Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Selasa, 2 Agustus 2022

Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Selasa, 2 Agustus 2022


1 Samuel 18

Daud dan Yonatan.


Kita harus mewaspadai bahwa hidup kita seringkali bukan dikejar oleh orang lain, melainkan oleh diri sendiri, karena hawa nafsu yang berada di dalam diri kita.


Ketika kita hidup dalam hawa nafsu, maka kita dikendalikan olehnya dan hidup kita menjadi tidak berarti. Oleh karena itu, mari kita taruh seluruh hidup kita dalam tangan Tuhan.


Kehidupan kita sangat rentan dari pengaruh-pengaruh dari luar diri kita. Namun, pengaruh-pengaruh itu menjadi dampak yang buruk dalam kehidupan kita, sangat dipengaruhi oleh kondisi batin kita.


Kita tidak dapat selalu mengatur apa yang terjadi di luar kita, tetapi kita mengetahui sebenarnya bagaimana kondisi batin kita.


Kondisi batin yang beriman kepada Tuhan merupakan kondisi yang aman dari efek samping dari pengaruh-pengaruh dari luar, baik terhadap emosi, pikiran maupun kemauan kita.


1 Samuel 18


1 Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri.


2 Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya.


3 Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri.


4 Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya.


5 Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul.


6 Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;


7 dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."


8 Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."


9 Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.


10 Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.


11 Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.


12 Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur.


13 Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara.


14 Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia.


15 Ketika dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya;


16 tetapi seluruh orang Israel dan orang Yehuda mengasihi Daud, karena ia memimpin segala gerakan mereka.


17 Berkatalah Saul kepada Daud: "Ini dia anakku perempuan yang tertua, Merab; dia akan kuberikan kepadamu menjadi isterimu, hanya jadilah bagiku seorang yang gagah perkasa dan lakukanlah perang TUHAN." Sebab pikir Saul: "Janganlah tanganku memukul dia, tetapi biarlah ia dipukul oleh tangan orang Filistin."


18 Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Siapakah aku dan siapakah sanak saudaraku, kaum ayahku, di antara orang Israel, sehingga aku menjadi menantu raja?"


19 Tetapi ketika tiba waktunya untuk memberikan Merab, anak Saul itu, kepada Daud, maka anak perempuan itu diberikan kepada Adriel, orang Mehola, menjadi isterinya.


20 Tetapi Mikhal, anak perempuan Saul, jatuh cinta kepada Daud; ketika hal itu diberitahukan kepada Saul, maka ia pun menyetujuinya;


21 sebab pikir Saul: "Baiklah Mikhal kuberikan kepadanya; biarlah ia menjadi jerat bagi Daud, dan biarlah tangan orang Filistin memukul dia!" Lalu berkatalah Saul kepada Daud untuk kedua kalinya: "Pada hari ini engkau boleh menjadi menantuku."


22 Lagi Saul memerintahkan kepada para pegawainya: "Katakanlah kepada Daud dengan diam-diam, demikian: Sesungguhnya, raja suka kepadamu dan para pegawainya mengasihi engkau; maka sebab itu, jadilah engkau menantu raja."


23 Lalu para pegawai Saul menyampaikan perkataan itu kepada Daud, tetapi Daud menjawab: "Perkara ringankah pada pemandanganmu menjadi menantu raja? Bukankah aku seorang yang miskin dan rendah?"


24 Para pegawai Saul memberitahukan kepada raja, katanya: "Demikianlah jawab yang diberi Daud."


25 Kemudian berkatalah Saul: "Beginilah kamu katakan kepada Daud: Raja tidak menghendaki mas kawin selain dari seratus kulit khatan orang Filistin sebagai pembalasan kepada musuh raja." Saul bermaksud untuk menjatuhkan Daud dengan perantaraan orang Filistin.


26 Ketika para pegawainya memberitahukan perkataan itu kepada Daud, maka setujulah Daud menjadi menantu raja. Waktunya belum genap,


27 tetapi Daud sudah bersiap, ia pergi dengan orang-orangnya dan menewaskan dari orang Filistin itu dua ratus orang serta membawa kulit khatan mereka; dan dalam jumlah yang genap diberikan merekalah semuanya itu kepada raja, supaya Daud menjadi menantu raja. Kemudian Saul memberikan Mikhal, anaknya, kepadanya menjadi isterinya.


28 Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud.


29 Maka makin takutlah Saul kepada Daud. Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya.


30 Apabila raja-raja orang Filistin maju berperang, setiap kali mereka maju berperang, maka Daud lebih berhasil dari semua pegawai Saul, sehingga namanya sangat masyhur.


Bagian ini mengisahkan bagaimana Daud bersahabat karib dengan Yonatan yang merupakan anak dari raja Saul.


Juga dikisahkan dengan kontras bagaimana raja Saul begitu dengki kepada Daud, karena Daud itu dipuji lebih hebat daripada Saul.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Waspadai hawa nafsu dan jangan mengumbarnya karena ia akan menjeratmu.


1 Samuel 18:8-11
8 Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."


9 Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.


10 Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.


11 Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.


Apa yang terjadi dengan raja Saul sangat disesalkan, karena raja Saul mengumbar hawa nafsunya. Dia mendengar bagaimana Daud dielu-elukan bahwa dia lebih berhasil daripada Saul.


Sebetulnya itu bukan sesuatu yang sangat serius, tetapi hal itu menjadi serius dalam kehidupan raja Saul, karena raja Saul dipenuhi oleh hawa nafsu.


Hawa nafsu Saul muncul dengan pelbagai manifestasi. Dia ketakutan kehilangan jabatannya. Oleh karena itu, dia dengki kepada Daud.


Alkitab mencatat bahwa seumur hidup Saul, dia begitu dengki pada Daud. Dia marah kepada Daud.


Kalau kita perhatikan kehidupan Saul, selama dia menjadi raja, pekerjaannya hanya mengejar Daud, padahal Daud sama sekali tidak sedang berambisi merebut tahtanya. Daud membela Saul, dan dia bekerja untuk umat Tuhan.


Yang memburu Saul adalah hawa nafsunya sendiri. Oleh karena itu, marilah kita waspada dengan hawa nafsu kita.


Seringkali hawa nafsu kitalah yang memburu, menjerat dan mengikat kita, memberikan panggilan yang seakan masuk akal, padahal tidak. Hidup kita hanya dihabiskan untuk memenuhi hawa nafsu kita.


Hawa nafsu muncul dalam berbagai manifestasi: serakah, dengki, dendam, iri hati, marah yang berlarut-larut, keinginan memiliki, mempertahankan sesuatu, terancam, merasa sesuatu akan hilang.


Namun, semua itu sebetulnya lahir dari hawa nafsu, ego, keangkuhan dan kesombongan diri kita. Kita tidak beriman kepada Tuhan.


Mari kita berhati-hati, jangan menganggap enteng hawa nafsu, karena meskipun tidak ada orang yang hendak mencelakakan, hawa nafsu yang diumbar bisa mencelakakan seumur hidup kita.


2. Ketika Tuhan di pihak kita, siapakah lawan kita.


1 Samuel 18:12-15

12 Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur.


13 Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara.


14 Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia.


15 Ketika dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya;


Daud melakukan segala sesuatu yang dititahkan oleh raja Saul, meskipun yang dititahkan itu merupakan jerat bagi Daud. Di dalam pemikiran Saul, Daud seharusnya mati di tangan orang Filistin, tetapi Tuhan menyertai Daud.


Bagaimana pun ikhtiar orang mau mencelakakan Daud, tidak pernah berhasil, justru apa yang Daud lakukan selalu berhasil.


Di situlah raja Saul semakin sadar bahwa Tuhan menyertai Daud. Alkitab berkata bahwa Roh Tuhan telah undur dari Saul.


Seringkali sebagai orang percaya, kita mengalami kecemasan, kekuatiran dan ketakutan. Itu karena kita selalu berpikir mungkin ada orang yang mau mencelakakan kita, berkhianat atau berikhtiar mau berbuat sesuatu yang tidak baik.


Jikalau Tuhan ada di pihak kita, siapakah lawan kita? Bahkan ketika kita berada di tempat yang tidak memungkinkan kita memenangkan pergumulan.


Tetapi kalau kita melakukannya bersama dengan Tuhan, orang akan tahu, kita adalah orang yang disertai Tuhan, karena Tuhan yang membuat kita berhasil.


Mari jangan tergantung pada niat hati orang lain, jangan bergantung pada situasi atau kondisi yang mungkin memburuk dalam hidup kita, jangan bergantung pada kemampuan dan kehebatan kita.


Kita jangan sampai bergantung pada kegagalan atau kelemahan kita, sehingga kita tidak punya keberanian.


Mari kita bergantung kepada Tuhan, karena barangsiapa disertai Tuhan, dia menjadi orang-orang yang selalu melakukan segala sesuatu dalam kuasa Tuhan.


Tuhan ingin menyatakan kuasa-Nya di dalam hidup kita, bahkan dalam segala kelemahan kita.


Oleh karena itu, mari kita maju ke depan bersama Tuhan. Apa pun yang terjadi dalam dunia, atau apa pun sikap orang lain, satu hal yang perlu kita ingat, kita harus hidup takut akan Tuhan.


Kepada orang-orang yang takut akan Tuhan, Tuhan bergaul karib dengan dia.


Doakan dan renungkan.


* Jika Tuhan ada di pihak kita, siapakah lawan kita? Bahkan ketika kita berada di situasi yang tampaknya mustahil.


* Bersama Tuhan, orang akan tahu kita adalah orang yang disertaiNya karena Tuhan yang membuat kita berhasil.


Tuhanlah Penentu Keberhasilan