Audio Stream
00 : 00 : 00
Tuhan adalah Gembalaku
Tuhan Adalah Gembalaku
RENUNGAN HARIAN
GKY MANGGA BESAR
Rabu, 20 Oktober 2021
Yohanes 9:1-7
Orang yang Buta Sejak Lahirnya.
Kehidupan kita tidak selalu berjalan dengan mulus.
Kadang ada saja yang menghalangi, ada saja kesulitan, bahkan mungkin penderitaan, namun kita bersyukur kepada Tuhan.
Ketika mata rohani kita dicelikkan, kita bisa melihat bahwa segala sesuatu itu di dalam perspektif dari sorga.
Meskipun situasi dan kondisi sepertinya tidak baik, kita tetap bisa melihat bahwa Tuhan bekerja mendatangkan kebaikan bagi hidup kita.
Ini berkat yang luar biasa yang kita terima sebagai orang percaya.
Tidak mudah bagi manusia untuk melihat sesuatu yang tidak sebagaimana biasanya, misalnya melihat manusia di dalam kelemahan dan kegagalannya, atau melihat konteks bencana yang dialami.
Seringkali manusia tidak bisa terima semuanya itu. Misalnya ketika bencana terjadi, maka manusia bertanya, “Mengapa hal itu terjadi?”
Atau ketika orang mempunyai kelemahan tertentu, adakalanya manusia langsung menghakimi dan berkata, “Ini tidak adil!” Apakah betul tidak adil? Karena Allah tidak pernah tidak adil.
Bagaimanakah sepatutnya kita melihat semuanya itu?
Yohanes 9:1-7
1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
Orang-orang Yahudi pada masa itu memiliki pemahaman, bahwa ketika seseorang dilahirkan dengan disabilitas misalnya buta atau lumpuh, maka mereka mengatakan bahwa kemungkinan orang ini atau orang tuanya berdosa sehingga ia mengalami hal seperti itu.
Tidak heran murid-murid bertanya kepada Tuhan Yesus tentang orang buta sejak lahir dengan pertanyaan seperti itu. “Siapakah yang berdosa, orang ini atau orang tuanya?”
Bukankah seringkali ketika kita melihat sesuatu yang bagi kita tidak baik, kita mengaitkan atau menyimpulkan sebagaimana orang-orang Yahudi pada zaman itu?
Atau kita katakan bahwa orang ini dikutuk atau dibenci oleh Allah dan sebagainya?
Pesan Firman Tuhan pada hari ini:
1.Tuhan dapat menyatakan kemuliaan-Nya di dalam kelemahan kita melalui pekerjaan-Nya.
Yohanes 9:1-3
1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
Kelemahan, kegagalan atau disabilitas seseorang tidak menunjukkan bahwa Allah membenci atau mengutuk dia, tetapi Allah bisa memakai seluruh kelemahan manusia untuk menyatakan kemuliaan-Nya.
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah adalah untuk merefleksikan kemuliaan Allah termasuk dalam keterbatasan ciptaan-Nya termasuk manusia.
Ketika seseorang mengalami sesuatu yang kita anggap tidak lazim terkait dengan kelemahan, kita bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan bisa menyatakan kemuliaan-Nya melalui kehidupan orang itu.
Kita bisa menyaksikan orang-orang tertentu yang kita anggap tidak bisa berbuat yang sebegitu baik karena keterbatasannya, namun dia bisa menunjukkan kalau dia bisa melakukannya bahkan lebih baik daripada orang-orang pada umumnya.
Disitulah Tuhan mau memberitahukan kepada kita bahwa kelemahan manusia bukanlah kegagalan.
Kelemahan manusia dapat menunjukkan kemuliaan Tuhan supaya manusia yang merasa dirinya baik harus introspeksi diri dan menyadari ada Tuhan yang melampaui dirinya sehingga dia boleh percaya pada-Nya.
Apapun yang kita alami dalam hidup kita ingatlah satu hal, Tuhan ingin memakai hidup kita untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Izinkanlah Dia bekerja dalam hidup kita!
2.Allah memberikan kesempatan bagi kita agar kita mengerjakan pekerjaan-Nya di dalam Kristus.
Yohanes 9:4-5
4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.
5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
Allah sanggup bekerja dengan tanpa kita.
Namun dalam Firman Allah, dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, kita mengenal Allah adalah Allah yang begitu murah hati sehingga Dia ingin melibatkan kita di dalam pekerjaan-Nya.
Tentu bukan karena kekuatan dan kuasa kita, tetapi Dia bekerja melalui kita, sehingga dengan demikian kita bisa melihat dan mengenal siapa Dia.
Tuhan ingin kita memiliki kesediaan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan dan Tuhan bekerja melalui diri kita.
Apa yang terjadi pada orang buta itu sehingga dia bisa melek kembali? Itu pekerjaan Allah dan memuliakan Allah.
Tuhan bisa memakai kita menjadi berkat bagi orang lain yang merupakan pekerjaan Allah di dalam kehidupan orang lain.
Ketika Saudara dan saya mengambil kesempatan itu, kita akan menyaksikan betapa heran, luar biasa dan ajaib Tuhan kita, yang bisa memakai kita yang penuh kekurangan, untuk boleh menyatakan keindahan dan kemuliaan Tuhan.
Oleh karena itu, selama masih siang, mari kita merelakan diri kita dipakai oleh Tuhan.
Tuhan dapat bekerja Sendiri, tanpa kita, tapi Dia mau memakai kita supaya kita semakin mengenal Dia.
Renungkan dan doakan:
*Pernahkah Saudara mendengar orang menghubung-hubungkan keadaan/kejadian buruk sebagai
hukuman dari Tuhan?
*Sesungguhnya dalam banyak hal Tuhan menggunakan keadaan/kejadian buruk untuk menyatakan kemuliaanNya.
Jangan Bertanya Salah Siapa, Tanyalah,”Apa Rencana Allah?”