Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Sabtu, 6 Agustus 2022

Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku 

RENUNGAN HARIAN 

GKY MANGGA BESAR 

Sabtu, 6 Agustus 2022 


1 Samuel 22

Daud di Gua Adulam; Para Imam di Nob dibunuh


Apakah yang sangat dibutuhkan dalam hidup kita supaya kita bisa hidup produktif, menjadi berkat, bahkan potensi-potensi kita bisa dikembangkan secara optimal?


Ada satu hal yang sangat berharga untuk hal itu, yaitu damai sejahtera dalam jiwa kita.


Tuhan Yesus berkata “Damai Sejahtera Ku, Ku berikan kepadamu yang tidak dapat diberikan dunia ini. Oleh karena itu, mari kita hidup di dalam Kristus dan kita mengalami damai sejahtera itu.


Dari masa ke masa kita menyaksikan banyak orang yang tidak berkaitan menjadi korban dari orang yang bermasalah pada dirinya.


Sebagai contoh, di awal mula manusia kita melihat Kain membunuh Habel, bukan karena Habel bersalah terhadap Kain atau menyakiti hati Kain, tetapi Kain sendiri bermasalah di dalam dirinya.


Pada masa kini kita menyaksikan ada orang dengan membabi buta menembaki orang-orang yang tidak ada urusan dengan dirinya, seperti anak-anak sekolah, orang yang sedang berbelanja dan banyak lagi yang lainnya.


Melalui kisah dalam Alkitab dan kasus-kasus yang terjadi sampai hari ini, maka kita menyadarai betapa pentingnya memiliki kesehatan batin dalam jiwa kita.


Bicara kesehatan batin, seringkali kita kaitkan dengan psikologi, tetapi hal yang sangat penting melampaui psikologi adalah relasi dengan Tuhan, sebuah pondasi yang sangat kokoh bagi jiwa kita.


1 Samuel 22


1 Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam. Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia.


2 Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.


3 Dari sana Daud pergi ke Mizpa di Moab dan berkata kepada raja negeri Moab: "Izinkanlah ayahku dan ibuku tinggal padamu, sampai aku tahu, apa yang dilakukan Allah kepadaku."

4 Lalu diantarkannyalah mereka kepada raja negeri Moab, dan mereka tinggal bersama dia selama Daud ada di kubu gunung.


5 Tetapi Gad, nabi itu, berkata kepada Daud: "Janganlah tinggal di kubu gunung itu, pergilah dan pulanglah ke tanah Yehuda." Lalu pergilah Daud dan masuk ke hutan Keret.


6 Hal itu terdengar oleh Saul, sebab Daud dan orang-orang yang bersama-sama dengan dia telah diketahui tempatnya. Adapun Saul ada di Gibea, sedang duduk di bawah pohon tamariska di bukit, dengan tombaknya di tangan dan semua pegawainya berdiri di dekatnya.


7 Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya yang berdiri di dekatnya: "Cobalah dengar, ya orang-orang Benyamin! Apakah anak Isai itu juga akan memberikan kepada kamu sekalian ladang dan kebun anggur, apakah ia akan mengangkat kamu sekalian menjadi kepala atas pasukan seribu dan atas pasukan seratus,.


8 sehingga kamu sekalian mengadakan persepakatan melawan aku dan tidak ada seorangpun yang menyatakan kepadaku, bahwa anakku mengikat diri dengan anak Isai itu? Tidak ada seorangpun dari kamu yang cemas karena aku, atau yang menyatakan kepadaku, bahwa anakku telah menghasut pegawaiku melawan aku menjadi penghadang seperti sekarang ini."


9 Lalu menjawablah Doeg, orang Edom itu, yang berdiri dekat para pegawai Saul, katanya: "Telah kulihat, bahwa anak Isai itu datang ke Nob, kepada Ahimelekh bin Ahitub.


10 Ia menanyakan TUHAN bagi Daud dan memberikan bekal kepadanya; juga pedang Goliat, orang Filistin itu, diberikannya kepadanya."


11 Lalu raja menyuruh memanggil Ahimelekh bin Ahitub, imam itu, bersama-sama dengan seluruh keluarganya, para imam yang di Nob; dan datanglah sekaliannya menghadap raja.


12 Kata Saul: "Cobalah dengar, ya anak Ahitub!" Jawabnya: "Ya, tuanku."


13 Kemudian bertanyalah Saul kepadanya: "Mengapa kamu mengadakan persepakatan melawan aku, engkau dengan anak Isai itu, dengan memberikan roti dan pedang kepadanya, menanyakan Allah baginya, sehingga ia bangkit melawan aku menjadi penghadang seperti sekarang ini?"


14 Lalu Ahimelekh menjawab raja: "Tetapi siapakah di antara segala pegawaimu yang dapat dipercaya seperti Daud, apalagi ia menantu raja dan kepala para pengawalmu, dan dihormati dalam rumahmu?


15 Bukan ini pertama kali aku menanyakan Allah bagi dia. Sekali-kali tidak! Janganlah kiranya raja melontarkan tuduhan kepada hambamu ini, bahkan kepada seluruh keluargaku, sebab hambamu ini tidak tahu apa-apa tentang semuanya itu, baik tentang perkara kecil maupun perkara besar."


16 Tetapi raja berkata: "Engkau mesti dibunuh, Ahimelekh, engkau dan seluruh keluargamu."


17 Lalu raja memerintahkan kepada bentara yang berdiri di dekatnya: "Majulah dan bunuhlah para imam TUHAN itu sebab mereka membantu Daud; sebab walaupun mereka tahu, bahwa ia melarikan diri, mereka tidak memberitahukan hal itu kepadaku." Tetapi para pegawai raja tidak mau mengangkat tangannya untuk memarang imam-imam TUHAN itu.


18 Lalu berkatalah raja kepada Doeg: "Majulah engkau dan paranglah para imam itu." Maka majulah Doeg, orang Edom itu, lalu memarang para imam itu. Ia membunuh pada hari itu delapan puluh lima orang, yang memakai baju efod dari kain lenan.


19 Juga penduduk Nob, kota imam itu, dibunuh raja dengan mata pedang; laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak yang menyusu, pula lembu, keledai dan domba dibunuhnya dengan mata pedang.


20 Tetapi seorang anak Ahimelekh bin Ahitub, namanya Abyatar luput; ia melarikan diri menjadi pengikut Daud.


21 Ketika Abyatar memberitahukan kepada Daud, bahwa Saul telah membunuh para imam TUHAN,


22 berkatalah Daud kepada Abyatar: "Memang pada hari itu juga ketika Doeg, orang Edom itu, ada di sana, aku telah tahu, bahwa pasti ia akan memberitahukannya kepada Saul. Akulah sebab utama dari pada kematian seluruh keluargamu.


23 Tinggallah padaku, janganlah takut; sebab siapa yang ingin mencabut nyawamu, ia juga ingin mencabut nyawaku; di dekatku engkau aman."


Raja Saul benar-benar tertekan jiwanya, bukan karena ada orang yang hendak menekan dia, tetapi dia yang menekan dirinya sendiri.


Benarlah, peperangan yang paling dahsyat adalah peperangan dalam batin seseorang, peperangan yang tidak kunjung selesai di dalam batin Saul berakibat fatal.


Bukan bagi pengkhianat-pengkhianat, tetapi bagi orang-orang yang setia kepadanya seperti Ahimelekh.


Tuhan telah mengatakan tentang penghukuman kepada keturunan imam Eli dan kita ketahui Ahimelekh adalah keturunan imam Eli, tetapi apa yang dilakukan raja Saul adalah murni sebuah kejahatan yangextraordinary/luar biasa.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Jiwa seorang yang tidak merasa aman akan berimbas kepada relasinya dengan orang lain.


1 Samuel 22:6-8

6 Hal itu terdengar oleh Saul, sebab Daud dan orang-orang yang bersama-sama dengan dia telah diketahui tempatnya. Adapun Saul ada di Gibea, sedang duduk di bawah pohon tamariska di bukit, dengan tombaknya di tangan dan semua pegawainya berdiri di dekatnya.


7 Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya yang berdiri di dekatnya: "Cobalah dengar, ya orang-orang Benyamin! Apakah anak Isai itu juga akan memberikan kepada kamu sekalian ladang dan kebun anggur, apakah ia akan mengangkat kamu sekalian menjadi kepala atas pasukan seribu dan atas pasukan seratus,.


8 sehingga kamu sekalian mengadakan persepakatan melawan aku dan tidak ada seorangpun yang menyatakan kepadaku, bahwa anakku mengikat diri dengan anak Isai itu? Tidak ada seorangpun dari kamu yang cemas karena aku, atau yang menyatakan kepadaku, bahwa anakku telah menghasut pegawaiku melawan aku menjadi penghadang seperti sekarang ini."


Sangat memprihatinkan kondisi jiwa Saul, ia mengatakan bahwa tidak ada seorangpun dari orang-orang di dekatnya yang cemas karena dia.


Pegawai-pegawai Saul tidak mencemaskan nyawa Saul karena memang tidak ada seorang pun mengancam nyawa-nya, bagaimana mereka bisa mencemaskan Saul?


Sebaliknya, mereka mencemaskan nyawa Daud karena Saul memburu Daud meskipun Daud tidak berbuat jahat kepadanya.


Apakah akar permasalahan dari Saul? Saul tidak diancam oleh siapapun, dia seorang raja yang aman, tetapi jiwanya tidak menemukan rasa aman.


Akibat dia tidak mempunyai rasa aman tersebut, dia merasa orang-orang sekitarnya merupakan ancaman baginya.


Pertama, dia merasa Daud menjadi ancaman baginya, kemudian pegawai-pegawai di istananya, lalu Yonatan juga di anggap sebagai ancaman bagi dia.


Bahkan imam-imam yang ada di kota Nob termasuk Ahimelekh sebagai ancaman bagi dia, juga penduduk kota Nob dibunuh semua karena dianggap ancaman baginya.


Betapa berbahaya-nya jiwa yang tidak punya rasa aman. Satu orang saja bisa mengancam banyak orang.


Orang-orang yang setia seperti: keluarga, suami atau istri, anak-anak, orang-orang yang membela dia, di anggap sebagai sebuah ancaman.


Betapa bersyukur kita memiliki Tuhan Yesus, Dia adalah batu karang yang teguh, tidak ada tempat yang lebih aman daripada berteduh kepada Dia, karena Dia mengerti kita.


Oleh karena itu, marilah kita menyadari betapa berbahaya ketika jiwamu dan jiwaku tidak memiliki rasa aman.


Rasa aman yang sejati waktu kita berada di bawah naungan salib Yesus Kristus. Oleh karena itu, bukalah hati mu, datanglah kepada Dia dan Engkau akan mengalami damai sejahtera.


Ketahuilah bahwa hidup Anda akan menjadi efektif ketika Anda tahu ada tempat perlindungan yang kokoh di dalam jiwamu.


Bukan orang lain, bukan diri mu, hartamu, kekuatanmu, singgasana mu, tetapi Raja di atas segala raja,the Prince of peace, Raja damai yang bertahta di dalam hatimu.



2. Tidak menguasai diri seringkali berakar dari hati yang tidak takut akan Tuhan.


1 Samuel 22:16-19

16 Tetapi raja berkata: "Engkau mesti dibunuh, Ahimelekh, engkau dan seluruh keluargamu."


17 Lalu raja memerintahkan kepada bentara yang berdiri di dekatnya: "Majulah dan bunuhlah para imam TUHAN itu sebab mereka membantu Daud; sebab walaupun mereka tahu, bahwa ia melarikan diri, mereka tidak memberitahukan hal itu kepadaku." Tetapi para pegawai raja tidak mau mengangkat tangannya untuk memarang imam-imam TUHAN itu.


18 Lalu berkatalah raja kepada Doeg: "Majulah engkau dan paranglah para imam itu." Maka majulah Doeg, orang Edom itu, lalu memarang para imam itu. Ia membunuh pada hari itu delapan puluh lima orang, yang memakai baju efod dari kain lenan.


19 Juga penduduk Nob, kota imam itu, dibunuh raja dengan mata pedang; laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak yang menyusu, pula lembu, keledai dan domba dibunuhnya dengan mata pedang.


Apa yang dapat kita katakan tentang perbuatan Saul, kita bisa katakan Saul bermata gelap, tetapi yang pasti Saul tidak bisa menguasai diri. Saul menuding dengan begitu sembarangan.


Pertama dia menuding Daud sebagai penghadang, kemudian menuding Yonatan mereka-reka kan yang tidak baik baginya.


Ia menuding pegawai-pegawai istananya tidak membela Saul, terakhir menuding Ahimelekh sedang merekayasakan kejahatan bagi Saul, padahal Ahimelekh seorang imam yang setia kepada raja Saul.


Raja Saul telah berbuat dengan tidak menguasai dirinya, dia dikendalikan oleh hawa nafsunya, oleh pikirannya yang jahat, oleh hatinya yang begitu membenci orang-orang sekitarnya.


Darimana akar permasalahan raja Saul, Alkitab memberitahukan dengan jelas, Saul tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan.


Dari awal sekali kita mendapatkan Saul adalah seorang raja yang secara fisik lebih tinggi satu kepala daripada orang lain, tetapi dia adalah seorang yang tidak takut akan Tuhan, itu akar masalahnya.


Ketika seorang tidak takut akan Tuhan, siapakah yang dia takuti? Tidak ada. Dirinya menjadi seorang raja yang melakukan segala perkara menurut kemauan-nya sendiri.


Bukankah bangsa Israel juga demikian pada jaman Hakim-Hakim? Mereka berbuat seturut kehendaknya sendiri karena mereka tidak takut akan Tuhan.


Orang yang takut akan Tuhan dimana pun dia berada, Tuhanlah yang mengontrol hidupnya, dia tidak berani berbuat semena-mena kepada orang lain.


Ketika akan melakukan sesuatu, dia berhati-hati sekali, bahkan menanyakan kepada Tuhan.


Jika kita ingin menguasai diri, yang pertama dan terutama kita harus punya rasa takut akan Tuhan. Dimana pun Engkau berada, takut akan Tuhan akan memimpinmu.


Mazmur 111:10

Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.


Ketika Anda dan saya punya rasa takut akan Tuhan, kita diberikan hikmat oleh Tuhan, bahkan akal budi yang baik.


Marilah sebagai orang percaya kita takut akan Tuhan, dimana pun, apa pun, siapa pun yang kita jumpai, tetaplah jaga rasa takut akan Tuhan.


Doakan dan renungkan.


* Saul menuding pegawai-pegawai istana tidak membela dirinya, terakhir ia menuding Ahimelekh merekayasakan kejahatan, padahal Ahimelekh seorang imam yang setia kepadanya.


* Jiwa orang yang tidak merasa aman akan berimbas kepada relasinya dengan orang lain, bahkan dapat membahayakan orang lain.


Takut Akan Tuhan Membuat Jiwa Nyaman