Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan Adalah Gembalaku
Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Rabu, 6 April 2022
Yesaya 15-16
Ucapan Ilahi Terhadap Moab
Kita sebagai orang percaya bukan saja mempunyai relasi yang khusus dengan Tuhan Yesus, tetapi kita juga punya relasi yang khusus dengan orang-orang percaya lain, yang Alkitab katakan sebagai tubuh Kristus, kita adalah saudara seiman.
Dengan demikian, kita tidak berjalan sendiri di tengah dunia ini. Ada saudara-saudara seiman yang saling mendukung satu sama lain, sehingga kita dikuatkan dan boleh terus menjadi berkat.
Pernahkah Saudara mendengar kata “mata gelap”? Kapan seseorang dikatakan bermata gelap? Yaitu ketika seseorang melakukan suatu tindakan tanpa dengan pikiran terang.
Berapa banyak orang di dunia ini telah bertindak dengan mata gelap?
Banyak orang yang bertindak dengan mata gelap, yang pada akhirnya menyesal dengan apa yang mereka perbuat.
Karena apa yang diperbuat adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Namun, karena dilakukan dengan mata gelap, maka dia tidak bisa berpikir dengan baik.
Apakah orang-orang percaya bisa bertindak dengan mata gelap? Bisa saja.
Ketika kita tidak menyadari akan kasih Tuhan kepada kita. Ketika kita tidak menghayati betapa Tuhan mencintai kita dan telah menebus kita dari kebinasaan dalam hidup yang kekal.
Kita bisa menjadi orang Kristen yang tidak bisa berpikir dengan terang, sehingga tindakan-tindakan kita menjadi tindakan yang tidak masuk akal di dalam pandangan iman percaya kita.
Yesaya 15
1 Ucapan ilahi tentang Moab. Sungguh, dalam suatu malam Ar-Moab sudah dirusakkan, dibinasakan;
sungguh, dalam suatu malam Kir-Moab sudah dirusakkan, dibinasakan!
2 Puteri Dibon naik ke bukit-bukit pengorbanan untuk menangis; Moab meratap karena Nebo dan karena Medeba. Di situ semua orang menggundul kepalanya dan memotong janggutnya sebagai tanda berkabung.
3 Di jalan-jalan orang berlilitkan kain kabung, di atas sotoh dan di tanah-tanah lapang sekaliannya meratap, sedang air mata bercucuran.
4 Hesybon dan Eleale meraung-raung, suara mereka kedengaran sampai ke Yahas. Sebab itu orang-orang bersenjata di Moab berseru-seru, jiwanya pun gemetar.
5 Aku berteriak karena Moab, pengungsi-pengungsi sudah sampai ke Zoar, ke Eglat-Selisia. Sungguh, orang mendaki pendakian Luhit sambil menangis; dan di jalan ke Horonaim orang berteriak karena ditimpa bencana.
6 Sungguh, air di Nimrim menjadi kering dan tandus dan rumput sudah kering, rumput muda sudah habis, tidak ada lagi tumbuh-tumbuhan hijau.
7 Sebab itu segala harta yang mereka tumpuk dan segala yang mereka simpan mereka bawa ke seberang sungai Haarabim.
8 Sungguh, teriak itu akan kedengaran di seluruh daerah Moab, ratapnya terdengar sampai ke Eglaim,
bahkan sampai ke Beer-Elim.
9 Sungguh, air Dibon telah penuh dengan darah, tetapi yang menimpa Dibon akan Kutambah lagi, yaitu singa akan menerkam orang-orang yang terluput dari Moab dan yang tersisa di tanah itu.
Yesaya 16
1 Mereka mengirim anak domba kepada pemerintah negeri, dari Sela melalui padang gurun ke gunung puteri Sion.
2 Seperti burung yang lari terbang, dan isi sarang yang diusir, demikianlah anak-anak perempuan Moab
di tempat-tempat penyeberangan sungai Arnon.
3 "Berilah nasihat, pertahankanlah hak, jadilah naungan yang teduh di waktu rembang tengah hari;
sembunyikanlah orang-orang yang terbuang, janganlah khianati orang-orang pelarian!
4 Biarkanlah orang-orang yang terbuang dari Moab menumpang padamu, jadilah tempat persembunyian baginya terhadap si pembinasa! Apabila penggagahan sudah berakhir, pembinasaan sudah lewat dan orang lalim sudah habis lenyap dari negeri,
5 maka suatu takhta akan ditegakkan dalam kasih setia dan di atasnya, dalam kemah Daud, akan duduk senantiasa seorang hakim yang menegakkan keadilan, dan yang segera melakukan kebenaran."
6 Kami telah mendengar tentang keangkuhan Moab, alangkah angkuhnya dia, tentang kecongkakannya, keangkuhannya dan kegemasannya, dan tentang cakap anginnya yang tidak benar.
7 Sebab itu biarlah orang Moab meratap, seorang karena yang lain, biarlah sekaliannya meratap.
Mengingat kue kismis Kir-Hareset biarlah mereka mengaduh dan hancur luluh sama sekali!
8 Sebab kebun-kebun Hesybon dan pohon anggur Sibma telah merana; para penguasa bangsa-bangsa
telah memotong pohon-pohon anggurnya yang terbaik, yang dahulu meluas sampai ke Yaezer
dan merambat ke padang gurun; ranting-rantingnya berserak sampai ke seberang laut.
9 Sebab itu aku turut menangis dengan Yaezer karena pohon anggur Sibma; aku mau membasahi engkau dengan air mataku, hai Hesybon dan Eleale, sebab pada musim kemarau tepat waktu panen
musuhmu menyerbu dengan pekik pertempuran.
10 Telah lenyap sukaria dan sorak-sorak dari kebun buah-buahan; telah menghilang dari kebun-kebun anggur tempik sorak dan sorak-sorai; tiada pengirik anggur di tempat pemerasan, pekik mereka sudah berhenti.
11 Oleh karena itu, seperti kecapi mendengking, begitulah hatiku menjerit melihat keadaan Moab,
dan batinku tergerak melihat keadaan Kir-Heres.
12 Maka sekalipun Moab pergi beribadah dan bersusah payah di atas bukit pengorbanan dan masuk ke tempat kudusnya untuk berdoa, ia tidak akan mencapai apa-apa.
13 Itulah firman yang diucapkan TUHAN tentang Moab pada waktu yang lalu.
14 Maka sekarang TUHAN berfirman: "Dalam tiga tahun, menurut masa kerja prajurit upahan, maka kemuliaan Moab, serta dengan keramaiannya yang besar, akan menjadi kehinaan, dan orang yang tertinggal akan sangat sedikit dan tiada berkuasa."
Bangsa Moab merupakan keturunan dari Lot, keponakan Abraham, sehingga antara bangsa Moab dan bangsa Israel mempunyai relasi yang sangat dekat.
Namun, dari kisah relasi antara kedua bangsa tersebut, bangsa Moab adalah bangsa yang bermata gelap, karena mereka tidak bisa berpikir terang, dan selalu menjadi kesulitan bagi bangsa Israel.
Bangsa Moab bahkan ingin bangsa Israel dikutuk oleh Tuhan. Bangsa Moab selalu berusaha menjadi musuh dari bangsa Israel.
Pesan Firman Tuhan pada hari ini :
1. Marilah kita saling melayani satu dengan yang lain dan kita memenuhi hukum Kristus.
Peristiwa bangsa Moab dan bangsa Israel mengingatkan kepada kita, bahwa kita harus menyadari, kita tidak boleh bermata gelap.
Kita mempunyai saudara-saudara seiman. Orang-orang yang begitu dekat. Orang-orang yang telah ditebus oleh darah Tuhan Yesus. Kita harus belajar melayani satu dengan yang lain.
Yesaya 16:4-5
4 Biarkanlah orang-orang yang terbuang dari Moab menumpang padamu, jadilah tempat persembunyian baginya terhadap si pembinasa! Apabila penggagahan sudah berakhir, pembinasaan sudah lewat dan orang lalim sudah habis lenyap dari negeri,
5 maka suatu takhta akan ditegakkan dalam kasih setia dan di atasnya, dalam kemah Daud, akan duduk senantiasa seorang hakim yang menegakkan keadilan, dan yang segera melakukan kebenaran."
Ini nasihat Firman Tuhan kepada bangsa Moab, supaya bangsa Moab menampung orang-orang Israel yang mengalami kesulitan dalam kehidupannya dan orang-orang yang terbuang, karena bangsa Moab dan bangsa Israel sebenarnya bersaudara.
Namun, apa yang diperbuat oleh orang-orang Moab?
Mereka tidak memedulikannya, dan mereka tidak bersahabat dengan umat Tuhan. Orang-orang Moab pada akhirnya mengalami kebinasaan, karena Tuhan membalaskan apa yang mereka perbuat kepada umat Tuhan.
Sebagai orang percaya, tentulah kita bukan orang-orang yang binasa. Namun, melalui peristawa ini Tuhan mengingatkan kepada kita, jangan kita bermata gelap.
Ingatlah! Engkau dan saya sudah ditebus dengan darah yang mahal, dan ada orang-orang percaya lain yang juga ditebus dengan darah yang mahal.
Kita saudara seiman. Kita harus memenuhi hukum Kristus, yaitu hukum kasih. Mari kita melayani satu sama lain. Yang kuat menanggung yang lemah.
Ketika orang membutuhkan perhatian, kasih, pelayanan kita, kita sungguh-sungguh saling menguatkan.
Mari kita menjadi orang-orang yang siap dan berkata, “Karena Kristus, saya ingin melayani engkau.”
2. Bermurah hatilah karena kita telah menerima kemurahan Tuhan.
Yesaya 16:8-10
8 Sebab kebun-kebun Hesybon dan pohon anggur Sibma telah merana; para penguasa bangsa-bangsa
telah memotong pohon-pohon anggurnya yang terbaik, yang dahulu meluas sampai ke Yaezer
dan merambat ke padang gurun; ranting-rantingnya berserak sampai ke seberang laut.
9 Sebab itu aku turut menangis dengan Yaezer karena pohon anggur Sibma; aku mau membasahi engkau dengan air mataku, hai Hesybon dan Eleale, sebab pada musim kemarau tepat waktu panen
musuhmu menyerbu dengan pekik pertempuran.
10 Telah lenyap sukaria dan sorak-sorak dari kebun buah-buahan; telah menghilang dari kebun-kebun anggur tempik sorak dan sorak-sorai; tiada pengirik anggur di tempat pemerasan, pekik mereka sudah berhenti.
Ketika kita membaca bagian ini, sebetulnya bangsa Moab adalah bangsa yang diberkati Tuhan. Alkitab mengatakan bahwa kebun-kebun anggur mereka adalah yang terbaik.
Namun, bangsa Moab lupa bahwa Tuhan sudah bermurah hati kepada mereka.
Tuhan ingin bangsa Moab menjadi bangsa yang murah hati kepada umat Tuhan, saudaranya sendiri. Namun, bangsa Moab tidak berlaku demikian.
Bagaimana Tuhan membalas kepada Moab segala hal yang mereka perbuat kepada bangsa Israel?
Tuhan merampas seluruh berkat yang Tuhan sudah berikan kepada mereka, sehingga tidak ada sorak sorai dalam panen. Seluruhnya habis.
Seringkali kita bermata gelap karena kita lupa, Tuhan sudah bermurah hati memberikan segala sesuatu kepada kita.
Kita menjadi orang yang selalu menghitung segala apa yang mau kita berikan kepada orang lain. Kita menjadi orang yang tidak murah hati kepada orang lain.
Mari kita belajar murah hati, karena Bapa yang di sorga adalah Bapa yang murah hati.
Berbahagialah orang yang murah hati, karena orang-orang ini akan mendapatkan kemurahan dari Tuhan.
Kita murah hati, bukan karena kita mampu, tetapi karena Tuhan telah memberikan segala sesuatu dengan murah hati kepada kita.
Mari belajar bermurah hati sebagaimana dorongan Tuhan kepada bangsa Moab, supaya bangsa Moab berbuat kebaikan kepada umat Tuhan karena mereka sudah diberkati.
Marilah kita menjadi berkat, karena kita sudah mengalami kemurahan Tuhan.
Doakan dan renungkan.
*Berbahagialah orang yang murah hati, karena akan mendapatkan kemurahan dari Tuhan.
*Murah hati, bukan karena mampu, tetapi karena Tuhan telah memberikan segala sesuatu dengan murahnya.
Menjadi kaya dalam kemurahan