Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Senin, 11 April 2022
Lukas 22:39-46
Di Taman Getsemani
Kristus mati bagi kita orang berdosa untuk melaksanakan misi pendamaian dari Allah, sehingga barang siapa berdamai dengan Kristus, dia berdamai dengan Allah.
Inilah kunci bagi kita untuk boleh menghampiri Tuhan, dengan berkenan kepada Dia dan Tuhan mendengar doa kita.
Apakah kita memiliki kehidupan doa yang sepenuhnya dengan segenap kerinduan kita?
Mungkin bagi kebanyakan orang Kristen berdoa dianggap sebagai aktivitas yang biasa.
Bahkan ketika orang membahasakan tentang berdoa, banyak dari orang Kristen memakai kata-kata seperti ini. “Pak, saya hanya bisa mendoakan.” Atau “Jikalau kamu tidak bisa membantu, setidaknya berdoalah bagi kami.”
Kira-kira apa kesan kita dengan bahasa yang disampaikan seperti ini?
Kesan saya adalah bahwa berdoa bukanlah suatu tindakan yang penting yang dapat kita lakukan, tetapi berdoa menjadi tindakan yang minimalis.
Bagaimana Tuhan Yesus memandang tentang berdoa? Berdoa bukanlah hal yang biasa, meskipun berdoa merupakan hal yang biasa dilakukan oleh Tuhan Yesus.
Berdoa bagi Tuhan Yesus merupakan hal yang paling penting di dalam kehidupan-Nya, ketika Ia dalam masa inkarnasi.
Doa itu sangat menentukan dan mempengaruhi hal-hal yang lain yang dikerjakan.
Tentu apa yang menjadi pengalaman Tuhan Yesus ketika Ia berdoa, itulah yang Tuhan harapkan menjadi pengalaman kita sebagai pengikut Kristus.
Lukas 22:39-46
39 Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia.
40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
41 Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya:
42 "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
43 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
45 Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.
46 Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
Pada titik peralihan dari pelayanan Tuhan Yesus kepada orang banyak dan murid-muridNya, kepada pengorbanan di atas kayu salib, titik ini ditandai dengan doa oleh Tuhan Yesus.
Ketika kita membaca kisah pergumulan doa Tuhan Yesus di bukit Zaitun atau tepatnya di taman Getsemani, akan timbul di pikiran kita yaitu apakah Tuhan Yesus memang tidak mau meminum cawan pahit yang diberikan oleh Bapa?
Apakah memang ada perbedaan antara kehendak Tuhan Yesus dengan kehendak Bapa di sorga?
Kehendak Tuhan Yesus dan kehendak Bapa tidak pernah berbeda, dan itu berulang kali Tuhan katakan di dalam Injil.
Pergumulan yang ada di taman Getsemani merupakan gambaran yang sempurna akan kemanusiaan Yesus Kristus.
Yesus Kristus memang adalah Allah 100%, bahkan ketika Ia berinkarnasi. Namun, ketika Ia berinkarnasi, Ia juga dalam natur manusia 100%.
Tuhan Yesus mati di atas kayu salib sebagai seorang manusia, manusia yang kudus, agar Ia bisa menebus manusia yang berdosa. Ia menjadi sama dengan kita, hanya Ia tidak berdosa.
Sama dalam arti kemanusiaan nya bahwa Ia bisa lapar, haus, letih, tertidur, sedih, dan bersukacita sebagaimana kita.
Pada titik ini, ketika Ia semakin dekat ke atas kayu salib, Ia pun bisa mengalami ketakutan yang luar biasa di dalam menghadapi kayu salib, sebagaimana manusia biasa.
Lukas 22:43-44
43 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
Di dalam Alkitab tidak pernah dicatat bahwa malaikat memberi kekuatan kepada Tuhan, karena siapakah malaikat, sehingga ia lebih kuat daripada Tuhan?
Tuhan tidak perlu dikuatkan oleh malaikat, tetapi di dalam Alkitab ada banyak kali malaikat menguatkan manusia yang takut akan Tuhan.
Yesus Kristus ketika berada di taman Getsemani mengekspresikan kemanusiaan-Nya yang utuh.
Ketakutan yang terbesar terekspresi di ayat 42.
Lukas 22:42
"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
Inilah ketakutan besar yang Yesus alami sebagai manusia, ketika Ia tahu Ia akan disalib.
Bukankah hal ini lumrah terjadi sebagai manusia ketika menghadapi ancaman begitu besar? Ketakutan Tuhan Yesus tidak pernah mengalahkan ketaatan-Nya kepada Bapa di sorga.
Pesan Firman Tuhan pada hari ini :
1. Tuhan Yesus mendorong kita untuk berdoa agar kita sanggup menang menghadapi pencobaan di dalam kehidupan kita.
Ketika Tuhan Yesus masuk ke taman Getsemani, Dia mengajak 3 orang murid-Nya.
Timbullah pertanyaan kita. Apakah Tuhan Yesus perlu sokongan murid-muridNya di dalam Dia mengerjakan misi kayu salib?
Ketika kita membaca bagian ini, Tuhan tidak pernah mengatakan, “Dukunglah saya, karena saya begitu takut!”
Namun, ada ayat yang sangat jelas apa maksud Tuhan Yesus mengajak murid-muridNya ini.
Lukas 22:40
Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
Tuhan Yesus mengajak mereka karena ketika Tuhan Yesus menghadapi ancaman, tindakan kejahatan dan aniaya yang begitu besar, itu akan membentur mentalitas murid-murid Tuhan Yesus.
Itulah mengapa Tuhan Yesus perlu mengajak mereka berdoa, dan mereka melihat bagaimana Tuhan Yesus berdoa.
Tuhan mengajak murid-murid berdoa karena Tuhan mengasihi mereka, karena mereka akan menghadapi pencobaan demi pencobaan yang sulit.
Tuhan mendorong kita. Mengapa Saudara dan saya harus berdoa?
Ketika kita membaca kitab Injil, Yesus banyak sekali berdoa. Berdoa dalam situasi yang berbeda-beda. Itu sebuah teladan.
Yesus datang sebagai manusia, dan Tuhan ingin mengatakan, “Engkau sebagai manusia, engkau perlu banyak waktu untuk berdoa, karena engkau menghadapi pencobaan demi pencobaan.” Sebagaimana Yesus, ketika Ia sebagai manusia juga menghadapi pencobaan demi pencobaan.
Pencobaan itu bukan saja menjatuhkan orang-orang percaya, tetapi pencobaan-pencobaan itu juga menyimpangkan tujuan hidup kita, sehingga kita tidak lagi taat kepada kehendak Tuhan.
Itulah yang menjadi hal yang penting. Teladan ketika Tuhan Yesus berdoa dan khususnya doa di dalam taman Getsemani.
Oleh karena itu, jangan pernah meremehkan doa!
Doa adalah hal yang paling penting dalam hidup kita, karena doa mempengaruhi seluruh sikap, tindakan dan apa yang kita lakukan di dalam hidup kita.
2. Yesus memberikan teladan bahwa menuruti kehendak Tuhan merupakan kerinduan utama ketika kita berdoa, apapun pergumulan yang kita hadapi.
Setiap kita pasti menyetujui bahwa apa yang akan dialami Tuhan Yesus pada titik ini adalah hal yang sangat mengerikan.
Bukan saja Tuhan Yesus akan menghadapi kematian, tetapi Tuhan Yesus akan menghadapi penderitaan dan kesakitan yang luar biasa.
Bukan hanya sakit secara fisik, tetapi sakit secara mental dan batiniah, karena Dia yang adil dan tidak pernah berbuat salah, diadili dengan tuduhan-tuduhan yang menipu, dan dengan tindakan-tindakan yang tidak masuk akal.
Dalam situasi yang seperti ini, Tuhan berkata, “…bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
Apapun yang kita alami, pergumulan dan kesulitan apapun yang kita rasa begitu besar, kita memiliki satu pesan penting hari ini ketika Tuhan berdoa di taman Getsemani.
Kita harus belajar berkata seperti Tuhan, “…bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
Bukan kehendak manusia yang jadi, tetapi kehendak Tuhan yang jadi. Bukan keinginan manusia yang terjadi, tetapi keinginan Bapa yang terjadi.
Bukankah itu yang diajarkan Tuhan dalam doa Bapa kami?
Tuhan mengajarkan, “datanglah kerajaan-Mu,jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”Inilah teladan Tuhan Yesus.
Dia mementingkan kehendak Tuhan daripada kehendak manusia, sebagaimana Dia ajarkan kepada murid-muridNya.
Apa pun konteks yang kita alami, Tuhan Yesus memberitahukan, berdoa bertujuan supaya kita bisa melakukan tujuan Tuhan dalam hidup kita.
Doakan dan renungkan
*"Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
*Berdoa bukanlah hal yang biasa/sepele karena untuk membuka jalan agar doa kita sampai kepada Bapa, Yesus telah berkorban di atas kayu salib.
Biasakan berdoa karena berdoa bukanlah hal biasa