Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis, 14 Juli 2022

Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Kamis, 14 Juli 2022


1 Samuel 2:22-36

Kejahatan Anak-anak Eli; Nubuat Tentang Eli dan Kaum Keluarganya.


Setiap manusia seringkali tidak suka ditegur oleh orang lain. Ditegur dapat membuat manusia tidak nyaman. Namun, Tuhan adalah Tuhan yang bisa menegur kita.


Mari relakan diri untuk ditegur oleh Tuhan, karena melalui teguranNya hidup kita tidak diabaikan oleh Tuhan karena Tuhan mencintai kita.



Ibrani 12:5b-6


12:5b "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;


12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."


Jangan berputus asa dan menggangap enteng didikan serta peringatan Tuhan. Itu adalah ekspresi Tuhan mengasihi kita sebagai anak-anak-Nya. Mengganggap enteng itu artinya tidak menghargai, tidak dianggap serius, dan mengabaikan. Banyak orang yang menggangap enteng Tuhan.


Kita telah mengenal Tuhan. Dia mendidik dan memperingati kita karena Ia mengasihi kita. Marilah kita hidup sebagai anak Allah yang tidak menggangap enteng didikan-Nya dan taat kepada-Nya.


1 Samuel 2:22-36


22 Eli telah sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan,


23 berkatalah ia kepada mereka: ”Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu?


24 Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat Tuhan melakukan pelanggaran.


25 Jika seseorang berdosa terhadap seorang yang lain, maka Allah yang akan mengadili; tetapi jika seseorang berdosa terhadap Tuhan, siapakah yang menjadi perantara baginya?” Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab Tuhan hendak mematikan mereka.


26 Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia.


27 Seorang abdi Allah datang kepada Eli dan berkata kepadanya: ”Beginilah firman Tuhan: Bukankah dengan nyata Aku menyatakan diri-Ku kepada nenek moyangmu, ketika mereka masih di Mesir dan takluk kepada keturunan Firaun?


28 Dan Aku telah memilihnya dari segala suku Israel menjadi imam bagi-Ku, supaya ia mempersembahkan korban di atas mezbah-Ku, membakar ukupan dan memakai baju efod di hadapan-Ku; kepada kaummu telah Kuserahkan segala korban api-apian orang Israel.


29 Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?


30 Sebab itu – demikianlah firman Tuhan, Allah Israel – sesungguhnya Aku telah berjanji: Keluargamu dan kaummu akan hidup di hadapan-Ku selamanya, tetapi sekarang – demikianlah firman Tuhan –: Jauhlah hal itu dari pada-Ku! Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.


31 Sesungguhnya akan datang waktunya, bahwa Aku akan mematahkan tangan kekuatanmu dan tangan kekuatan kaummu, sehingga tidak ada seorang kakek dalam keluargamu.


32 Maka engkau akan memandang dengan mata bermusuhan kepada segala kebaikan yang akan Kulakukan kepada Israel dan dalam keluargamu takkan ada seorang kakek untuk selamanya.


33 Tetapi seorang dari padamu yang tidak Kulenyapkan dari lingkungan mezbah-Ku akan membuat matamu rusak dan jiwamu merana; segala tambahan keluargamu akan mati oleh pedang lawan.


34 Inilah yang akan menjadi tanda bagimu, yakni apa yang akan terjadi kepada kedua anakmu itu, Hofni dan Pinehas: pada hari yang sama keduanya akan mati.


35 Dan Aku akan mengangkat bagi-Ku seorang imam kepercayaan, yang berlaku sesuai dengan hati-Ku dan jiwa-Ku, dan Aku akan membangunkan baginya keturunan yang teguh setia, sehingga ia selalu hidup di hadapan orang yang Kuurapi.


36 Kemudian siapa yang masih tinggal hidup dari keturunanmu akan datang sujud menyembah kepadanya meminta sekeping uang perak atau sepotong roti, dan akan berkata: Tempatkanlah kiranya aku dalam salah satu golongan imam itu, supaya aku dapat makan sekerat roti.”


Eli adalah seorang Imam. Namun, anak-anaknya yaitu Hofni dan Pinehas adalah anak-anak dursila yang jahat dan tidak mengindahkan Tuhan.


Kita tidak bisa mengetahui mengapa anak-anaknya Imam Eli seperti itu. Salah satu faktornya, bisa jadi karena Imam Eli tidak menjadi teladan bagi anak-anaknya sehingga nasehatnya tidak diindahkan mereka.


Imam Eli sudah mendengar perbuatan tidak baik anak-anaknya. Setelah menjadi perbincangan orang banyak, Imam Eli baru menegur anak-anaknya.


Mengenai korban yang tidak dihormati oleh Hofni dan Pinehas kita tidak menemukan bahwa Imam Eli menegur anak-anaknya. Imam Eli menikmati apa yang dicuri oleh anak-anaknya.


Pesan firman Tuhan bagi kita:


  1. 1. Manusia yang senang ada di dalam di kegelapan harus waspada.


1 Samuel 2:23-25


23 berkatalah ia kepada mereka: ”Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu?


24 Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat Tuhan melakukan pelanggaran.


25 Jika seseorang berdosa terhadap seorang yang lain, maka Allah yang akan mengadili; tetapi jika seseorang berdosa terhadap Tuhan, siapakah yang menjadi perantara baginya?” Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab Tuhan hendak mematikan mereka.


Imam Eli menegur anak-anaknya agar bertobat, tetapi mereka tidak mengindahkan teguran Imam Eli.


Sikap yang tidak mengindahkan teguran dari Imam Eli membuat Hofni dan Pinehas berada di bawah murka Allah dan Tuhan hendak mematikannya.


Yohanes 3:19

Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.


Ketika Tuhan menyatakan terang-Nya, manusia seringkali mengeraskan hati, menolak-Nya, dan lebih menyukai kegelapan.


Alkitab mengatakan inilah hukuman, penghakiman, atau orang tersebut sebetulnya sedang berada di bawah murka Allah.


Kita tidak boleh menggap enteng kekerasan hati dan kepala kita. Ketika kita menolak teguran Tuhan, itu bukanlah sesuatu yang sepele.


Namun, hal tersebut mempunyai kemungkinan bahwa kita sedang berada di bawah murka Allah dan jalan kebinasaan itu.


Alkitab memberitahukan kepada kita mengenai penolakan kepada teguran Tuhan bukanlah hal yang enteng, tidak boleh kita anggap remeh dan diabaikan.


Hal tersebut termasuk indikator bahwa kemungkinan kita berada di bawah murka Allah.


Ketika Tuhan menegur kita dan menyatakan terang-Nya, marilah kita membuka hati. Jangan sampai kita sampai kepada kebinasaan itu karena menyesal pun sudah tidak berguna.


Ketika Tuhan menyapa kita dengan kasih-Nya, terimalah uluran tangan kasih-Nya. Ketika Tuhan menegur kita, mari buka hati dan datang kepada-Nya.


Itu mengindikasikan bahwa kita adalah orang yang datang kepada Tuhan.


2. Waspadalah jika kita menutup mata atas dosa yang menguntungkan.


1 Samuel 2:29

Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?


Anak-anak Imam Eli berbuat banyak kesalahan, salah satunya berzinah dengan perempuan yang ada di pintu gerbang rumah Tuhan. Mereka juga tidak menghormati persembahan kepada Tuhan.


Imam Eli hanya menegur perbuatan anak-anaknya terhadap perempuan-perempuan di pintu rumah Tuhan.


Namun, Imam Eli tidak berbicara mengenai apapun terkait korban yang di bawa kepada Tuhan dan dicuri oleh anaknya. Dalam hal ini Tuhan melalui abdiNya menegur Imam Eli.


“Mengapa engkau lebih menghormati anak-anakmu daripada menghormati aku?” Imam Eli menikmati apa yang dicuri oleh anak-anaknya.


Imam Eli tutup mulut karena dia suka dengan apa yang dicuri oleh anak-anaknya. Dia tutup mulut karena dia tahu jika dia berbicara maka anaknya akan menuding dia pun menikmatinya.


Marilah kita waspada. Janganlah kita hanya menegur dosa-dosa yang tidak berkaitan dengan kita, tetapi menutup mata dan mengganggap sepi terhadap dosa-dosa yang sifatnya menguntungkan kita.


Mari kita objektif terhadap dosa apapun. Tinggalkan dosa itu dan berbaliklah kepada Tuhan.


Jangan sampai dosa yang kita lihat menguntungkan dan kita pelihara itu, membuat kita berpikir bahwa ini adalah dosa yang membahagiakan, sejahtera dan tidak membebani hidup. Tidak ada dosa yang demikian.


Marilah kita berkata kepada Tuhan: “Terhadap nasehat-Mu, aku mau taat. Terhadap dosa, aku mau tinggalkan. Aku tahu, hidupku untuk melayani-Mu bukan untuk melayani dosa.”


Mari kita belajar dari keluarga Imam Eli. Jangan mengganggap enteng dosa-dosa yang menguntungkan kita, tetapi mulailah bertobat dan meninggalkan dosa-dosa itu.


Doakan dan renungkan.


* Imam Eli menutup mulut terhadap dosa terkait persembahan daging yang dilakukan oleh anak-anaknya, karena dia juga menikmati apa yang dicuri oleh anak-anaknya.


* Mari waspada, janganlah kita menutup mata terhadap dosa-dosa yang sifatnya menyenangkan hati.


Waspada Terhadap Dosa Yang Kita Sukai