Login

Daftar

All Episode

Audio Stream

Podcast
Lagu Indonesia
Podcast
Lagu Mandarin

00 : 00 : 00

Back

TAG

Renungan Harian
GKY Mangga Besar

Kamis, 14 Oktober 2021

Tuhan adalah Gembalaku

Tuhan Adalah Gembalaku

RENUNGAN HARIAN

GKY MANGGA BESAR

Kamis, 14 October 2021


Yohanes 7:53 – 8:11

Perempuan Yang Berzinah


Alkitab mengatakan berbahagialah orang yang diampuni dosanya, yang pelanggarannya ditutupi, yang kesalahannya tidak di ingat-ingat, pernahkah Saudara merenungkan kalimat yang sangat indah ini?


Pernahkah Anda mengalami pengampunan dari orang lain ketika Anda bersalah? Apa yang Anda rasakan ketika dia mengampuni Anda?


Kadang Anda merasa biasa saja karena kesalahan tersebut peristiwa kecil yang tidak beresiko, dia maafkan, Anda berterima kasih.


Tapi berbeda ketika Anda berbuat salah dan mendapatkan konsekuensi fatal, jika orang tersebut tidak mengampuni maka hidup Anda akan berbeda menjadi fatal/sangat tidak baik.


Pada saat seperti itu Anda bergumul dengan air mata. Ketika orang itu berkata, “Saya ampuni dan tidak menuntut, kamu bebas.” Bagaimana perasaan Anda? Saya percaya Anda akan bersyukur kepada Tuhan.


Kecenderungan manusia lebih menghakimi dan menuntut daripada mengampuni dan memberi, bagaimana kehidupan kita sebagai orang percaya?


Mari kita baca Firman Tuhan dariYohanes 7:53 – 8:11


53Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,


1tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun.


2Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.


3Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.


4Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.


5Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"


6Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.


7Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."


8Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.


9Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.


10Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"


11Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."


Peristiwa yang kita baca adalah peristiwa yang keterlaluan, bagaimana tidak?


Pertama, mereka berkata bahwa mereka menangkap basah seorang perempuan berzinah, namun yang mereka bawa hanya seorang perempuan, tidak ada laki-lakinya.


Kedua, mereka menangkap perempuan ini semata-mata untuk mencobai Yesus bukan karena mereka peduli hukum Musa atau kehidupan kudus tapi mereka melakukannya untuk membenarkan diri mereka.


Berapa banyak manusia hari ini berbuat sama seperti ini?


Berbicara atas nama keadilan tetapi sesungguhnya mereka sedang berlaku tidak adil, atas nama kebenaran tetapi sesungguhnya mereka hidup dengan tidak benar.


Apakah pesan Firman Tuhan yang kita bisa dapatkan dari bagian ini?


1.Ketika kita mendapatkan orang lain berbuat salah, kita harus selalu menyadari bahwa kitapun tidak luput dari kesalahan, agar kita bijak dalam bersikap.


Firman Tuhan berkata dipasal 8:7:

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."


Yesus tidak cepat menanggapi permintaan pemimpin agama, tapi mereka terus mendesak bahwa perempuan tersebut patut dihukum.


Apa yang mereka lakukan adalah mencobai Tuhan Yesus dimana Dia menjawab iya, salah, tidak pun salah.


Kalau Yesus berkata “iya, dia harus dihukum”, maka Yesus melanggar ketentuan pemerintahan Romawi, karena hak untuk menghukum mati orang hanya ada di pemerintah Romawi.


Tetapi jika Yesus mengatakan,” Tidak”, maka pemimpin agama akan mengekspos Yesus sebagai orang yang melawan hukum Taurat.


Posisi Tuhan Yesus saat itu sangat sulit, dan ketika orang-orang Yahudi ini memaksa Yesus untuk menjawab, inilah jawaban Tuhan Yesus, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."


Jawaban sangat dalam, sampai ke lubuk hati orang-orang yang mendengar hari itu dan menyapa hati kita hari ini.


Alkitab menceritakan satu demi satu pemimpin agama meninggalkan perempuan itu mulai dari yang tertua, sehingga tinggal Yesus dan perempuan itu tinggal ditempat.


Tuhan memberitahukan, ketika engkau melihat seorang bersalah, mari lihatlah dirimu, janganlah engkau cepat menunjuk, cepat menghakimi, cepat menghukum.


Lihat dirimu, engkau pun tidak luput daripada kesalahan, ketika engkau bertindak seperti itu maka engkau menjadi orang yang bijaksana dalam hidup ini.


Tuhan mengasihi kita, Tuhan ingin kita mengasihi orang lain; Tuhan mengampuni kita, Tuhan ingin kita mengampuni orang lain; Tuhan tidak menghakimi kita, Tuhan ingin kita tidak menghakimi orang lain.


Biarlah kita menjadi orang yang tahu menuntut diri daripada menuntut orang lain, yang tahu nilai diri daripada menilai orang lain, tetapi lebih murah hati kepada orang lain karena kita juga mengalami kemurahan daripada Tuhan.


Alkitab mengatakan hendaklah kamu murah hati karena Bapa-mu di surga juga murah hati, mari jangan terlalu cepat menghakimi orang lain, tapi lebih cepat periksa diri kita, mari kita hidup bijaksana ditengah dunia ini.


2. Tuhan Yesus mengampuni dan pesan-Nya adalah, “Jangan lagi berbuat dosa mulai dari sekarang”.


Alkitab berkata begini di ayat 10-11:

10Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"


11Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."


Mungkin ada pertanyaan menggelitik kita, apakah perzinahan perempuan ini dianggap remeh oleh Tuhan Yesus? Dianggap dosa yang sepele? Bisa begitu saja diampuni?


Tentu tidak, namun yang Tuhan ingini adalah bukan menghukum mati dia, Tuhan ingin hidupnya berubah yang tadinya bagi dosa, kemudian hidup bagi kebenaran.


Bukankah itu esensi dari Firman Allah yang Tuhan berikan kepada kita?


Tuhan bukan senang menghukum orang berdosa tapi Tuhan senang menyelamatkan orang berdosa, Tuhan Yesus berkata,”Akupun tidak menghukum engkau, Aku mengampuni engkau”, namun kalimat penting berikutnya adalah “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."


Pengampunan yang Tuhan berikan bukan pengampunan murahan, tetapi pengampunan yang sangat bernilai.


Ketika sadar mendapatkan anugerah dari Tuhan, dia menghargai hidupnya, dia menghargai kebaikan Tuhan, dia menghargai kekudusan, dia menghargai kebenaran dan dia menjadi benci akan dosa.


Itulah pengampunan sangat berharga yang Tuhan Yesus berikan kepada kita, pengampunan begitu mahal dan sangat mahal karena Anda dan saya tidak bisa diampuni begitu saja, harus ada korban diatas kayu salib, Yesus Kristus.


Anda dan saya tahu pengampunan begitu berharga dan pengampunan yang Tuhan berikan kepada kita bukan sekedar menghilangkan dosa kita, tetapi supaya hidup kita berubah.


Hidupmu berharga, hidupmu bagi Tuhan tidak dikungkung oleh dosa.


Kasih Tuhan begitu indah bagi kita mari kita menghidupinya sebagai orang-orang percaya: mencintai kebenaran, mencintai kekudusan, berdekat kepada Tuhan dan penuh kasih kepada orang lain.


Doakan dan renungkan:

*Pernahkah Saudara melakukan suatu kesalahan luar biasa, yang berdampak fatal dan menakutkan? Apa keinginan terbesar Saudara pada saat itu? Diampuni?


*Yesus pernah berkata,"Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."


Berterima kasihlah dengan hidup dalam pertobatan.