Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Senin, 01 November 2021

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Senin, 1 November 2021


Yohanes 11:45-57

Persepakatan untuk Membunuh Yesus.


Kita tahu Tuhan itu baik dan kita mengalami kebaikan-Nya setiap hari.


Bagaimana kita meresponi akan kebaikan Tuhan ini?


Orang sering berkata bahwa jika ia diperlakukan baik oleh orang lain, maka ia akan juga melakukan yang baik kepada orang lain.


Apakah betul senantiasa demikian?


Ternyata tidak juga.


Kita banyak menyaksikan ada orang-orang yang diperlakukan dengan baik, tetapi orang itu tidak memperlakukan orang lain dengan baik.


Ternyata respons kita terhadap apa yang di luar dari diri kita tidak tergantung dari bagaimana yang luar itu memperlakukan kita, tetapi sangat tergantung pada apa yang terjadi di dalam diri dan batin kita sendiri.


Hal ini juga terjadi kepada Tuhan Yesus. Dari zaman ke zaman berapa banyak orang melecehkan Tuhan Yesus.


Apakah mereka pernah mengalami perlakuan tidak baik dari Tuhan Yesus? Tidak pernah Tuhan Yesus berbuat yang tidak baik kepada mereka.


Hal ini sebenarnya sudah terjadi 2.000 tahun yang lalu, bagaimana orang-orang Yahudi memperlakukan Tuhan Yesus, yang tidak berbuat kesalahan atau kejahatan sama sekali.


Yohanes 11:45-57


45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.


46 Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu.


47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat.


48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita."


49 Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa,


50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa."


51 Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu,


52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.


53 Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.


54 Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya.


55 Pada waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu.


56 Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?"


57 Sementara itu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi telah memberikan perintah supaya setiap orang yang tahu di mana Dia berada memberitahukannya, agar mereka dapat menangkap Dia.


Melihat perbuatan Tuhan Yesus dengan mujizat-Nya secara khusus membangkitkan Lazarus yang telah mati, banyak orang-orang yang percaya kepada Yesus namun ada juga yang melaporkan peristiwa ini kepada pemimpin agama Yahudi.


Kita melihat bagaimana respons para pemimpin agama itu.


Ternyata responsnya adalah"Apakah yang harus kita buat?


Sebab orang itu (Yesus) membuat banyak mujizat.”Bukankah itu sebuah respons yang tidak cocok dengan apa yang terjadi?


Pesan Firman Tuhan pada hari ini:


1.Ketika kita mempunyai kepentingan yang berpusat pada diri kita sendiri, maka kebenaran Firman Tuhan tidak lagi menjadi dasar pengambilan keputusan.


Yohanes 11:45-48

45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.


46 Tetapi ada yang pergi kepada orang-orang Farisi dan menceriterakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu.


47 Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: "Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat.


48 Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita."


Orang-orang Yahudi terpecah menjadi dua ketika mereka melihat mujizat Yesus.


Sebagian percaya kepada Yesus, tetapi sebagian melapor kepada pemimpin agama.


Yang sangat mengherankan adalah pemimpin agama justru memikirkan apa yang harus mereka perbuat terhadap Tuhan Yesus, karena Yesus membuat banyak mujizat.


Mereka bukannya terpukau dengan mujizat Tuhan Yesus, tetapi mereka memikirkan bagaimana meredam Tuhan Yesus supaya Dia tidak berbuat lagi, atau bahkan mereka berbuat sesuatu yaitu dengan membunuh-Nya.


Apa yang menjadi respons dari pemimpin agama merupakan sesuatu yang tidak lumrah, karena mereka mempunyai Kitab Suci dan mereka adalah orang-orang yang menantikan Mesias.


Mereka tahu ketika Mesias datang, Mesias akan membuat banyak mujizat melampaui siapapun di dunia ini.


Ketika mereka melihat Yesus melakukan banyak mujizat, mereka tidak kembali dan meneliti kembali Kitab Suci.


Mereka mengabaikan Kitab Suci, karena kepentingan mereka di atas Kitab Suci. Kita perlu membaca Alkitab.


Kita perlu merenungkan dan mengingat-ingat Firman Tuhan, namun Firman Tuhan menjadi tersingkirkan ketika kepentingan kita jauh di atas kebenaran Firman Tuhan.


Saudara dan saya tidak akan hidup sesuai Firman Tuhan jikalau kita tidak belajar menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus.


Seluruh apa yang kita tahu dari Firman Tuhan menjadi sia-sia karena yang selalu kita tinggikan dan utamakan adalah kepentingan-kepentingan diri kita sendiri, sehingga kita menyingkirkan kebenaran.


Sikap pemimpin agama menjadi pelajaran bagi kita. Mereka punya Kitab Suci namun mereka tidak mengenal Mesias.


Itu karena mereka hanya mencari kepentingan mereka sendiri, bukan mencari apa yang Allah kehendaki supaya mereka percaya Yesus Kristus, Sang Mesias itu.


Firman Tuhan diberikan kepada kita oleh Tuhan supaya kita mengenal Yesus dalam hidup kita, dan kita menyangkal diri kita, memikul salib dan taat mengikuti Dia.


Disitulah kita semakin hari semakin serupa dengan Dia.


2.Yesus Kristus mengorbankan diri-Nya bagi keselamatan manusia, namun manusia cenderung mengorbankan orang lain untuk kepentingannya sendiri.


Yohanes 11:49-53

49 Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa,


50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa."


51 Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu,


52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.


53 Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.


Apa yang dikatakan oleh Kayafas sebagai Imam Besar adalah sesuatu yang dia prediksi dan ada sesuatu yang dia tidak prediksi.


Yang dia tidak prediksi adalah apa yang dikatakan dia itu adalah rencana Allah, sehingga apa yang dikatakan Kayafas oleh Firman Tuhan ini merupakan nubuat dari seorang Imam Besar.


Yesus memang harus mati bagi manusia.


Lebih berguna ketika Yesus mati karena dosa manusia ditanggung oleh-Nya.


Tetapi yang diprediksi oleh Kayafas adalah niat hatinya, yaitu hendak menangkap, membunuh dan membinasakan Yesus karena Yesus menjadi sebuah gangguan bagi dirinya juga termasuk bagi masyarakat Yahudi pada masa itu.


Firman ini memberitahukan kepada kita bahwa karena kepentingannya sendiri, manusia rela mengorbankan orang lain supaya kepentingannya tidak dirampas oleh orang lain, namun berbeda dengan Yesus Kristus.


Dia rela mengorbankan diri-Nya demi kepentingan orang lain, yaitu kepentingan kita.


Berapa banyak orang di dunia ini lebih percaya kepada orang-orang yang rela mengorbankan orang lain demi kepentingan sendiri dan orang-orang seperti ini banyak pengikutnya?


Mari kita mengikut Yesus. Dia rela mengorbankan diri-Nya, menderita di atas kayu salib demi kepentingan kita, bukan kepentingan-Nya.


Supaya kita yang di bawah murka Allah, mendapat kasih karunia, sehingga kita menjadi anak-anak yang dikasihi-Nya.


Bijaksanalah kita ketika kita datang mengikut Yesus karena Dia tidak mencari kepentingan-Nya sendiri, justru Dia mati untuk menanggung dosa kita. Mari datang kepada-Nya!


Doakan dan renungkan:

*Pada saat Saudara memutuskan sesuatu, apa yang menjadi dasar pemutusan tersebut?


*Ketika kita memiliki kepentingan yang berpusat pada diri sendiri, maka kebenaran firman Tuhan tidak lagi menjadi dasar pengambilan keputusan.


Kepentingan pribadi sering membutakan mata hati