Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Jumat, 5 Agustus 2022

Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Jumat, 5 Agustus 2022


1 Samuel 21

Daud di Nob


Kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan ada kalanya tidak sesuai dengan harapan dan prediksi kita.


Alkitab berkata bahwa “Firman Tuhan adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Artinya kita tidak bisa merenungkan firman Tuhan seminggu atau sebulan sekali apalagi tidak sama sekali, tapi harus setiap hari.


Firman Tuhan menerangi kaki kita, karena setiap saat kita memerlukan hikmat Tuhan untuk mengambil keputusan.


Situasi dan kondisi sering kali tidak dapat kita kendalikan, maka kita harus menghidupi kehidupan kita sebagai pengikut Kristus.


Adakalanya situasi dan kondisi tidaklah menguntungkan atau dapat disebut sebagai situasi dilema. Tentu kita harus ingat apa yang Tuhan Yesus pernah ajarkan kepada kita melalui Firman Tuhan.


Dia katakan bahwa kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.


Alkitab memberitahukan kita agar kita bergantung kepada Roh Kudus yang memberikan hikmat di dalam pelbagai situasi dan kondisi yang tidak bisa kita prediksi.


1 Samuel 21


1Sampailah Daud ke Nob kepada Ahimelekh, imam itu. Dengan gemetar Ahimelekh pergi menemui Daud dan berkata kepadanya: "Mengapa engkau seorang diri dan tidak ada orang bersama-sama dengan engkau?"


2 Jawab Daud kepada imam Ahimelekh: "Raja menugaskan sesuatu kepadaku, katanya kepadaku: Siapa pun juga tidak boleh mengetahui sesuatu dari hal yang kusuruh kepadamu dan yang kutugaskan kepadamu ini. Sebab itu orang-orangku telah kusuruh pergi ke suatu tempat.


3 Maka sekarang, apa yang ada padamu? Berikanlah kepadaku lima roti atau apa pun yang ada."


4 Lalu jawab imam itu kepada Daud: "Tidak ada roti biasa padaku, hanya roti kudus yang ada; asal saja orang-orangmu itu menjaga diri terhadap perempuan."


5 Daud menjawab imam itu, katanya kepadanya: "Memang, kami tidak diperbolehkan bergaul dengan perempuan, seperti sediakala apabila aku maju berperang. Tubuh orang-orangku itu tahir, sekalipun pada perjalanan biasa, apalagi pada hari ini, masing-masing mereka tahir tubuhnya."


6 Lalu imam itu memberikan kepadanya roti kudus itu, karena tidak ada roti di sana kecuali roti sajian; roti itu biasa diangkat orang dari hadapan TUHAN, supaya pada hari roti itu diambil, ditaruh lagi roti baru.


7 Maka pada hari itu juga ada di sana salah seorang pegawai Saul, yang dikhususkan melayani TUHAN; namanya Doeg, seorang Edom, pengawas atas gembala-gembala Saul.


8 Berkatalah Daud kepada Ahimelekh: "Tidak adakah padamu di sini tombak atau pedang? Sebab baik pedangku maupun senjataku, tidak dapat kubawa, karena perintah raja itu mendesak."


9 Kemudian berkatalah imam itu: "Pedang Goliat, orang Filistin, yang kaupukul kalah di Lembah Tarbantin, itulah yang ada di sini, terbungkus dalam kain di belakang efod itu. Jika engkau hendak mengambilnya, ambillah; yang lain tidak ada, hanya ini." Kata Daud: "Tidak ada yang seperti itu; berikanlah itu kepadaku."


10 Kemudian bersiaplah Daud dan larilah ia pada hari itu juga dari Saul; sampailah ia kepada Akhis, raja kota Gat.


11 Pegawai-pegawai Akhis berkata kepada tuannya: "Bukankah ini Daud raja negeri itu? Bukankah tentang dia orang-orang menyanyi berbalas-balasan sambil menari-nari, demikian: Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa?"


12 Daud memperhatikan perkataan itu, dan dia menjadi takut sekali kepada Akhis, raja kota Gat itu.


13 Sebab itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya.


14 Lalu berkatalah Akhis kepada para pegawainya: "Tidakkah kamu lihat, bahwa orang itu gila? Mengapa kamu membawa dia kepadaku?


15 Kekurangan orang gilakah aku, maka kamu bawa orang ini kepadaku supaya ia menunjukkan gilanya dekat aku? Patutkah orang yang demikian masuk ke rumahku?"


Daud lari dari ancaman Raja Saul dan dalam pelarian itu dia membutuhkan makanan. Dia berjumpa dengan Imam Ahimelek yang merupakan keturunan dari Imam Eli.


Ketika mereka bertemu, Daud tidak berkata benar tentang kondisi dirinya. Alkitab tidak mencatat apakah sebabnya dia berkata tidak benar atau berdusta.


Apakah mungkin Daud berpikir jikalau Ahimelekh tidak tahu alasannya maka Ahimelekh bisa luput dari ancaman Raja Saul.


Dibanding jikalau Ahimelekh mengetahui bahwa Saul membenci Daud lalu dia membela Daud, maka Saul akan berpikir Ahimelekh ada dipihak Daud.


Atau mungkin Daud sedang mengalami ketakutan begitu rupa sehingga dia sangat menyembunyikan semuanya itu. Bagaimana dia berlagak menjadi orang yang lupa ingatan ketika masuk ke kota Gad.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Kita dapat saja tidak berterus terang, namun kita tidak boleh berdusta.


1 Samuel 21:1-3
1 Sampailah Daud ke Nob kepada Ahimelekh, imam itu. Dengan gemetar Ahimelekh pergi menemui Daud dan berkata kepadanya: "Mengapa engkau seorang diri dan tidak ada orang bersama-sama dengan engkau?"


2 Jawab Daud kepada imam Ahimelekh: "Raja menugaskan sesuatu kepadaku, katanya kepadaku: Siapa pun juga tidak boleh mengetahui sesuatu dari hal yang kusuruh kepadamu dan yang kutugaskan kepadamu ini. Sebab itu orang-orangku telah kusuruh pergi ke suatu tempat.


3 Maka sekarang, apa yang ada padamu? Berikanlah kepadaku lima roti atau apa pun yang ada."


Daud mungkin merasa senang dalam hatinya saat berjumpa dengan Ahimelekh yang adalah seorang imam, seorang yang baik.


Dalam pelarian Daud yang sangat dibutuhkan adalah makanan. Ketika Daud berjumpa dengan Ahimelekh, tentu Ahimelekh gentar berjumpa dengan Daud, seorang yang mengalahkan Goliat.


Pedang Goliat ada di Ahimelekh. Dia sangat gentar apakah kedatangan Daud membawa kabar baik atau kabar buruk bagi Dia.


Ketika ditanyakan kepada Daud, Alkitab mencatat Daud berdusta. Daud tidak berkata benar.


Kita tidak selalu bisa berterus terang dalam segala hal, namun satu hal Tuhan selalu melarang kita untuk berdusta.


Berdusta, tidak berkata benar, sangat dilarang oleh Tuhan. Daud bisa tidak berterus terang, tetapi Dia tidak boleh berdusta. Namun, di dalam segala ketakutannya, Daud berdusta.


Di dalam kehidupan kita ada kalanya menghadapi dilema. Jika kita berkata jujur kita mengetahui resikonya.


Kita tidak bisa berkata jujur tentang suatu hal karena kejujuran tersebut bisa menjadi gosip dan buah bibir di mana-mana.


Hal itu tidak patut menjadikan pendusta. Disitulah Tuhan Yesus berkata hendaklah engkau cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.


Memang tidak mudah menghadapi dilema, saat kita tidak mau merugikan orang lain. Tetapi Tuhan juga memberitahu kepada kita jangan sampai kita berdusta.


Kita boleh tidak terbuka, dan hal tersebut tidak berarti kita berdusta.


Daud tidak harus menceritakan segala hal. Tetapi Daud salah langkah dengan berdusta, dia mengatakan bahwa dia sedang pergi ke suatu tempat melaksanakan perintah Saul.


Mari kita menjadi orang Kristen yang penuh hikmat Roh Kudus sehingga apa yang kita katakan adalah benar meski kita tidak menyatakan semua hal.


Karena keterbukaan yang sepenuhnya dapat menjadikan situasi dan kondisi tidak kondusif.


Kiranya hikmat Roh Kudus menolong kita.


2. Tuhan menghendaki kita berbelas kasihan kepada orang yang membutuhkan.


1 Samuel 21:4-6

4 Lalu jawab imam itu kepada Daud: "Tidak ada roti biasa padaku, hanya roti kudus yang ada; asal saja orang-orangmu itu menjaga diri terhadap perempuan."


5 Daud menjawab imam itu, katanya kepadanya: "Memang, kami tidak diperbolehkan bergaul dengan perempuan, seperti sediakala apabila aku maju berperang. Tubuh orang-orangku itu tahir, sekalipun pada perjalanan biasa, apalagi pada hari ini, masing-masing mereka tahir tubuhnya."


6 Lalu imam itu memberikan kepadanya roti kudus itu, karena tidak ada roti di sana kecuali roti sajian; roti itu biasa diangkat orang dari hadapan TUHAN, supaya pada hari roti itu diambil, ditaruh lagi roti baru.


Alkitab mencatat dengan jelas tidak ada roti lain kecuali roti sajian. Tidak ada pilihan roti lain bagi Ahimelekh.


Satu-satunya yang ada adalah roti sajian untuk keperluan para imam dan tidak boleh diberikan kepada non imam.


Tetapi bagaimana sikap Ahimelekh kepada Daud? Ahimelekh menyerahkan roti sajian kepada Daud dengan satu syarat bahwa Daud dan pengikutnya harus tahir.


Di sini kita melihat ada hal yang sifatnya prinsip dan ada yang sifatnya tidak prinsip. Yang prinsip ialah kesucian, yang tidak prinsip adalah makanan.


Jangan sampai kita terbalik. Dalam hal makanan kita begitu ketat menjaga prinsip tetapi kita tidak menjaga prinsip dalam hal kesucian.


Ahimelekh seorang imam yang bijaksana, dia tahu mana yang prinsip dan mana yang tidak prinsip.


Berbelas kasihan adalah hal yang prinsip bagi umat Tuhan, karena umat Tuhan adalah umat yang sudah mengalami belas kasihan dari Tuhan.


Soal roti bukanlah prinsip, kecuali masih ada roti lain yang dapat dibagikan maka Ahimelekh harus memberikan roti lain, tetapi Alkitab mencatat karena tidak ada roti di sana kecuali roti sajian.


Tuhan Yesus pernah berbicara bagaimana Ahimelekh memberikan roti kepada Daud dan Tuhan berkata dalam :


Matius 12 : 7

Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.


Mari berbelas kasihan kepada orang lain.


Doakan dan renungkan.

* Daud tidak perlu menceritakan segala hal padaAhimelekh. Tetapi Daud salah langkah dengan berdusta, dia mengatakan bahwa dia sedang pergi ke suatu tempat melaksanakan perintah Saul.


* Mari andalkan hikmat Roh Kudus agar apa yang kita katakan adalah benar, walau kita tidak menyatakan segala hal.


Singkat Tapi Jujur