Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Sabtu, 30 Juli 2022

Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Sabtu, 30 Juli 2022


1 Samuel 16:1-13

Daud Diurapi Menjadi Raja.


Tuhan adalah Gembala kita dan Dia memimpin di depan kita. Oleh karena itu, saat kita berjalan mengikut Tuhan, kita selalu menatap kepadaNya, menatap ke depan, bukan menengok ke belakang.


Kekecewaan merupakan sebuah keniscayaan di dalam kehidupan kita, kekecewaan dapat menimbulkan efek samping pelbagai rupa.


Salah satu efek sampingnya adalah kesedihan yang mendalam, sehingga seseorang tidak lagi berdaya untuk menjalankan kehidupannya.


Namun, seringkali kekecewaan tidak membuat orang mengambil pelajaran darinya.


Kekecewaan tidak boleh merenggut masa depan kita, kekecewaan haruslah menjadi pelajaran yang berharga yang merenovasi pola pikir kita.


1 Samuel 16:1-13


1 Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."


2 Tetapi Samuel berkata: "Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku." Firman TUHAN: "Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN.


3 Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu."


4 Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: "Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?"


5 Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.


6 Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya."


7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."


8 Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: "Orang inipun tidak dipilih TUHAN."


9 Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang inipun tidak dipilih TUHAN."


10 Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN."


11 Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."


12 Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."


13 Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.


Samuel adalah seorang tokoh yang karismatis bagi bangsa Israel, dia dapat dikatakan seorang tokoh pemimpin yang tidak bercacat secara personal.


Namun, kegagalan anak-anaknya untuk menjadi penerusnya telah memberanikan bangsa Israel untuk meminta seorang raja.


Hal ini yang menyedihkan hati Samuel, tetapi terlebih lagi dengan kegagalan raja Saul menjadi raja yang taat kepada Tuhan, hal ini sangat mengecewakan hati Samuel.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Tuhan mengajak kita untuk melihat ke depan dan tidak diikat dengan masa lalu.


1 Samuel 16:1

Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."


Kegagalan Saul dirasakan oleh Samuel sebagai kegagalannya, bahkan kegagalan Saul diperhitungkan sebagai kegagalan total dalam kehidupan Samuel.


Tidak heran Alkitab mencatat betapa sangat kecewanya Samuel ketika dia tahu bahwa Saul telah ditolak oleh Tuhan.


Dari bagian ini kita melihat bahwa Tuhan lebih optimis daripada seorang Samuel, Samuel begitu pesimis dengan kegagalannya.


Tuhan tahu kegagalan seorang Saul, tetapi Tuhan tidak bergantung kepada kegagalan Saul.


Tuhan mempunyai rencana yang jauh lebih indah melampaui segala kegagalan Saul, tetapi Samuel masih tetap terikat oleh kegagalan Saul sehingga dia tetap berdukacita.


Disitulah Tuhan berkata kepada Samuel,"Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."


Dari bagian kisah ini kita mengerti bahwa Tuhan selalu mengajak kita menatap ke masa depan.


Kita bisa gagal, tapi Tuhan tidak mau kita diikat oleh kegagalan masa lalu, Tuhan mengajak kita melihat ke masa depan karena Tuhan punya rencana.


Tuhan tahu apa yang Dia mau perbuat, sebagai anak-anak Tuhan, ketika kita gagal, Tuhan tidak menginginkan kita diikat oleh kegagalan di masa lalu kita.


Kegagalan adalah sebuah kenyataan, tetapi ada Tuhan yang di depan kita, berjalan maju ke depan dan Dia ingin kita mengikut Dia.


Dia ingin kita melihat Dia dan rencana-Nya. Kegagalan tidak berarti tidak mempunyai masa depan. Karena masa depan tidak tergantung pada kegagalan, tetapi tergantung pada tangan Tuhan.


Tuhan selalu punya rencana yang baik, Ia sedang berkarya dalam hidup kita dan selalu mengajak kita untuk maju bersama-sama dengan Dia. Seluruh masa depan Saudara dan saya ada di dalam tangan-Nya.


Oleh karena itu jangan terikat oleh kegagalan masa lalu, mari menatap ke masa depan, menatap Tuhan, berjalan bersama Dia. Dia mempunyai rencana yang indah dalam kehidupan Saudara dan saya.

2. Kekuatan yang sesungguhnya adalah kekuatan hati yang takut akan Tuhan.


1 Samuel 16:6-7

6 Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya."


7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."


Sebagai manusia kita selalu belajar dari pengalaman, bukan? Itulah mungkin yang terjadi pada Samuel ketika dia mencari orang pilihan Tuhan untuk menjadi raja.


Sebelumnya Saul adalah seorang raja yang dipilih terkait dengan tinggi badannya, lahiriahnya, yang melampaui 1 kepala daripada orang lain.


Itulah mengapa Samuel berpikir hal yang sama ketika dia mencari pengganti Saul, pastilah Tuhan memilih orang yang postur tubuhnya bagus dan tinggi.


Namun, Tuhan tidak berbuat demikian, justru Tuhan berkata bukan apa yang dipandang manusia secara lahiriah, tetapi Tuhan melihat hatinya.


Raja Saul satu kepala lebih tinggi daripada orang lain, tetapi raja Saul tidak mempunyai kekuatan yang sungguh karena dia tidak percaya kepada Tuhan.


Kekuatan yang sesungguhnya dari seseorang bukan kekuatan lahiriah, tetapi hati yang takut akan Tuhan, hati yang mencintai Tuhan.


Mengapa hati yang takut akan Tuhan dikatakan sebagai kekuatan manusia? Karena tindakan dia bukan berdasarkan kekuatan dia, tetapi kekuasaan Allah yang menaungi dia.


Kekuatan manusia sangat terbatas, kekuatan fisik seberapapun kuatnya kita, sangat dibatasi oleh kekuatan itu sendiri.


Kemampuan kita berpikir, seberapa pintar pun kita dibatasi oleh kepintaran kita, tetapi orang yang takut akan Tuhan, kekuatannya bukan dari dia sendiri.


Kekuatannya adalah kekuatan Tuhan yang menopang dia, disitulah mengapa Tuhan memilih Daud menjadi raja menggantikan Saul, kekuatan raja Daud bukan kekuatan fisik nya, tetapi karena dia mengandalkan Tuhan, dia takut akan Tuhan.


Sikap takut akan Tuhan itulah yang menjadi kekuatan yang besar bagi seseorang dalam menghadapi kehidupan ini, dia tidak menjadi takut kepada apapun karena dia takut akan Tuhan.


Milikilah hati yang takut akan Tuhan meskipun tubuh kita lemah, kecerdasan kita kurang, atau kekuatan materi kita mungkin tidak seberapa.


Kekuatan Saudara dan saya tidak tergantung pada semua itu, tetapi hati yang takut akan Tuhan, hati yang mencintai dan mengandalkan Tuhan, itulah kekuatan yang Tuhan berikan di dalam hidup kita.


Doakan dan renungkan.

* Tuhan selalu punya rencana indah yang baik, Ia sedang berkarya dalam hidup kita dan selalu mengajak kita untuk maju bersama-sama dengan Dia.


* Oleh karena itu jangan terikat oleh kegagalan masa lalu, mari menatap ke masa depan, berjalan bersamaNya.


Berpaling Dari Kegagalan Kepada Allah