sendiri telah hidup tidak berkenan kepada Tuhan.


Marilah kita berjaga-jaga dengan apa yang disebut dengan mengingini, jika hal itu telah terbersit dalam hatimu, maka kita harus berjaga-jaga.


Engkau harus menjadi tuan atas keinginanmu, jikalau tidak, keinginanmu menjadi tuan atas hidupmu.


2. Hidup berpusat pada kepentingan diri sendiri membuat seseorang “buta”, tidak dapat membedakan manakah yang baik atau buruk, benar atau salah.


2 Samuel 11:7-11

7 Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang.


8 Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja.


9 Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya.


10 Diberitahukan kepada Daud, demikian: "Uria tidak pergi ke rumahnya." Lalu berkatalah Daud kepada Uria: "Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?"


11 Tetapi Uria berkata kepada Daud: "Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!"


Membaca apa yang dikatakan Uria orang Het ini, saya yakin Anda kagum akan orang ini. Kita bisa mengatakan orang ini luar biasa, seorang tentara yang setia dan pemberani, tidak mencari kepentingan diri sendiri.


Dia lebih mementingkan tuannya, raja Daud, mementingkan panglima perang nya, mementingkan tabut Tuhan, mementingkan bangsa nya. Dia tidak rela ketika bangsa nya sedang berperang, dia hidup bersantai-santai.


Sangat disayangkan raja Daud menjadi seorang yang buta kepada kesetiaan dan kepatriotan daripada seorang Uria, karena raja Daud dihinggapi kekuatan baru dalam hidupnya, yaitu kepentingan diri sendiri.


Sehingga raja Daud bukannya memberikan apresiasi, menaikkan pangkat Uria, memberikan kepercayaan lebih kepadanya, tapi raja Daud membunuhnya melalui tangan orang lain.


Sebuah peringatan yang sangat keras bagi kita, kepentingan diri sendiri dapat membutakan mata kita sehingga tidak dapat bisa membedakan manakah yang baik dan yang buruk, mana yang benar dan salah, semua atas nama kepentingan diri sendiri.


Kita tidak pernah dapat melihat kehendak Tuhan dalam hidup kita jika kita masih hidup untuk kepentingan diri kita sendiri.


Kita tidak pernah bisa melihat hal-hal yang luhur, yang mulia, yang baik dan menjadi berkat ketika kita hidup berpusat pada keuntungan dan kemuliaan diri sendiri atau pada apa yang kita inginkan.


Janganlah menjadi orang yang buta dan janganlah menjadi orang yang mencari kepentingan diri sendiri, jadilah orang yang celik sehingga Engkau tahu apa yang baik, apa yang berkenan kepada Tuhan dan menjadi kehendak Tuhan.


Hati yang celik menjadi hati yang bijaksana adalah pemberian Tuhan, pekerjaan Roh Kudus di dalam hidup kita.


Oleh karena itu, mari kita serahkan hidup kita kepada Tuhan supaya Dia mencelikkan mata kita, bisa melihat hal-hal yang menyatakan kemuliaan, kebenaran, keadilan dan kebaikan Tuhan.


Kepentingan diri sendiri dapat merusak diri kita, lebih daripada itu dapat menjadikan kita orang Kristen yang mempermalukan nama Tuhan dan tidak pernah bisa menjadi berkat bagi orang lain.


Jadilah orang-orang percaya yang selalu mementingkan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri kita sendiri.


Selalu mengutamakan, menjadi berguna dan menjadi berkat bagi orang lain, bahkan menguntungkan orang lain daripada mencari keuntungan sendiri.


Doakan dan renungkan.


* Hidup berpusat pada kepentingan diri sendiri membuat seseorang “buta”, tidak dapat membedakan manakah yang baik atau buruk, benar atau salah.


* Kita harus menjadi tuan atas keinginan kita, agar keinginan yang sifatnya kedagingan tidak menguasai bahkan membinasakan kita.


Janganlah Menginginkan Milik Orang Lain