Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Senin,
05 April 2021

Tuhan adalah Gembalaku


Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Senin, 5 April 2021


Matius 28:11-15

Dusta Mahkamah Agama


Bersyukur kepada Tuhan

karena Tuhan adalah

Tuhan yang selalu

menyertai hidup kita.

Dia mengerti

pergumulan kita.


Dengan kuasa dan kasih-Nya

Dia selalu bekerja

di dalam hidup kita.


Mari kita menyerahkan

hidup kita kepada Tuhan,


karena Dia sedang berbuat

yang baik di dalam hidup kita.


Pernahkah kau mendengar

kalimat seperti ini?

Apa yang engkau pakai

mencerminkan kepribadianmu”.


Kalimat seperti ini sering

dan populer disampaikan

di tengah-tengah dunia ini.

Memang ada betulnya.

Misalnya seorang ratu,

ia mempunyai kostum sendiri.

Kostumnya akan

menggambarkan siapa dirinya.


Yang paling sederhana

adalah seorang polisi.

Kostum yang ia pakai

menggambarkan siapa dia.


Saya percaya setiap hari

kita juga memperhatikan

apa yang kita kenakan.

Pada acara-acara tertentu

kita akan memakai

pakaian khusus.

Di acara-acara biasa,

kita akan memakai pakaian

yang lebih kasual.


Kita pasti senang

jika orang lain berkata,

“Pakaianmu bagus sekali.”


atau jika orang lain berkata,

“Pakaianmu cocok denganmu.”

Pasti hati kita berbunga-bunga

mendengar perkataan orang itu.

Namun sebenarnya,


apakah pakaian menentukan

kepribadian seseorang?


Bukankah apa yang ada

dalam batin seseoranglah

yang menggambarkan

dia yang sesungguhnya?


Matius 8:11-15

11) Ketika mereka di tengah jalan,

datanglah beberapa orang

dari penjaga itu ke kota

dan memberitahukan segala

yang terjadi itu kepada

imam-imam kepala.


12) Dan sesudah berunding

dengan tua-tua,

mereka mengambil keputusan

lalu memberikan sejumlah

besar uang kepada

serdadu-serdadu itu


13) dan berkata:

"Kamu harus mengatakan,

bahwa murid-murid-Nya

datang malam-malam

dan mencuri-Nya ketika

kamu sedang tidur.


14) Dan apabila hal ini

kedengaran oleh wali negeri,

kami akan berbicara

dengan dia,

sehingga kamu tidak beroleh

kesulitan apa-apa."


15) Mereka menerima uang itu

dan berbuat seperti yang

dipesankan kepada mereka.

Dan ceritera ini tersiar

di antara orang Yahudi

sampai sekarang ini.


Penjaga kubur Yesus

terkeju dan mungkin juga

mengalami ketakutan

yang sangat besar dengan

peristiwa kebangkitan Yesus.


Peristiwa itu disertai dengan

gempa bumi yang cukup keras,

dan malaikat menggulingkan

batu yang menutup kubur itu.


Peristiwa itu bukan saja

menimbulkan ketakutan

dan kegentaran para

penjaga kuburan,

tapi juga mendorong mereka

untuk menceritakannya

kepada imam-imam kepala.


Pesan Firman Tuhan Pada Hari Ini


1. Merespon dengan benar

apa yang kita dengar

sama pentingnya dengan

menyampaikan berita

yang benar dengan benar.


Respon kita terhadap kebenaran menggambarkan siapakah

sesungguhnya kita ini.


Dalam peristiwa ini

kita sungguh terheran-heran,

bagaimana para penjaga itu

menyampaikan peristiwa

kebangkitan Yesus yang

merupakan peristiwa unik

dan tidak ada di dalam

sejarah dunia sebelumnya.


Saya yakin,

para imam kepala juga

baru pertama kali

mendengar peristiwa ini.


Bukankah seharusnya

mereka menjadi terkejut?


Mereka seharusnya terkagum-

kagum dengan peristiwa itu.

atau mungkin juga

mereka menjadi ketakutan,

seperti para penjaga itu.


Mungkin setelah

mereka mendengar itu,

mereka akan mencari tahu

dan langsung pergi ke kubur

untuk melihat bagaimana

kondisi kubur Yesus

pada hari itu.


Tapi mereka tidak berbuat itu.

Mereka tidak pergi ke kubur.

Mereka tidak terkagum-kagum

dan juga tidak takut.


Mereka justru mencari tua-tua

dan berunding mengenai apa

yang harus mereka lakukan.


Pemimpin-pemimpin agama

malah merekayasa untuk

melakukan pembohongan publik.

Mereka mengatakan bahwa

kebangkitan itu tidak terjadi.


Yang terjadi adalah murid-

murid Yesuslah yang pada

malam hari mencuri jasad Yesus.


Inilah contoh sebuah gambaran

bagaimana sebuah integritas

dari kepribadian seseorang

tidak dapat dilihat

dari statusnya.


Bagaimanapun religiusnya

orang itu,

integritasnya tetap tergantung

pada batin dan hatinya.

Bagaimana orang itu

merespon pada kebenaran.


Jubah religius tidak dapat

menggambarkan siapakah

orang itu sebenarnya.


Kematian dan kebangkitan Yesus

tujuannya bukanlah agar kita

dapat memakai jubah agama

yang kelihatannya indah,

suci dan religius.


Tuhan Yesus mau

mengubah hati kita.

Sehingga melalui hati

yang ditransformasi oleh

darah Yesus dan Roh Kudus,

hidup kita dapat menyatakan

keindahan Tuhan.


Apapun yang kita kenakan

akan menjadi berarti.

Bukan karena pakaian

yang kita kenakan,

tetapi karena kita sudah

mengenakan Yesus Kristus

di dalam hidup kita.


Sebagai orang percaya,

kita tetap harus memperhatikan

apa yang di luar diri kita.

Tapi kita juga tidak boleh

mengabaikan apa yang ada

di dalam kita.


Apa yang di dalam batin kita,

itulah sebenarnya diri kita

yang sesungguhnya

di hadapan Tuhan.


2. Mengenal kebenaran

adalah berkat.

Berpegang teguh kepada

kebenaran memerlukan

tekad yang kuat.


Tidak mudah untuk menjadi

penjaga kuburan Yesus.

Mereka adalah orang-orang

yang punya tanggung jawab besar.

Karena peristiwa Yesus

mati di atas kayu salib

adalah peristiwa nasional,


bukan hanya peristiwa lokal.

Peristiwa ini bahkan sudah meliputi

pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi

dan pemimpin Romawi yaitu Pilatus.


Para penjaga kuburan

adalah orang yang digaji.

Mereka berada di sebuah

otoritas orang yang

menggaji dia.

Seakan-akan ia hanya dan

harus melakukan apa

yang diperintahkan.


Penjaga-penjaga itu

seharusnya adalah orang-orang

yang berbahagia.

Karena sesungguhnya

mereka adalah saksi mata yang

langsung menyaksikan kebangkitan

Tuhan kita Yesus Kristus.


Mereka juga menyaksikan

bagaimana kubur itu terbuka.

Bahkan murid-murid Yesuspun

tidak dapat menyaksikan itu.


Para penjaga itu sebenarnya

sudah menyaksikan sebuah

peristiwa yang tidak akan

dapat disaksikan lagi oleh

mereka dan siapapun di dunia ini.


Peristiwa kebenaran ini

seharusnya merupakan

berkat dalam hidup mereka.

Mereka seharusnya membayar

harga untuk sebuah kebenaran itu.

Mereka harusnya bertekad

untuk menjunjung kebenaran itu.


Ketika mereka menghadap

imam-imam kepala,

di situlah mereka seharusnya

memegang kebenaran

dengan teguh.


Sebagai orang percaya,

kita pasti berbahagia ketika

kita mendengar sebuah

kebenaran dari Firman Tuhan.

Kita pasti berkata,

Luar biasa!

Saya sangat diberkati

melalui Firman Tuhan ini.”


Namun kenyataan

memberitahukan pada kita

bahwa hidup kita tidak berhenti

dengan hanya mendapat berkat

setelah kita mendengar

Firman Tuhan.


Apakah kita berani

memegang teguh kebenaran ?


Di tengah gelombang dunia

dan tawaran dunia ini,

di situlah kesempatan kita

untuk dapat menunjukkan

siapa kita yang sebenarnya.

Kita adalah orang-orang

percaya yang beriman

kepada Yesus Kristus.


Bagaimana denganmu?


3. Dengan menjalani hidup

yang tidak berintegritas,

sesungguhnya kita sedang

menjual diri kita sendiri.


Kita mudah sekali jatuh

ke dalam kehidupan

yang tidak berintegritas.


Kadang kita berpikir

menjalani hidup yang

tidak berintegritas akan

jauh lebih mudah.

Bagaikan bunglon yang

gampang menyesuaikan diri

dengan situasi dan kondisi.


Tidak usah cari masalah dan

tidak mau mendapat kesulitan.

Kalau bisa semuanya

berjalan lancar.


Tetapi bukan saja sekedar

menjual integritas,

sewaktu kita tidak berintegritas

sebenarnya kita sedang

menjual diri.

Itulah yang terjadi pada

para penjaga kuburan.


Para penjaga kuburan

bukan sedang menjual

integritasnya,

tapi mereka sudah

dibeli dengan uang.


Berapa harga dirimu?

Relakah engkau menjual

dirimu sendiri demi

sebuah kebohongan,

tanpa mau memegang

kebenaran?


Sebagai orang-orang percaya,

janganlah kita menjual diri

dengan menjalani hidup

yang tidak berintegritas.


Ketika kita menjual diri

dengan tidak berpegang

pada kebenaran,

sesungguhnya kita sedang

menyangkal Tuhan yang

kita percayai.


Tuhan Yesus sudah dijual

oleh Yudas Iskariot,

karena Yudas hidup dengan

tidak berintegritas.


Janganlah kita menjadi

orang-orang percaya yang

menjual diri kita sendiri,

sehingga kita tidak lagi

berpegang kepada kebenaran.

Pada akhirnya, hidup kita akan

mempermalukan nama Tuhan.


Jubah agama bukanlah yang

dimaksud oleh Yesus.


Tetapi perubahan hatilah

yang Yesus mau kerjakan

dalam hidup kita.


Marilah kita terbuka kepada

karya Tuhan di dalam hati kita.


Doakan dan Renungkan

•Sebagai orang percaya,

apakah hidupmu sudah

mencerminkan keindahan Kristus?


•Di tengah gelombang kehidupan,

dimana "go with the flow"

adalah cara ter-aman

untuk menjalankan hidup,

apakah kau tetap berani

berpegang teguh pada

kebenaran?


•Berdoa agar Tuhan

dapat berkarya dalam hatimu

sehingga hidupmu dapat

selalu mencerminkan

kebenaran yang sejati.


Mari kita terus belajar

dan bertumbuh dalam Kristus