Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Minggu, 19 Juni 2022

Tuhan Adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Minggu, 19 Juni 2022


Roma 9:1-13

Pilihan Atas Israel


Yang menghibur hati kita sebagai orang percaya, tentu ketika kita mengingat kasih Tuhan. Tetapi ada satu lagi yang memberi kekuatan, penghiburan dan kepastian dalam hidup kita, ketika kita mengingat Tuhan yang berdaulat dalam segala sesuatu dan kita dapat melabuhkan iman kita dengan tidak ragu.


Pengakuan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang berdaulat tidak sulit untuk diakui oleh setiap orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada.


Namun, kesulitan muncul ketika kedaulatan itu diaplikasikan, karena ketika kedaulatan Tuhan diaplikasikan, maka hal itu mau tidak mau berbenturan dengan kehendak bebas manusia yang sangat dijunjung tinggi oleh manusia pada umumnya.


Ketika berbicara Tuhan berdaulat maka mau tidak mau kedaulatan-Nya itu juga akan memasuki area kebebasan manusia.


Demikian juga kedaulatan Tuhan di dalam hal keselamatan, pada umumnya ketika berbicara seseorang diselamatkan atau tidak, semua itu ditentukan oleh dia, atau semoga Tuhan mau menerima dia.


Tetapi kalimat yang seperti ini akan menjadi berbeda ketika orang mengetahui bahwa Allah telah menentukan sejak semula.


Maka orang mulai berpikir Allah tidak adil, pengakuan kedaulatan Allah sangat mudah diucapkan, tetapi ketika kedaulatan Allah itu diaplikasikan maka kita mulai ada keberatan karena bersinggungan dengan kebebasan kita sebagai manusia.


Roma 9:1-13


1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus,


2 bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati.


3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.


4 Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji.


5 Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!


6 Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel,


7 dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu."


8 Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.


9 Sebab firman ini mengandung janji: "Pada waktu seperti inilah Aku akan datang dan Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki."


10 Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita.


11 Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya--


12 dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"


13 seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."


Salah satu teladan dari Rasul Paulus bagi kita adalah bahwa dia memiliki belas kasihan kepada saudara-saudara sebangsanya, yaitu orang Israel atau orang Yahudi, meskipun Rasul Paulus mengalami aniaya dari saudara-saudara sebangsanya, namun ia tetap mengasihi mereka.


Bagaimana dengan kita? Ketika kita menghadapi orang-orang yang mungkin berlaku tidak baik dengan kita, apakah kita tetap memiliki belas kasihan kepada mereka?


Atau pertanyaan lain adalah bagaimanakah sikap hati kita kepada bangsa dan negara kita, apakah kita memiliki belas kasihan juga sebagaimana yang Rasul Paulus alami?


Sikap berbelas kasihan merupakan apa yang Tuhan kehendaki dari kita karena kita juga menerima belas kasihan dari Tuhan. Namun, demikian Rasul Paulus menyadari bahwa tidak semua orang Israel akan diselamatkan, karena orang Israel secara jasmaniah belum tentu orang Israel yang sejati yang Tuhan maksudkan.


Pesan Firman Tuhan pada hari ini :

1. Kita perlu memiliki simpati bagi banyak orang yang terhilang, namun kita tetap harus tunduk kepada kedaulatan Tuhan di dalam menjalankan rencana dan kehendak-Nya.



Roma 9:1-8

1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus,


2 bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati.


3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.


4 Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji.


5 Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!


6 Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel,


7 dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu."


8 Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.


Bersimpati dengan orang-orang disekitar kita karena mereka membutuhkan anugerah dan keselamatan dari Tuhan.


Kita belum merawat perasaan simpati itu, perasaan berbelas kasihan kepada orang lain, karena itulah yang Tuhan inginkan dalam hidup kita.


Kita tidak boleh mengeraskan hati kita kepada orang-orang sekitar kita apapun yang mereka perbuat kepada kita, mungkin perkara-perkara tidak menyenangkan.


Kita harus ingat bahwa sesungguhnya sebelum kita mengenal Tuhan Yesus, kita pun banyak menyakiti hati Tuhan, tetapi Tuhan tetap berbelas kasihan kepada kita.


Oleh karena itu, Rasul Paulus sangat menyadari bahwa dirinya mengalami belas kasihan Tuhan, dia dulu pernah menganiaya orang Kristen, dan dia sekarang sebagai orang percaya, dia pun mengalami tindakan-tindakan tidak baik dari orang Yahudi.


Namun, karena belas kasihan Tuhan, Rasul Paulus mengemukakan apa isi hatinya, bahkan secara ekstrim dia berkata dia rela terpisah daripada kasih Kristus.


Memang kalimat ini bukan kalimat yang mungkin terjadi dalam hidupnya, kalimat ini adalah kata-kata hiperbola yang menunjukkan betapa dalam Rasul Paulus ingin orang-orang Israel diselamatkan oleh Tuhan.


Namun, perhatikan bagaimanapun simpati Paulus kepada orang-orang Israel, Rasul Paulus tetap tunduk kepada kebenaran Tuhan, tunduk kepada kedaulatan Tuhan.


Tuhan berdaulat di dalam melakukan rencana dan kehendak, dan sebagai orang-orang percaya kita harus tunduk kepada kedaulatan Allah itu.


Allah menyelamatkan bukan berdasarkan kelebihan seseorang, Tuhan menyelamatkan berdasarkan kasih karunia-Nya dan Dia melakukan kasih karunia-Nya berdasarkan kedaulatan-Nya.


Sehingga kita perlu bersimpati, perlu mengasihi, namun kita perlu tunduk kepada rencana dan kehendak Tuhan, disitulah kita mengasihi dan menghormati Tuhan.


Kita harus meletakkan Tuhan di dalam kedudukan-Nya Dia adalah Tuhan dan kita adalah ciptaan dan tebusan.


Seluruh pikiran kita mungkin terasa baik, tetapi kita harus tahu yang maha hikmat adalah Tuhan, Seluruh kehendak kita, kemauan kita, perasaan kita kelihatannya baik, tetapi yang baik itu adalah Tuhan.


Itulah yang Tuhan katakan, mengapa engkau katakan Aku baik, bukankah hanya Allah yang baik?


Dalam perjanjian lama berkata Tuhan adalah gembalaku, Dia adalah Tuhan yang baik, oleh karena itu, apapun yang kita rasakan, pikirkan, apapun simpati kita kepada orang lain, kita harus tunduk kepada rencana dan kehendak Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita.


Seringkali kita tidak rela untuk apa yang terjadi kepada orang yang mungkin kita rindu dia mengalami anugerah Tuhan, tetapi kita harus tunduk kepada apa yang Tuhan telah tetapkan di dalam kedaulatan-Nya. Disitulah kita menghormati Tuhan, Dia Tuhan, bukan manusia, Dia di atas segala sesuatu.


2. Kedaulatan Tuhan dinyatakan di dalam Tuhan memberikan anugerah-Nya dan anugerah Tuhan dapat terjadi atas dasar kedaulatan Tuhan.


Roma 9:10-13

10 Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita.


11 Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya--


12 dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"


13 seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."


Kedaulatan Tuhan nyata di dalam kasih karunia-Nya, seringkali kita tidak memahami betapa eratnya kaitan antara kedaulatan Tuhan dengan kasih karunia-Nya.


Tuhan yang tidak berdaulat tidak dapat berkasih karunia, karena Dia berdaulat maka Dia bisa berkasih karunia. Alkitab memberitahukan kepada kita bagaimana Tuhan berkata kepada Ribka


Roma 9:12

dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"


Pada umumnya di Israel, anak yang tua akan menjadi tuan dari anak yang muda, anak yang muda menjadi hamba anak yang tua. Tetapi sebelum anak-anak Ribka lahir, dikatakan anak yag muda akan menjadi tuan daripada anak yang tua.


Disini kedaulatan Tuhan bukan berdasarkan perbuatan manusia, dan kedaulatan Tuhan membuat Tuhan berkasih karunia. Kasih karunia Tuhan dapat terjadi karena kedaulatan Tuhan, kedaulatan Allah dan kasih karunia Allah tidak dapat dipisahkan.


Seringkali ketika kita berbicara tentang kedaulatan Allah maka kita berpikir Allah tidak adil, jika Allah bergantung kepada manusia dan Dia tidak berdaulat maka Dia tidak bisa berkasih karunia kepada kita karena semua tergantung perbuatan kita.


Tetapi karena Dia berdaulat maka Dia bisa berkasih karunia. Oleh karena itu, penghiburan bagi orang percaya adalah ketika kita mengingat kasih karunia Allah kepada kita. Penghiburan kita yang sangat kuat adalah bahwa Tuhan adalah Tuhan yang berdaulat.


Oleh karena itu keselamatan yang kita terima berdasarkan kasih karunia Allah, tetapi kita harus ingat juga keselamatan yang kita terima itu karena kedaulatan Tuhan.


Dia merdeka untuk melakukan apapun tidak tergantung kepada siapapun termasuk apa yang kita perbuat dalam hidup kita, tetapi tergantung kepada kasih karunia-Nya kepada kita.


Itulah yang membuat kita menjadi teguh di dalam kehidupan kita, Dia mengasihi kita tanpa syarat, mengasihi kita dengan memberikan anak-Nya yang tunggal.


Ia mengasihi kita dengan segala-galanya, Dia memelihara hidup kita supaya hidup kita satu kali kelak menerima kemuliaan di dalam Kristus.


Doakan dan renungkan.


* Mungkin kita tidak memahami betapa eratnya kaitan antara kedaulatan dengan kasih karunia-Nya.


* Sesungguhnya Tuhan yang tidak berdaulat tidak dapat berkasih karunia, karena Dia berdaulat maka Dia bisa berkasih karunia.


Kedaulatan Tuhan nyata di dalam kasih karunia-Nya