Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis, 28 Juli 2022

Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Kamis, 28 Juli 2022


1 Samuel 14:24-46

Yonatan Dibebaskan Dari Kutuk.



Ketika bicara mengenai hal rohani, maka tidak lepas dari bagaimana hal yang rohani itu mempengaruhi pikiran, perasaan, dan kehendak kita.


Seseorang disebut rohani karena dia memiliki pikiran, perasaan, dan kemauan yang rohani untuk menyenangkan hati Tuhan.


Sebuah keputusan sangat menentukan arah kehidupan kita. Kita tidak boleh mengambil keputusan pada keadaan tidak bisa mengendalikan diri.


Sebagai orang percaya, kita harus berhati-hati dengan keputusan kita yang kelihatannya rohani, tetapi lahir dari sebuah emosi semata-mata.


Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita agar kita berhitung dengan baik, seperti hendak membangun Menara. Kita perlu menghitung kebutuhan dan kemampuan.


Keputusan rohani tidak berarti mengabaikan akal budi kita. Memakai akal budi bukan berarti tidak rohani, sebab akal budi kita harus terus bertumbuh di dalam kebenaran firman Tuhan.


1 Samuel 14:24-46


24 Ketika orang-orang Israel terdesak pada hari itu, Saul menyuruh rakyat mengucapkan kutuk, katanya: "Terkutuklah orang yang memakan sesuatu sebelum matahari terbenam dan sebelum aku membalas dendam terhadap musuhku." Sebab itu tidak ada seorang pun dari rakyat yang memakan sesuatu.


25 Dan seluruh orang itu sampailah ke suatu hutan dan di sana ada madu di tanah.


26 Ketika rakyat sampai ke hutan itu, tampaklah ada di sana madu meleleh, tetapi tidak ada seorang pun yang mencedoknya ke mulutnya dengan tangan, sebab rakyat takut kepada sumpah itu.


27 Tetapi Yonatan tidak mendengar, bahwa ayahnya telah menyuruh rakyat bersumpah. Ia mengulurkan tongkat yang ada di tangannya dan mencelupkan ujungnya ke dalam sarang madu; kemudian ia mencedoknya ke mulutnya dengan tangan, lalu matanya menjadi terang lagi.


28 Dan seorang dari rakyat berbicara, katanya: "Ayahmu telah menyuruh rakyat bersumpah dengan bersungguh-sungguh, katanya: Terkutuklah orang yang memakan sesuatu pada hari ini; sebab itu rakyat letih lesu."


29 Lalu kata Yonatan: "Ayahku mencelakakan negeri; coba lihat, bagaimana terangnya mataku, setelah aku merasai sedikit dari madu ini.


30 Apalagi, jika sekiranya rakyat pada hari ini boleh makan dengan bebas dari jarahan musuhnya, yang telah didapatnya! Tetapi sekarang tidaklah besar kekalahan di antara orang Filistin."


31 Dan pada hari itu mereka memukul kalah orang Filistin dari Mikhmas sampai ke Ayalon. Rakyat sudah sangat letih lesu,


32 sebab itu rakyat menyambar jarahan; mereka mengambil kambing domba, lembu dan anak lembu, menyembelihnya begitu saja di atas tanah, dan memakannya dengan darahnya.


33 Lalu diberitahukanlah kepada Saul, demikian: "Lihat, rakyat berdosa terhadap TUHAN dengan memakannya dengan darahnya." Dan ia berkata: "Kamu berbuat khianat; gulingkanlah sekarang juga sebuah batu besar ke mari."


34 Kata Saul pula: "Berserak-seraklah di antara rakyat dan katakan kepada mereka: Setiap orang harus membawa lembunya atau dombanya kepadaku; sembelihlah itu di sini, maka kamu boleh memakannya. Tetapi janganlah berdosa terhadap TUHAN dengan memakannya dengan darahnya." Lalu setiap orang dari seluruh rakyat membawa serta pada malam itu lembunya, dan mereka menyembelihnya di sana.


35 Saul mendirikan mezbah bagi TUHAN; inilah mezbah yang mula-mula sekali didirikannya bagi TUHAN.


36 Lagi kata Saul: "Marilah kita pada malam ini mengejar orang Filistin dan menjarahi mereka sampai fajar menyingsing dan janganlah kita biarkan hidup seorang pun dari mereka." Jawab mereka itu: "Perbuatlah apa yang kaupandang baik." Tetapi imam berkata: "Marilah kita dahulu tampil menghadap Allah di sini."


37 Saul bertanya kepada Allah: "Bolehkah aku mengejar orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tangan orang Israel?" Tetapi pada hari itu Ia tidak menjawab Saul.


38 Lalu kata Saul: "Datanglah ke mari, kamu segala pemuka rakyat; berusahalah mengetahui apa sebab dosa ini terjadi pada hari ini.


39 Sebab demi TUHAN yang hidup, yang menyelamatkan orang Israel, sekalipun itu disebabkan oleh Yonatan, anakku, maka ia pasti akan mati." Tetapi seorang pun dari seluruh rakyat tidak ada yang menjawabnya.


40 Kemudian berkatalah ia kepada seluruh orang Israel: "Kamu berdiri di sebelah yang satu dan aku serta anakku Yonatan akan berdiri di sebelah yang lain." Lalu jawab rakyat kepada Saul: "Perbuatlah apa yang kaupandang baik."


41 Lalu berkatalah Saul: "Ya, TUHAN, Allah Israel, mengapa Engkau tidak menjawab hamba-Mu pada hari ini? Jika kesalahan itu ada padaku atau pada anakku Yonatan, ya TUHAN, Allah Israel, tunjukkanlah kiranya Urim; tetapi jika kesalahan itu ada pada umat-Mu Israel, tunjukkanlah Tumim." Lalu didapati Yonatan dan Saul, tetapi rakyat itu terluput.


42 Kata Saul: "Buanglah undi antara aku dan anakku Yonatan." Lalu didapati Yonatan.


43 Kata Saul kepada Yonatan: "Beritahukanlah kepadaku apa yang telah kauperbuat." Lalu Yonatan memberitahukan kepadanya, katanya: "Memang, aku telah merasai sedikit madu dengan ujung tongkat yang ada di tanganku. Aku bersedia untuk mati."


44 Kata Saul: "Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu. Sesungguhnya, Yonatan, engkau harus mati."


45 Tetapi rakyat berkata kepada Saul: "Masakan Yonatan harus mati, dia yang telah mendapat kemenangan yang besar ini di Israel? Jauhlah yang demikian! Demi TUHAN yang hidup, sehelai rambut pun dari kepalanya takkan jatuh ke bumi! Sebab dengan pertolongan Allah juga dilakukannya hal itu pada hari ini." Demikianlah rakyat membebaskan Yonatan, sehingga ia tidak harus mati.


46 Maka pulanglah Saul setelah mengejar orang Filistin, dan orang Filistin itu pun kembali ke tempat kediamannya.


Bangsa Israel sedang mengalami kemenangan di dalam peperangannya. Saul begitu semangat untuk menuntaskan kemenangannya dengan Filistin secepat mungkin.


Saul memerintahkan seluruh rakyat untuk bersumpah, bahwa mereka tidak akan makan sampai menyelesaikan dan menuntaskan perang terhadap Filistin.


Saul berpikir bahwa dengan tanpa makan akan mengefisienkan waktu di dalam peperangan, sehingga peperangan dapat segera diselesaikan oleh Saul.


Namun, Saul lupa bahwa rakyat membutuhkan energi untuk berperang.


Pesan firman Tuhan bagi kita:


1. Ambillah keputusan dengan penuh kebijaksanaan.


1 Samuel 14:24

Ketika orang-orang Israel terdesak pada hari itu, Saul menyuruh rakyat mengucapkan kutuk, katanya: "Terkutuklah orang yang memakan sesuatu sebelum matahari terbenam dan sebelum aku membalas dendam terhadap musuhku." Sebab itu tidak ada seorang pun dari rakyat yang memakan sesuatu.


Alkitab menuliskan bahwa orang-orang Israel terdesak. Orang Israel sedang mengalami kemenangan, namun mereka mengalami kelelahan di dalam kemenangan mereka.


Saul sebagai pemimpin mereka, meminta mereka untuk bersumpah bahwa mereka tidak akan makan sampai perang itu selesai.


Hal tersebut sangat meletihkan bangsa Israel. Apakah sesuatu yang diminta raja Saul diperlukan pada saat itu? Apakah itu sangat mendesak?


Ketika Saul meminta rakyat untuk bersumpah di hadapan Tuhan, maka terlihat bahwa tindakan Saul adalah tindakan rohani.


Apakah keputusan Saul ini adalah keputusan rohani atau sebuah keputusan emosi?


Keputusan Saul tidak bijaksana, karena bersumpah untuk tidak makan tidak dibutuhkan pada saat itu. Mereka memerlukan makanan sebagai asupan energi untuk berperang.


Ketika kita mengambil keputusan harus dengan bijaksana. Ada yang menganggap ketika kita mengambil keputusan dengan akal budi, berarti kita bergantung pada kekuatan kita.


Tuhan tidak mengambil akal budi kita ketika kita mengambil sebuah keputusan iman. Akal budi juga dipakai Tuhan untuk kita memperhitungkan segala sesuatu.


Akal budi yang dikuduskan oleh Roh Kudus dan firman Tuhan bisa dipakai Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya.


Keputusan akal budi kita menyusun keputusan iman di hadapan Tuhan.


Marilah kita menjadi orang Kristen yang bijaksana dan tidak mengambil keputusan yang tidak diperlukan walau kelihatannya rohani dan berkomitmen seperti raja Saul yang mengambil keputusan salah di tengah kemenangan bangsa Israel.


2. Mintalah pengampunan dari Tuhan ketika kita tahu, bahwa kita salah dalam mengambil keputusan.



1 Samuel 14:43-45

43 Kata Saul kepada Yonatan: "Beritahukanlah kepadaku apa yang telah kauperbuat." Lalu Yonatan memberitahukan kepadanya, katanya: "Memang, aku telah merasai sedikit madu dengan ujung tongkat yang ada di tanganku. Aku bersedia untuk mati."


44 Kata Saul: "Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu. Sesungguhnya, Yonatan, engkau harus mati."


45 Tetapi rakyat berkata kepada Saul: "Masakan Yonatan harus mati, dia yang telah mendapat kemenangan yang besar ini di Israel? Jauhlah yang demikian! Demi TUHAN yang hidup, sehelai rambut pun dari kepalanya takkan jatuh ke bumi! Sebab dengan pertolongan Allah juga dilakukannya hal itu pada hari ini." Demikianlah rakyat membebaskan Yonatan, sehingga ia tidak harus mati.


Raja Saul meminta jawaban dari Tuhan. Namun, Tuhan tidak menjawab dia sehingga raja Saul merasa ada yang salah dengan bangsa Israel.


Raja Saul mengetahui bahwa Yonatan bersalah karena dia meminum madu yang ditemukan di hutan, sementara bangsa Israel sudah bersumpah tidak akan makan sampai mereka menang.


Raja Saul mengatakan jikalau anaknya yang berbuat seperti itu, maka dia harus dihukum mati. Tapi hukuman mati tidak dijalankan kepada Yonatan, karena rakyat tidak setuju sebab mereka melihat bahwa Allah bersama dengan Yonatan dan memihaknya.


Allah membuat peperangan itu dimenangkan oleh Yonatan karena raja Saul tidak lagi hidup dipimpin oleh iman, tetapi lebih dipimpin oleh emosinya.


Tidak lagi dengan hikmat Tuhan, tetapi dengan ukuran dan pemikirannya sendiri.


Keputusan raja Saul menyuruh rakyat bersumpah untuk tidak makan adalah sebuah keputusan yang salah. Ketika Tuhan tidak menjawabnya, seharusnya ia datang kepada Tuhan dan memohon ampun.


Kita rentan salah dalam mengambil keputusan. Jangan meneruskan kesalahan dalam mengambil keputusan sehingga kesalahan kita semakin besar. Jadilah orang yang bijaksana.


Ketika kita tahu bahwa kita salah, mari datanglah kepada Tuhan dan meminta pengampunannya. Bertobat dan meminta pimpinannya dalam hidup kita.


Keputusan yang salah jangan diteruskan. Mari kita hentikan dan kembali kepada Tuhan. Memohon pimpinan-Nya dalam hidup kita, sehingga kita boleh melaksanakan apa yang berkenan dan Tuhan inginkan.


Doakan dan renungkan.


* Keputusan raja Saul menyuruh rakyat bersumpah untuk tidak makan, padahal rakyat sudah sangat kelelahan setelah berperang, adalah keputusan yang salah.


* Seperti raja Saul, kita rentan salah dalam mengambil keputusan. Untuk itu kita perlu minta pimpinan Tuhan dan menjadi bijak.


Sama Seperti Saul, Kita Juga Rentan Salah