Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis, 11 Agustus 2022

Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Kamis, 11 Agustus 2022


1 Samuel 26

Untuk kedua kalinya Daud membiarkan Saul hidup.


Hal yang seharusnya kita rindukan adalah melakukan kehendak Tuhan. Namun, bagaimana cara kita untuk mengenal kehendak Tuhan?


Mengenal kehendak Tuhan dapat dilakukan dengan cara kita bertumbuh di dalam batiniah dan cara berpikir yang dipengaruhi oleh firman Tuhan.


Disitulah kita bisa mengenal kehendak Tuhan dalam setiap langkah di hidup kita.


Ada begitu banyak orang Kristen yang mengasosiakan bahwa jika sesuatu berjalan lancar, maka itulah kehendak Tuhan.


Segala sesuatu yang berjalan lancar sesuai apa yang dipikirkan sering kita anggap sebagai kehendak Tuhan.


Sehingga kita berpikir kalau hal tersebut merupakan kehendak Tuhan maka terkonfirmasi sebagai tanda persetujuan Tuhan.


Apakah dasar yang membuat hal itu menjadi persetujuan Tuhan? Kita harus berhati-hati dengan penilaian subjektif yang mengatasnamakan persetujuan atau kehendak Tuhan.


Iblis juga dapat melancarkan apa yang kita perbuat atau bertindak seperti malaikat terang.


1 Samuel 26:1-25


1 Datanglah orang Zif kepada Saul di Gibea serta berkata: "Daud menyembunyikan diri di bukit Hakhila di padang belantara."


2 Lalu berkemaslah Saul dan turun ke padang gurun Zif dengan tiga ribu orang yang terpilih dari orang Israel untuk mencari Daud di padang gurun Zif.


3 Berkemahlah Saul di bukit Hakhila yang di tepi jalan di padang belantara, sedang Daud tinggal di padang gurun. Ketika diketahui Daud, bahwa Saul datang mengikuti dia ke padang gurun,


4 disuruhnyalah pengintai-pengintai, maka diketahuinyalah, bahwa Saul benar-benar datang.


5 Berkemaslah Daud, lalu sampai ke tempat Saul berkemah. Waktu Daud melihat tempat Saul berbaring dengan Abner bin Ner, panglima tentaranya, — Saul berbaring di tengah-tengah perkemahan, sedang rakyat berkemah sekelilingnya —


6 berbicaralah Daud kepada Ahimelekh, orang Het itu, dan kepada Abisai, anak Zeruya, saudara Yoab, katanya: "Siapa turun bersama-sama dengan aku kepada Saul ke tempat perkemahan itu?" Jawab Abisai: "Aku turun bersama-sama dengan engkau."


7 Datanglah Daud dengan Abisai kepada rakyat itu pada waktu malam, dan tampaklah di sana Saul berbaring tidur di tengah-tengah perkemahan, dengan tombaknya terpancung di tanah pada sebelah kepalanya, sedang Abner dan rakyat itu berbaring sekelilingnya.


8 Lalu berkatalah Abisai kepada Daud: "Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, oleh sebab itu izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini, dengan satu tikaman saja, tidak usah dia kutancapkan dua kali."


9 Tetapi kata Daud kepada Abisai: "Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?"


10 Lagi kata Daud: "Demi TUHAN yang hidup, niscaya TUHAN akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana.


11 Kiranya TUHAN menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi TUHAN. Ambillah sekarang tombak yang ada di sebelah kepalanya dan kendi itu, dan marilah kita pergi."


12 Kemudian Daud mengambil tombak dan kendi itu dari sebelah kepala Saul, lalu mereka pergi. Tidak ada yang melihatnya, tidak ada yang mengetahuinya, tidak ada yang terbangun, sebab sekaliannya tidur, karena TUHAN membuat mereka tidur nyenyak.


13 Setelah Daud sampai ke seberang, berdirilah ia jauh-jauh di puncak gunung, sehingga ada jarak yang besar antara mereka.


14 Dan berserulah Daud kepada tentara itu dan kepada Abner bin Ner, katanya: "Tidakkah engkau menjawab, Abner?" Maka jawab Abner, katanya: "Siapakah engkau ini yang berseru-seru kepada raja?"


15 Kemudian berkatalah Daud kepada Abner: "Apakah engkau ini bukan laki-laki? Siapakah yang seperti engkau di antara orang Israel? Mengapa engkau tidak mengawal tuanmu raja? Sebab ada seorang dari rakyat yang datang untuk memusnahkan raja, tuanmu itu.


16 Tidak baik hal yang kauperbuat itu. Demi TUHAN yang hidup, kamu ini harus mati, karena kamu tidak mengawal tuanmu, orang yang diurapi TUHAN itu. Sekarang, lihatlah, di mana tombak raja dan kendi yang ada di sebelah kepalanya?"


17 Saul mengenal suara Daud, lalu ia berkata: "Suaramukah itu, anakku Daud?" Jawab Daud: "Suaraku, tuanku raja."


18 Lalu berkatalah ia: "Mengapa pula tuanku mengejar hambanya ini? Apa yang telah kuperbuat? Apakah kejahatan yang melekat pada tanganku?


19 Oleh sebab itu, kiranya tuanku raja mendengarkan perkataan hambanya ini. Jika TUHAN yang membujuk engkau melawan aku, maka biarlah Ia mencium bau korban persembahan; tetapi jika itu anak-anak manusia, terkutuklah mereka di hadapan TUHAN, karena mereka sekarang mengusir aku, sehingga aku tidak mendapat bagian dari pada milik TUHAN, dengan berkata: Pergilah, beribadahlah kepada allah lain.


20 Sebab itu, janganlah kiranya darahku tertumpah ke tanah, jauh dari hadapan TUHAN. Sebab raja Israel keluar untuk mencabut nyawaku, seperti orang memburu seekor ayam hutan di gunung-gunung."


21 Lalu berkatalah Saul: "Aku telah berbuat dosa, pulanglah, anakku Daud, sebab aku tidak akan berbuat jahat lagi kepadamu, karena nyawaku pada hari ini berharga di matamu. Sesungguhnya, perbuatanku itu bodoh dan aku sesat sama sekali."


22 Tetapi Daud menjawab: "Inilah tombak itu, ya tuanku raja! Baiklah salah seorang dari orang-orangmu menyeberang untuk mengambilnya.


23 TUHAN akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab TUHAN menyerahkan engkau pada hari ini ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi TUHAN.


24 Dan sesungguhnya, seperti nyawamu pada hari ini berharga di mataku, demikianlah hendaknya nyawaku berharga di mata TUHAN, dan hendaknya Ia melepaskan aku dari segala kesusahan."


25 Lalu berkatalah Saul kepada Daud: "Diberkatilah kiranya engkau, anakku Daud. Apa jua pun yang kauperbuat, pastilah engkau sanggup melakukannya." Lalu pergilah Daud meneruskan perjalanannya dan pulanglah Saul ke tempatnya.

Kisah diatas menceritakan bahwa Daud melewatkan kesempatan keduanya untuk membunuh Saul. Pengikut Daud sudah yakin bahwa ini adalah kehendak Tuhan, tetapi Daud tidak melakukannya.


Pesan firman Tuhan bagi kita:


1. Kehendak Tuhan tidak selalu dapat diukur dengan seberapa banyak kesempatan yang datang.


1 Samuel 26:7-9


7 Datanglah Daud dengan Abisai kepada rakyat itu pada waktu malam, dan tampaklah di sana Saul berbaring tidur di tengah-tengah perkemahan, dengan tombaknya terpancung di tanah pada sebelah kepalanya, sedang Abner dan rakyat itu berbaring sekelilingnya.


8 Lalu berkatalah Abisai kepada Daud: "Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, oleh sebab itu izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini, dengan satu tikaman saja, tidak usah dia kutancapkan dua kali."


9 Tetapi kata Daud kepada Abisai: "Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?"


Daud bisa saja menyimpulkan jika Tuhan ingin dia untuk membunuh Saul, karena Tuhan sudah memberikan kesempatan kedua untuk membunuh Saul dengan mudah.


Namun, Daud tidak berpikir seperti itu. Daud tidak melihat setiap kesempatan itu sebagai kehendak Tuhan.


Daud memiliki prinsip dan nilai-nilai rohani dalam kehidupannya karena dia takut akan Tuhan. Ada kesempatan kedua yang datang kepada Daud untuk membunuh Saul, tetapi Daud tidak mau menjamah dan melukai orang yang diurapi Tuhan.


Prinsip kebenaran itulah menjadi pegangan dan panduan bagi kita untuk mengenal kehendak Tuhan.


Ada banyak faktor yang memberikan indikasi dan membuatnya seakan-akan bahwa itu adalah kehendak Tuhan.


Kita harus memiliki sitem nilai kerajaan Allah di dalam pikiran kita dan dipengaruhi oleh firman Allah untuk menopang kita.


Jika tidak, maka kita akan berada di kondisi yang terombang-ambing seolah Tuhan setuju padahal semuanya hanya penilaian subjektif saja.


Kesempatan yang muncul di dalam hidup kita tidak selalu menjadi persetujuan Tuhan, karena kita bisa tertipu dengan dunia ini.


Kita perlu memegang kebenaran firman Allah agar tidak salah langka dan salah menilai. Jikat kita tidak memgang kebenaran-Nya, maka hidup kita akan seperti kapal laut yang terombang ambing dan akan karam.


Mari kita waspada dengan selalu dipengaruhi firman Tuhan dan memegang kebenaran rohani dari firman-Nya.


2. Kesadaran bahwa kita tidak dapat mengatasi permasalahan kita tanpa Tuhan menolong, maka sepatutnyalah kita bergantung kepada Tuhan.


1 Samuel 26:23-24


23 TUHAN akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab TUHAN menyerahkan engkau pada hari ini ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi TUHAN.


24 Dan sesungguhnya, seperti nyawamu pada hari ini berharga di mataku, demikianlah hendaknya nyawaku berharga di mata TUHAN, dan hendaknya Ia melepaskan aku dari segala kesusahan."


Daud adalah seorang yang cerdas, penuh strategi, pemberani, dan bukan seorang yang amatir dalam bertempur.


Dia memiliki kerberhasilan, tetapi dia mengakui bahwa nyawanya tidak dapat dilindungi dengan kekuatannya sendiri. Oleh karena itu, dia berkata: "Biarlah hidupnya berharga di mata Tuhan."


Jikalau dia masih bisa hidup, itu semata-mata hanya karena kemurahan dan anugerah Tuhan. Daud bisa lepas dari kejaran raja Saul itu semua karena dia berharga di mata Tuhan.


Jangan pernah menganggap remeh akan pemeliharaan Tuhan di hidup kita. Jangan berpikir jika hari ini kita berhasil maka itu semua karena kehebatan kita dan kita bisa hidup atas kemauan kita.


Ingatlah, dalam setiap perkara di hidup kita selalu ada Tuhan. Kita tidak bisa melihat-Nya, tetapi Dia selalu memelihara kita seperti biji mata-Nya.


Dalam segala pergumulan, dia akan menjaga dan membukakan pintu bagi kita. Dia selalu menguatkan, menghibur, dan membela hidup kita.


Orang percaya yang bijak adalah orang yang hidupnya selalu bergantung kepada Tuhan dan mengakui bahwa tanpa Tuhan dia akan berada di dalam kondisi yang berbahaya.

Marilah bergantung kepada Tuhan di dalam segala aspek kehidupan kita.


Doakan dan renungkan


* Ditengah kesusahan yang menyesakan akibat kejaran Saul, Daud tetap percaya bahwa TUHAN akan membalas kebenaran dan kesetiaannya.


* Ingatlah, dalam setiap perkara di hidup kita selalu ada Tuhan. Kita tidak bisa melihat-Nya, tetapi Dia selalu memelihara kita seperti biji mata-Nya.


Hidup Kita Berharga Di MataNya